Menyucikan Jiwa
Saudara-saudaraku anggota milis dzikrullah, ... sementara
ini, saya anggap Saudara semua sudah mengerti tetang
dasar-dasar agama, ... persoalan-persolan furuiyah
(khilafiyah/perbedaan pendapat) mari kita kesampingkan dulu,
... kita hadapkan hati kita dan wajah kita ke hadirat Allah
dengan penuh tawaddhu' dan rasa ihsan. Seandainya kebetulan
saudara adalah seorang yang mahir tentang agama sementara
yang lain kurang dalam hal pengetahuan agama. Bisakah
kiranya kita mencontoh Sayyidina Bilal bin Rabah seorang
budak berkulit hitam dan Sayyidina Salman Al Farisi yang
intelektualnya diacungi jempol oleh Rasulullah. Dimana
keduanya sangat mencolok mata dari segi fisik dan derajat
dimata manusia, namun keduanya duduk sama derajatnya di
hadapan Allah tanpa melihat dia sebagai apa. Merekalah
contoh orang yang mendapatkan petunjuk dan rasa iman yang
tinggi serta kemakrifatan akan Tuhannya.
Saya mengingatkan kembali bahwa setiap tulisan saya,
adalah bertujuan mengajak bersama-sama menelusuri kajian "
Dzauq" atau kedalaman rasa iman, yang bahkan Rasulullah
menyebutnya sebagai " halawatul iman" (manisnya iman)
Kajian pada bab-bab sebelumnya sudah saya jelaskan secara
singkat mengenai syariat, etika Islam, dan hakikat manusia,
dimana didalamnya tercantum persoalan dasar untuk menelusuri
jalan Allah. Kita tinggal menjalaninya dengan perlahan dan
sungguh-sungguh!!
Yang pertama sekali kita perhatikan adalah sosok "JIWA"
Allah berfirman:
"Demi jiwa dan Dia yang menyempurnakannya dan
memperkenalkannya kepadanya keburukannya dan kebaikannya.
Sungguh beruntung orang yang dapat mensucikan jiwa itu, dan
merugilah orang yang mengotorkannya (Qs 91: 7-10)
Ketahuilah bahwa jiwa adalah musuh dengan wajah seorang
teman. Kekejaman dan daya tipunya tidak ada habisnya.
Menolak kejahatannya dan menaklukkannya merupakan tugas yang
paling penting, karena jiwa adalah musuh yang paling buruk
lebih buruk dari setan dan kaum kafir ...
Untuk melatih jiwa dan membawanya kembali kepada keadaan
yang sejahtera dan membuatnya meningkat dari sifat menguasai
kejahatan menuju tingkat berdamai dengan Allah merupakan
tugas besar. Puncak kebahagiaan manusia terletak pada
penyucian jiwa. Sementara puncak kesengsaraan manusia
terletak pada tindakan membiarkan jiwa mengalir sesuai
dengan tabiat alamiah. Itulah sebabnya Allah befirman:
"Sungguh beruntung orang yang membersihkan
jiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya ..."
Alasannya karena penyucian jiwa dan latihan jiwa
mengakibatkan dikenalnya jiwa, dan pengenalan jiwa
menimbulkan pengetahuan akan Tuhan, sebab barang siapa yang
mengenal jiwanya sendiri akan mengenal Tuhannya.
Pembersihan dari kotoran yang melekat pada jiwa, adalah
salah satu fokus kita kali ini, sehingga kita benar-benar
bisa merasakan bagaimana rasanya hati kita menjadi bening
dan nyaman. Jiwa menjadi tenang dan akan mendapat sapaan
Allah seperti dalam ayat-Nya:
"Wahai jiwa yang tenang datanglah kehadirat
Tuhanmu dengan keadaan ridho dan diridhai" (Qs Al Fajr 27-28
)
Jiwa yang seperti inilah yang kita tuju. dan tentunya
dengan niat dan perjuangan yang sungguh-sungguh.
Membuka Jalur Komunikasi Kepada Allah
Rasulullah pernah berwasiat kepada Sayyidina Muadz bin
Jabal tentang bacaan doa yang didawamkan " Ya Allah, ajarkan
aku tentang ingat (dzikir) kepada Engkau, dan syukur serta
ajarkan kekhusyu'an dalam beribadah kepada-Mu"
Wasiat diatas merupakan pintu untuk membuka jalur
komunikasi kepada Allah dimana ada hal-hal yang manusia
tidak mampu mendialogkan kepada orang lain atau manusia
tidak bisa menunjuki jalan yang diinginkan. seperti yang
tercantum dalam do'a Sayyidina Muadz bin Jabal diatas, hanya
kepada Allah-lah kita meminta pertolongan dan petunjuk. (Qs
1:)
Komunikasi adalah melakukan dialog langsung secara lugu
dan polos sesuai dengan keadaan hati kita, tidak perlu
bergaya-gaya dihadapan Allah apalagi dilagu-lagukan. Cukup
diam dengan rasa rendah hati (tawadhu'), dan menjaga
kesopanan dihadapan Allah, serta rasakan bahwa Allah sedang
berada sangat dekat bahkan lebih dekat dari urat leher kita.
Panggillah Asma-Nya yang baik-baik ... Ya Allah...Ya Allah
... Ya Allah berulang-ulang dengan menghadirkan hati serta
kerinduan yang dalam. Hal tersebut selalu harus terus Anda
lakukan setiap habis melakukan shalat. Kemudian kalau ada
kesempatan waktu lakukanlah dialog-dialog dimana saja berada
karena Allah ada dimana saja anda berada.
Kalau seandainya tiba-tiba anda menangis ketika berdzikir
atau bahkan ketika shalat ... hal tersebut tidak perlu
dirisaukan karena al Quran telah menjamin dan akan
membimbing perjalanan kita ... mudah-mudahan anda
mendapatkan karunia dari Allah swt. Amin (Buka surat Maryam
ayat 58)
Didalam tafakkur kita sebaiknya tetap berbekal ilmu
syariat, bahwa Allah bukan laki-laki juga bukan wanita atau
tidak bisa dibayangkan dan disamakan dengan makhluqnya.
Mulailah setiap melakukan dialog dengan didahului
membaca:
- Bismillahirrahmanirrahim...
- Dua kalimat syahadat
- Shalawat kepada Rasulullah
Bisa dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, maupun
berbaring ...(Annisa: 103) Hubungkan hati kita, perasaan
kita, dan coba timbulkan rasa rindu dan cinta kepada Allah.
panggil Asma-Nya berulang-ulang (tanpa menghitung-hitung
jumlahnya) dengan suara hati yang dalam ... lakukan dengan
sungguh-sungguh sehingga terasa ada sambutan yang menyeruak
dalam kalbu kita ... rasakan kedamaian dan keheningan yang
sejuk didada ... sebut terus Ya Allah ...Ya Allah ... Ya
Allah ... dan kuatkan hati kita tetap berpegang kepada
tauhid hanya Allah tujuan kita, hunjamkan sampai kedalam
lubuk hati yang dalam ... sehingga akan ada bimbingan
didalam hati kita untuk selalu ingat Allah ... hati kita
akan bergerak terus seakan-akan tidak mau diajak untuk
berhenti ... terkadang ucapan dzikirnya berubah dengan
sendirinya ... ya Allah ... ya Allah berganti la ilaha
illallah ...dan seterusnya ...
Tubuh akan semakin ringan dan pasrah ... hati menjadi
lebih tenang dan terang benderang ... rasanya sejuk dan
nyaman yang akan mengakibatkan hati menjadi lunak dan mudah
terkendali.
Keadaan tubuh kadang semakin berat dirasa ... getaran
jiwa semakin kuat dan ... emosi jiwa semakin tidak bisa
dibendung, rasanya ingin sekali berteriak sekeras-kerasnya
untuk mengungkapkan rasa kerinduan yang dalam kepada Allah
...
Saat itulah kita pasrahkan seluruh jiwa raga kita dengan
ikhlash ... sehingga Allah akan berkehendak membimbing
sholat ... membimbing ruku' dan membimbing hati kita untuk
bersabar ... (lihat surat Azzumar 22-23)
"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah
hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya
dari Allah (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu
hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan
yang nyata."
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu)
Al Qur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di
waktu mengingat Allah, itulah petunjuk Allah ...
Sebelum saya lanjutkan pada bab-bab berikutnya ...
sebaiknya semua pembaca mengulangi sekali lagi membaca
artikel saya tentang bab syariat, bab etika Islam, dan
hakikat manusia ... karena disanalah dasar-dasar hukum yang
saya tulis untuk bekal menuju kehadhirat Allah Swt.
Dan kali ini saya menepati janji saya untuk mengungkapkan
praktek dalam tazkiyyatunnafs (pembersihan jiwa). sebab pada
intinya "JIWA" lah yang menjadi penyebab kerusakan manusia
..., dan pada jiwa pula manusia menjadi tinggi derajadnya
disisi Allah ... sedang kebersihan jiwa hanya bisa ditempuh
dengan jalan mengingat Allah (Dzikrullah) secara terus
menerus ... serta ... berusaha keras menghadap untuk
berbakti kepada Allah kemudian berpaling dari kemauan
syahwat itulah yang membersihkan dan menjernihkan hati.
Secara luas, al Qur'an menggambarkan sebagai fokus dari
apa yang membuat seorang manusia menjadi manusiawi, pusat
dari kepribadian manusia. Dan karena manusia terikat erat
dengan Allah, pusat ini merupakan tempat dimana mereka
bertemu Tuhan. Pertemuan ini merupakan dimensi kognitif dan
juga dimensi moral.
Karena hati merupakan pusat sejati dari seorang manusia.
Tuhan menaruh perhatian khusus padanya dan kurang begitu
memperhatikan amalan-amalan aktual yang dilakukan
orang-orang "Tidak ada celanya jika kamu berbuat salah,
kecuali jika hatimu menyengaja" (Qs 33:5)
"Tuhan tidak akan menghukummu karena sumpah
yang tidak disengaja, akan tetapi Tuhan akan menghukummu
karena sumpah yang disengaja oleh hatimu. Dan Tuhan maha
pengampun lagi maha penyantun (Qs 2:225)
Dan sebuah Hadist menyatakan bahwa
"Allah tidak melihat badanmu atau bentukmu,
melainkan kedalam hatimu"
Karena hati adalah tempat yang dilihat Tuhan, ia
merupakan kunci menuju kemunafikan, watak yang paling buruk
dalam pandangan muslim.
"Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu (Qs
33:51)
Hati adalah tempat dimana Tuhan mengungkapkan diri-Nya
sendiri kepada manusia . Kehadiran-Nya terasa didalam hati,
dan wahyu diturunkan kedalam hati para Nabi .
"(Jibril) menurunkan wahyu kedalam hati
nurani mu dengan izin Tuhanmu, membenarkan wahyu sebelumnya,
...(Qs 2:97)
Selanjutnya persoalan hati akan saya bahas secara khusus
pada kesempatan yang akan datang ... insya Allah. Selamat
mencoba ...
From: Cak Sangkan <patrap1@yahoo.com>
Date: Tue Dec 21, 1999 6:40am
Subject: PENYUCIAN JIWA
|