Ketika Hening Merebak di Oscodar
(Oscodar, 10 Agustus 1985)
Jika seseorang meneruskan pendakiannya ke lembah Bosfor
menuju ketinggian yang cukup dekat Oscodar, maka ia akan
melihat suatu bangunan yang indah, rumah ibadah para darwisy
dari Uzbekistan, pengikut tarekat Naqsyabandiyah. Tarekat
para darwisy dari Asia Tengah ini dideskripsikan dengan baik
oleh Prof. Dr. Anne Mary Schimmel dalam bukunya
Dimensi-dimensi Tasawuf dalam Islam.
Pada saat ini, rumah ibadah itu adalah milik wakaf yang
diurus oleh para ketua syekh tarekat Naqsyabandiyah yang
menamakan diri sebagai "keluarga Uzbek".
Rumah ibadah ini selalu mengalami renovasi. Di sampingnya
terdapat tempat menginap untuk laki-laki dan untuk perempuan
--yang masing-masing terpisah. Masjid kecil, dapur yang
luas, halaman yang bernuansa romantis dengan mata air serta
telaga, dan kuburan para darwisy yang luas menyemarakkan
perkampungan ini.
Menurutku, tidak ada tempat yang sedamai, dan setenang
tempat ini. Kehadiran kita di sana dapat menimbulkan
kontemplasi. Sebab, tempat ini sangat jauh dari kebisingan
dunia. Ia berdiri sendirian di luar batas waktu.
Jiwaku melayang-layang merenungkan bahwa suasana yang
penuh kedamaian ini adalah penjelmaan doa seorang muslim
ketika berjumpa dengan saudaranya sesama muslim yang
terkandung dalam sapaan, "Assalamu'alaikum."
(sebelum,
sesudah)
|