|
Pandanganku, Pandanganmu (Tanpa
Malu-malu)
(Brussel, 29 November 1985)
Selama sepekan, dua majalah Time (edisi 20 Desember 1985)
dan Frankfurt Zeitung, disingkat "FZ" (edisi 30) memuat
fenomena penduduk kaum Hasidy [10] di Brooklyn
(Time) dan Distrik Miacharim, Palestina (Frankfurt
Zeitung).
Kedua majalah itu melukiskan bagaimana fundamentalis
Yahudi Ortodoks yang berasal dari Eropa Timur ini
menjalankan ibadah ritual dan tradisi mereka dengan ketat
sampai ke hal-hal kecil, seperti makanan dan pakaian wanita.
Juga dilukiskan masalah pemisahan antara wanita dan pria
ketika melaksanakan ritual keagamaan dan perayaan-perayaan
keluarga, seperti pesta perkawinan. Kedua majalah itu juga
memaparkan metode kekakuan mereka dalam mempelajari Taurat
dan Talmud, dalam kerangka pemahaman yang mirip dengan
konsep taklid buta. Dipaparkan juga fenomena-fenomena
fanatisme dan skeptisisme dalam membela gaya hidup mereka
yang ortodoks, terutama menyangkut tradisi hari Sabtu.
Yang menarik perhatian dari tiap tema-tema di atas adalah
sikap simpatik kedua majalah ini dalam mengomentari sikap
hidup mereka. FZ menyebutnya sebagai kekuatan positif.
Sedangkan Time, dalam komentarnya, mengutip dari buku Louis
Haris, "Hari-hari Suci: Dunia Klan Handy": "Walaupun sekte
'Lonafitzer' mengabaikan peranan wanita. Haris memperhatikan
aspek kemanusian yang mempengaruhi ikatan persaudaraan,
seperti yang terjadi pada wanita Amazon. Para prianya
menghormati istri-istri mereka dan tidak ada tanda-tanda
bahwa mereka akan berkhianat."
Dengan ungkapan lain, pemisahan antara pria dan wanita
yang pada situasi lain dianggap negatif dan kuno --kita
lihat simpati pada kedua majalah tersebut sebagai pemisahan
positif antara peran pria dan wanita.
Melihat hal itu, seseorang hampir saja berteriak dengan
keras, "Sungguh aneh, tapi apakah ia bisa menggambarkan
komentar semacam: apa yang akan terlontar terhadap fenomena
yang sama dari dua majalah ini, apabila sikap fundamental
yang menjadi bahan laporan mereka bukan Yahudi tapi Islam?"
Apabila berlatarbelakang Islam bisa dilihat bahwa tradisi
dan ritual yang sama akan dicap rendah, sempit pandangan,
fanatik, irasional, kuno, melecehkan hak-hak wanita.
Semuanya adalah hal-hal yang tidak bisa diharapkan untuk
diperbaiki.
[10] Kaum Hasidy ialah segolongan kaum Yahudi
yang tradisional yang muncul di Polandia, pada tahun 1750
yang berpegang-teguh kepada tradisi-tradisi kuno keagamaan
mereka.
(sebelum, sesudah)
|