|
15. Perluasan dalam Pembebasan Persia
(3/3)
Hormuzan dibawa ke Medinah dan
percakapannya dengan Umar
Sementara Umar sedang memikirkan hal ini, dan
beristikharah kepada Allah apa yang hendak dilakukannya,
Anas bin Malik dan Ahnaf bin Qais dengan beberapa orang
sedang dalam perjalanan dari Tustar menuju tempat
Amirulmukminin dengan membawa Hormuzan berikut seperlima
rampasan perang. Sesudah mendekati kota Medinah mereka
mengenakan kepada Hormuzan pakaiannya yang dari sutera
bertatahkan emas serta mahkotanya di kepala yang juga
bertatahkan mutiara dan permata berlian, di tangannya
sebatang tongkat dari emas murni berhiaskan yakut dan
mutiara, supaya dilihat oleh Umar dan penduduk ibu kota
Islam itu contoh tentang keagungan sia-sia yang menjadi
perhiasan para pembesar Persia.
Sampai di Medinah mereka langsung menuju ke tempat
kediaman Umar. Tetapi mereka diberitahu bahwa Umar sudah
pergi ke Masjid4 sedang menerima sebuah delegasi
dari Kufah. Mereka pun berangkat memburunya ke Masjid tetapi
juga tidak melihat Umar di sana. Melihat mereka, anak-anak
Medinah mengerti maksud kedatangan mereka itu, lalu
diberitahukan bahwa Amirulmukminin sedang tidur di beranda
kanan Masjid dengan menggunakan mantelnya5
sebagai bantal. Ketika tadi duduk dengan delegasi Kufah Umar
mengenakan mantel itu. Setelah delegasi pergi dibukanya
mantelnya dan dipakainya sebagai bantal dan ia pun tidur.
Ahnaf dan Anas bersama Hormuzan kembali lagi diikuti oleh
anak-anak dan penonton-penonton lain yang terperangah
melihat seorang pangeran Persia dengan pakaian kebesaran
serupa itu. Ingin puas melihat pemandangan demikian, mereka
mengikutinya terus dari belakang. Setelah memasuki Masjid
mereka melihat ke sekeliling. Mereka melihat Umar, dan di
Masjid itu memang tak ada orang lain, baik yang tidur atau
yang jaga, selain Umar. Mereka duduk diam-diam tidak ingin
mengganggu Umar. Hormuzan tidak paham maksud mereka dengan
gerak-gerik yang berturut-turut datang dan pergi itu, sebab
dia tidak mengerti apa yang mereka perkatakan. Setelah ia
melihat rnereka tenang-tenang saja dan tak ada orang di
Masjid itu selain orang yang sedang tidur, dengan sebatang
cambuk di tangannya. Terbayang oleh Hormuzan bahwa mereka
akan salat dulu sebelum menemui raja. Yang terlintas dalam
pikirannya bahwa Umar saat itu Umar yang sedang di istananya
dikelilingi oleh para pejabatnya. Raja perkasa ini, yang
pasu kan-pasukannya telah menundukkan Persia dan
Rumawi pasti istananya dijaga oleh pengawal-pengawal.
Betapapun kata orang tentang kesederhanaan hidupnya, tetapi
tidak akan sampai sejauh itu, sehingga raja yang sederhana
ini tidak merasa perlu ada kantor-kantor untuk mengurus
administrasinya. Tentu ada sebuah istana bagi seorang
Amirulmukminin dan pengurus rumah tangga raja yang mengatur
waktu dan jadwal kerjanya! Ia melihat Ahnaf bin Qais memberi
isyarat kepada orang yang sedang berbisik-bisik agar menahan
suara supaya tidak mengganggu Khalifah yang sedang tidur.
Kepada salah seorang yang mengerti bahasanya Hormuzan
menanya: Di mana Umar? Mereka menjawab sambil menunjuk
kepada orang yang sedang tidur itu: Itu dia. Apa yang
dilihat Pangeran Persia itu tak pernah terlintas dalam
pikirannya. Setelah diam sejenak ia bertanya: Mana
pengawalnya, mana pengiringnya? Mereka menjawab: Tanpa
pengawal, tanpa pengiring, tanpa ekretaris dan tanpa ruang
istana. Hormuzan bertambah heran dan berkata kepada
orang-orang di sekitarnya atau kepada dirinya: "Pantasnya
dia seorang nabi, atau sekurang-kurangnya menjalankan tugas
para nabi." Karena suara bisik-bisik itu Umar terbangun lalu
duduk. Melihat Pangeran di dekatnya dengan pakaian dan
tongkat kebesaran yang bertatahkan permata berlian itu ia
berkata: Hormuzan?! Mereka menjawab: Ya. Setelah
memperhatikan orang itu dan pakaiannya, Umar berkata:
"Semoga Allah menjauhkan aku dari api neraka dan aku
berlindung epada Allah. Alhamdulillah, Dia telah menundukkan
semua ini dan pengikut-pengikutnya kepada Islam.
Saudara-saudara Muslimin, berpegang teguhlah pada agama ini
dan tuntunan Nabi kita dan janganlah kalian hanyut dalam
kemewahan dunia ini, sebab besar sekali daya tariknya."
Delegasi yang datang dari Tustar itu berkata: "Ini Raja
Ahwaz, ajaklah dia bicara." Umar menjawab: "Tidak! Lepaskan
dulu pakaian kebesarannya." Bagaimana Amirulmukminin akan
berbicara dengan orang yang telah membunuhi
pahlawan-pahlawan Muslimin dengan pakaian kebesaran raja
semacam ini, yang mungkin akan berakhir dengan hukuman
mati?
Mereka melepaskan semua pakaian Hormuzan kecuali penutup
badan, kemudian diganti dengan pakaian tebal. Setelah
dilihatnya dalam pakaian itu, ia berkata: "Heh Hormuzan !
Bagaimana pendapat Anda tentang bencana pengkhianatan dan
akibatnya?" Hormuzan menjawab: "Umar, dulu kita sama-sama di
zaman jahiliah dan Tuhan membiarkan kita bebas, maka kami
dapat mengalahkan kalian, karena Dia tidak bersama kita.
Setelah kemudian Dia bersama kalian, maka kalian yang
mengalahkan kami." Tetapi Umar berkata: "Di zaman jahiliah
kalian mengalahkan kami karena kalian bersatu dan kami
tercerai-berai. Sekarang apa alasan kalian dengan
berkali-kali membangkang?" Melihat kemarahan di mata Umar
ketika mengajukan pertanyaan itu Hormuzan berkata: "Saya
khawatir Anda akan membunuh saya sebelum saya
menjelaskan."
"Jangan khawatir," kata Umar. Hormuzan meminta air dan
setelah air dibawakan dalam sebuah tempat minum tebal, ia
berkata: "Kalaupun saya harus mati karena kehausan saya
tidak akan dapat minum dengan cara seperti ini." Lalu
dibawakan air dalam wadah yang akan menyenangkannya. Ia
menerimanya dengan tangan gemetar seraya berkata: "Saya
khawatir akan dibunuh sementara saya sedang minum air ini."
Tetapi Umar berkata: "Tidak apa, minumlah sampai selesai."
Hormuzan membalikkan bejana itu dan menumpahkan semua air
yang di dalamnya.
"Bawakan lagi buat dia," kata Umar. "Jangan dia terbunuh
dalam keadaan haus."
"Saya tidak memerlukan air," kata Hormuzan. "Tetapi
maksud saya dengan itu ingin mendapat jaminan keamanan."
Ketika itu antara dua orang itu terjadi dialog. Ahnaf bin
Qais dan Anas bin Malik juga kemudian campur tangan. Umar
tampaknya agak keras. Tabari dan Ibn Kasir mengutip
percakapan berikut ini:
Umar: Saya yang akan membunuh Anda.
Hormuzan: Anda sudah menjamin keamanan buat saya.
Umar: Anda bohong.
Anas bin Malik: Benar, Amirulmukminin, keamanannya sudah
Anda jamin.
Umar: Celaka Anda, Anas. Saya menjamin keamanan orang
yang sudah membunuh Majza' ah dan Bara'. Sekarang carilah
jalan keluarnya, atau Anda yang akan terkena sanksi.
Anas: Kata Anda: Tidak apa sampai dia menjelaskan kepada
saya, dan kata Anda lagi: Tidak apa, minumlah sampai
selesai.
Ahnaf bin Qais dan orang-orang di sekitarnya memperkuat
katakata Anas itu. Semua mereka mengatakan bahwa
Amirulmukminin sudah menjamin perlindungan kepada Hormuzan.
Umar menatapnya marah seraya berkata: "Kalian mengecoh saya.
Tidak, saya tidak akan tertipu, kecuali oleh seorang
Muslim." Ketika itu Hormuzan menyatakan masuk Islam.
Kemudian Umar membagikan kepadanya dua ribu dan ia
ditempatkan di Medinah.
Balazuri meriwayatkan sebuah percakapan dari Anas bin
Malik yang didasarkan kepada Marwan bin Mu'awiah dari Hamid
dan dari Anas, katanya: "Setelah kami mengepung Tustar,
Hormuzan turun dan saya diutus oleh Abu Musa membawanya
kepada Umar. Umar berkata kepadanya: Bicaralah. Dia
menjawab: Bicaranya orang hidup atau orang mati. Dia
berkata: Tidak apa, bicaralah. Lalu kata Hormuzan: Kami
orang-orang Persia, di antara kita Tuhan tidak membiarkan
kami menghabiskan kalian dan membunuhi kalian. Tetapi
sesudah Tuhan bersama kalian kami tidak lagi berdaya
menghadapi kalian. Kata Umar: Bagaimana pendapatmu, Anas?
Saya menjawab: Saya meninggalkan kekuatan yang tangguh dan
musuh yang serakah. Kalau Anda bunuh dia, mereka akan putus
asa, dan dia yang terberat untuk kita hadapi; kalau Anda
biarkan dia hidup, mereka akan lebih serakah dalam hidup
ini. Umar berkata: Anas, Allah Mahasuci. Dia pembunuh Bara'
bin Malik dan Majza'ah bin Saur as-Sadusi? Saya berkata: Tak
ada alasan Anda membunuh dia. Dia berkata: Mengapa? Anda
sudah diberi sesuatu, Anda sudah mendapat sesuatu dari dia?
Saya jawab: Tidak! Tetapi Anda mengatakan kepadanya: Tidak
apa. Ia berkata: Kapan? Bawalah saksi ke mari bersama Anda
atau akan saya mulai hukuman dengan Anda. Begitu saya keluar
dari tempat dia, saya bertemu dengan Zubair bin Awwam. Dia
masih ingat, seperti saya, dan menjadi saksi saya. Maka
Hormuzan pun dibebaskan dan kemudian ia masuk Islam dan Umar
memberikan bagiannya."
Mugirah bin Syu'bah yang bertindak sebagai penerjemah
Hormuzan kepada Umar dan dari Umar kepada Hormuzan ini,
penguasaannya berbahasa Persia tidak sepandai Zaid bin
Sabit. Umar meminta Yazid untuk bertindak sebagai
penerjemah. Dalam kata-kata Hormuzan itu Umar tidak
menemukan jawaban mengenai pelanggarannya yang berkali-kali
terhadap perjanjian dengan pihak Muslimin. Oleh karena itu
Umar menujukan kata-katanya kepada delegasi yang membawanya
dari Tustar dengan menanyakan kepada mereka: "Barangkali
pihak Muslimin yang melakukan pelanggaran terhadap kaum
zimmi, dan karenanya mereka membangkang kepada kalian?
Anggota-anggota delegasi itu menjawab: Kami tetap setia pada
perjanjian dan kami perlakukan dengan baik. Umar bertanya
lagi: Mengapa mereka membangkang? Masing-masing anggota
delegasi itu terus berusaha untuk menemukan penyebab
timbulnya pembangkangan itu padahal pihak Muslimin sudah
begitu menaati isi perjanjian. Tak ada dari alasan-alasan
itu yang dapat memuaskan hati Umar. Ketika itulah Ahnaf bin
Qais berkata: "Amirulmukminin, saya ingin menjelaskan bahwa
Anda melarang kami berkelana di kota-kota itu, dan Anda
menyuruh kami membatasi apa yang ada di tangan kami saja.
Raja Persia itu masih hidup di tengah-tengah mereka dan
mereka masih akan bersaing dengan kita selama raja mereka
masih ada. Tidak akan ada dua raja berkumpul lalu sepakat
sebelum salah satunya harus keluar. Saya sendiri
berpendapat kami tidak akan melakukan tindakan apa pun
kecuali jika mereka membangkang dan berkhianat. Raja mereka
itulah yang membakar semangat dan mendorong mereka. Dan
memang demikian itulah keadaan mereka hingga Anda
mengizinkan kami berkelana di kota-kota mereka dan kami
turunkan raja mereka dari takhta dan rakyatnya pun kini
hidup terhormat. Ketika itulah hilang harapan rakyat Persia,
dan hidup mereka pun tenang."
Dengan tekun Umar mendengarkan kata-kata Ahnaf itu, dan
lama sekali ia menekur. Kemudian katanya: "Anda telah
berkata yang sebenarnya kepada saya dan menjelaskan keadaan
itu seperti apa adanya." Pembicaraan Ahnaf diberitahukan
kepada Hormuzan dan dia pun mengakui. Umar makin yakin dan
percaya kepadanya. Tetapi dalam pada itu berita-berita
mengatakan bahwa di Nahawand sedang diadakan mobilisasi
untuk memerangi Muslimin. Tentu saja Amirulmukminin tidak
akan meragukan kebenaran berita itu. Ia tak perlu bersikap
majumundur. Politiknya untuk tetap bertahan di
perbatasan Irak sudah tidak mungkin. Mau tak mau
peristiwa-peristiwa itu memaksanya ia harus meninggalkan
politiknya itu. Inilah yang mendorongnya untuk kemudian
mengadakan perluasan sampai ke Persia, dan Yazdigird
dikeluarkan dari seluruh kawasan itu.
Hormuzan kemudian tinggal di Medinah dan menjadi orang
Islam yang baik. Malah ia berada di dekat Umar selalu dan
memberikan pendapatnya. Setelah Umar terbunuh Hormuzan
dituduh ikut mengambil bagian dan mengatur rencana
pembunuhan itu. Ubaidillah bin Umar yang merasa yakin dengan
itu, akhirnya Hormuzan dan Jufainah dibunuhnya. Hal ini
nanti akan kita uraikan lebih lanjut dan akan kita bahas
dampaknya.
Dan sekarang, mari kita kembali ke Persia untuk melihat
apa yang terjadi di sana, bagaimana pihak Nahawand
mengadakan persiapan untuk melakukan perlawanan terhadap
pasukan Muslimin. Kita akan melihat bagaimana Umar menyusun
politik barunya serta politik perluasannya dalam pembebasan
itu. Ia telah berhasil menguasai seluruh Persia dan seluruh
Mesir.
Catatan Kaki:
- Arbak atau Arbuk, terletak di sekitar Ramahormuz, ada
juga yang mengatakan Arbaq. Dalam beberapa kitab yang
membicarakan hal ini mengubahnya dengan menyebut
Arbal.
- Hamzah al-Asfahani menceritakan bahwa di Khuzistan
terdapat banyak sekali sungai, dan yang terbesar Sungai
Tustar. Di atas sungai ini di pintu Tustar Raja Shapur
membuat syazarwan, sehingga air dapat naik dan mengalir
ke dalam kota, yang letaknya memang lebih tinggi dari
tanah. Panjang syazarwan ini sekitar satu mil. dibuat
dari batu-batuan yang kuat dan tiang-tiang besi dan
dasarnya dilapisi timah.
Catatan: Kata syazarwan tidak terdapat kamus-kamus bahasa
Arab. lbn Khaldun dalam Muqaddimah-nya ketika
membicarakan sejarah Ka'bah menggunakan kata ini untuk
dasar bangunannya, dan A. J. Wensinck dalam The Shorter
Encyclopedia of Islam (sub verbo "Ka'bah") mengatakan
bangunan dasarnya terbuat dari pualam. - Pnj.
- Lihat Abu Bakr as-Siddiq h. 175-6. - Pnj.
- Semua ejaan mesjid yang ditulis dengan Masjid,
berarti Masjid Nabawi di Medinah. - Pnj.
- Burnus, sejenis mantel bersambung dengan tutup
kepala. - Pnj.
|