Abu Bakr As-Siddiq

oleh Muhammad Husain Haekal

Indeks Islam | Indeks Haekal | Indeks Artikel | Tentang Penulis


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

XIV. PEMBEBASAN SYAM (3/4)

Besarnya pasukan karena pertolongan

Khalid mendengar seseorang berkata: "Alangkah besarnya pasukan Rumawi dan alangkah kecilnya pasukan Muslimin!" Mendengar kata-kata itu ia marah dan berteriak: "Tidak! Alangkah kecilnya pasukan Rumawi dan alangkah besarnya pasukan Muslimin! Pasukan itu menjadi besar karena mendapat pertolongan dan menjadi kecil karena ditinggalkan (tak mendapat pertolongan Allah), bukan karena banyaknya orang. Demi Allah. sekiranya Asyqar ini sembuh dari luka di kakinya sekalipun jumlah mereka sudah dua kali lipat." Al-Asyqar ialah nama kudanya, yang dalam perjalanan di gurun tandus itu berjalan tanpa ladam.

Kata-kata Khalid itu segera tersebar di dalam markas, dan oleh prajurit-prajurit dibawa dari batalion ke batalion. Sejak itu semangat mereka mulai lagi berkobar, timbul lagi kerinduan ingin mati syahid. Bahkan kata-katanya ini sudah menjadi buah bibir: "Pasukan itu menjadi besar karena mendapat pertolongan dan menjadi kecil karena ditinggalkan."

Mereka semua lalu teringat ketika dalam perang dulu dan teringat juga sebelum itu ketika menghadapi perang bersama Rasulullah. Betapa tak akan teringat sedang di antara mereka ada seribu orang sahabat Rasulullah, seratus orang di antaranya veteran Badr! Dan ini Khalid bin Walid, bukankah dia yang telah membuat Persia porak poranda dan pasukan mereka dihancurkan. Dibandingkan dengan pasukannya di Irak, jumlah pasukan mereka ketika itu sama dengan jumlah pasukan Rumawi! Jadi pertolongan itu pasti datang.

"Jika kamu menolong (perjuangan di jalan) Allah, Ia akan menolong kamu dan mengukuhkan pijakan kakimu." (Qur'an, 47. 7).

Timbul kekuatan baru dalam hati pasukan Muslimin, kekuatan yang tak pernah mereka rasakan sejak mereka menjejakkan kaki di Syam. Mereka yakin bahwa Khalid menghendaki hari itu agar- dijadikan hari yang menentukan. Juga mereka tahu bahwa bila Khalid sudah menentukan kemauannya, kekuatan apa pun tak akan dapat merintanginya. Dalam pada itu mereka melihat pihak Rumawi sudah bersiap-siap akan terjun ke medan pertempuran sengit yang sudah tentu tak akan dapat dielakkan. Kalau begitu, benar juga apa yang dikatakan Khalid: Hari ini adalah hari yang akan ditentukan Allah. Orang lebih senang mati syahid, dan pintu surga akan terbuka baginya. Orang yang cinta mati akan diberi hidup. Karenanya para pimpinan itu maju mengatur barisannya: yang satu melantunkan syair, yang lain mengucapkan kata-kata dan ada pula yang membawakan tamsil. Mereka semua sudah tak sabar menunggu perintah menyerang disertai tekad yang sudah membaja: menang atau mati.

Perang Yarmuk

Berita-berita tentang persiapan pasukan Muslimin sudah sampai kepada pihak Rumawi, begitu juga berita-berita tentang persiapan pasukan Rumawi sudah pula di tangan pihak Muslimin, karena orang-orang badui daerah itu, sebagai mata-mata dari kedua belah pihak, ada yang membawa berita-berita itu dengan sembunyi-sembunyi. Dari orang-orang badui itu Khalid sudah tahu segala rahasia pasukan Rumawi, juga diketahuinya sebagian pimpinannya yang ketakutan ketika mengetahui kedatangannya dari Irak. Georgius termasuk di antara mereka yang paling ketakutan. Barangkali Georgius ini orang Arab atau orang Rumawi yang sudah lama tinggal di Syam, menguasai bahasa Arab dan sudah pernah mendengar tentang kaum Muslimin. Tertarik juga hatinya kepada Khalid tatkala mata-mata itu menyampaikan berita-berita tentang kemenangannya. Juga Khalid sudah tahu siapa orang itu.

Setelah keluar perintah Bahan kepada pasukan Rumawi supaya maju menyerbu barisan Muslimin, Georgius dan pasukannya berada di garis depan. Ketika itu ia disambut oleh Khalid dan diberinya jalan masuk, dia dan pasukannya. Sebuah pasukan besar Rumawi yang mengira memerlukan bala bantuan, mereka menghantam dan mengusir pasukan Muslimin dari posisinya dan memaksanya mundur.

Dalam pada itu Ikrimah bin Abi Jahl dengan batalionnya sudah di depan markas Khalid bin Walid. Melihat Georgius dan pasukannya yang sudah menyerahkan diri itu ia merasa tenang. Setelah melihat serangan pasukan Rumawi yang begitu besar dan pasukan Muslimin dipukul mundur, darahnya mendidih. Ia berteriak kepada pasukan Rumawi itu: "Aku sudah berperang bersama Rasulullah di segala medan perang, sekarang akan lari dari kamu!?" Kemudian ia berpaling kepada sahabat-sahabatnya sambil berkata: "Siapa yang mau berikrar mati bersamaku?!" Ketika itu juga tampil Dirar bin Azwar dan Haris bin Hisyam bersama 400 orang terkemuka berikut para panglimanya, di antaranya putra Ikrimah sendiri, Amr bin Ikrimah, ikut berikrar bersama Ikrimah. Keempat ratus orang yang sudah berikrar mati itu sama-sama terjun sekaligus ke tengah-tengah pasukan besar Rumawi itu, dengan bertekad mati di jalan Allah. Yang tampak di hadapan mereka ketika itu hanya wajah-Nya, yang dengan cahaya-Nya pula menerangi jalan menuju mati syahid dan surga.

Serangan itu membuat pasukan Rumawi goncang, dan yang lebih menggoncangkan lagi ikut sertanya Georgius dan pasukannya bergabung bersama pasukan Muslimin menyerang mereka. Kini mereka yakin bahwa ia berkhianat dan bergabung dengan pihak musuh.

Melihat pasukan besar Rumawi itu mundur, Khalid memerintahkan pasukannya agar maju semua. Tetapi pihak Rumawi rupanya menyambutnya dengan suatu serangan yang tiada kepalang dahsyatnya. Ketika itulah pasukan Muslimin yakin akan binasa kecuali bila mendapat pertolongan. Iman mereka kepada Allah makin kuat, dan iman ini menambah kekuatan mereka untuk maju menyerang. Ketika itu Khalid terjun ke barisan depan dengan mengayunkan pedangnya ke pihak lawan dan sekaligus membabati mereka satu persatu. Begitu tinggi semangat pasukan Muslimin saat itu sehingga kaum perempuan ikut pula terjun bersama kaum laki-lakinya. Juwairiyah putri Abu Sufyan memegang peranan yang akan mengingatkan orang pada peranan ibunya Hindun dalam perang Uhud dulu.

Pihak Rumawi bertempur mati-matian

Pihak Rumawi memang sudah bertempur mati-matian. Mereka membantai setiap Muslim yang jatuh ke tangan mereka. Oleh karenanya pertempuran jadi makin sengit, yang berlangsung sepanjang hari. Ikrimah dan mereka yang sudah bersama-sama berikrar mati tak seorang pun ada yang beranjak mundur, setapak pun, setelah mereka berikrar mempersembahkan hidup untuk Allah. Dengan demikian mereka dalam pertempuran sengit yang terus-menerus dari awal sampai akhir. Setelah matahari terbenam, kekuatan Rumawi sudah mulai lemah, wajah-wajah pahlawan mereka mulai tampak lesu. Khalid melihat mereka akan melarikan diri untuk mendapatkan jalan keluar. Tetapi ke mana mereka hendak lari, di belakang mereka jurang, di depan pasukan Muslimin.

Khalid memperkirakan larinya mereka itu akan makin memperlemah kawan-kawannya sendiri. Khalid memerintahkan anak buahnya agar mereka diberi jalan yang menuju ke lembah. Begitu melihat ada jalan untuk menyelamatkan diri, pasukan berkuda Rumawi itu lari cerai-berai kian ke mari. Ketika itulah Khalid dengan pasukan berkudanya menghantam pasukan infantri Rumawi dan menyerbu tempat perlindungan mereka. Pasukan Rumawi mundur terus. Tetapi di belakang mereka ada jurang Waqusah, dan seperti dinding yang roboh dari dasarnya, mereka ramai-ramai berjatuhan terjerumus ke dalamnya. Pasukan Muslimin terus mengadakan tekanan supaya mereka terus mundur. Akhirnya kelompok demi kelompok mereka berjatuhan ke dalam jurang itu. Demikianlah terjadi bertubi-tubi, sehingga konon mereka yang terbunuh mencapai seratus ribu, dan ada pula yang menyebutkan seratus dua puluh ribu orang.

Hari itu Theodorus, saudara Heraklius juga terbunuh, di samping sejumlah besar perwira Rumawi yang juga terbunuh. Yang masih selamat dari maut di antaranya Caycar dan beberapa orang bangsawan Rumawi lainnya. Setelah melihat apa yang telah menimpa teman-teman itu, mereka menyelubungkan diri dengan burnus8 lalu menundukkan kepala dan duduk di mana saja mereka berada. Mereka juga kemudian terbunuh. Bagi mereka, maut itu untuk melepaskan diri dari aib. Sementara itu Bahan sudah lolos melarikan diri dengan tujuan masih akan menghadapi pihak Muslimin dalam pertempuran-pertempuran lain, yang sebenarnya akan berakhir dengan nasib yang tidak lebih baik dari nasibnya di Yarmuk ini. Pasukan Rumawi sudah hancur berantakan. Pasukan Muslimin sekarang memasuki kemah mereka, dan Khalid sendiri tinggal di ruangan yang ditempati Theodorus. Semua yang ada dalam markas pasukan Rumawi itu menjadi barang rampasan perang. Setiap anggota pasukan berkuda mendapat seribu dan lima dirham dari harta rampasan perang itu. Dari dalam ruangan yang ditempati saudara kandung Kaisar selama tiga bulan itu, yang berakhir setelah kedua pasukan Muslimin dan Rumawi saling berhadapan, Khalid melepaskan pandangannya ke medan pertempuran, medan yang kini telah ditinggalkan lari oleh pihak Rumawi sehingga tampak lengang dan sunyi. Khalid kemudian mengalihkan pandangannya ke langit, ia menyatakan rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya itu.

Ikrimah dan anaknya di antara para syuhada yang gugur di Yarmuk

Di pihak Muslimin jumlah tentara yang terbunuh dalam pertempuran Yarmuk itu juga tidak sedikit, mencapai tiga ribu orang. Di antara mereka terdapat sahabat-sahabat besar, para panglima terpandang dan yang sudah pernah berjuang mati-matian. Demikian juga yang dialami Ikrimah bin Abi Jahl dan anaknya Amr. Selama pertempuran itu mereka mengalami luka di sekujur badan. Keesokan harinya keduanya dibawa kepada Khalid di ruangan Theodorus itu. Khalid meletakkan kepala Ikrimah di pangkuannya dan kepala Amr bin Ikrimah di betisnya, kemudian ia mengusap kedua wajah mereka sambil meneteskan air ke tenggorokan sampai akhirnya mereka menemui ajal sebagai syahid. Sementara anak panah yang mengenai mata Abu Sufyan oleh Abu Hasymah dikeluarkan.

Heraklius keluar dari Hims

Dengan pertempuran Yarmuk itu segala harapan Rumawi untuk mempertahankan Syam habis sudah. Begitu Heraklius mendengar pasukannya mengalami kekalahan, ia segera meninggalkan markasnya di Hims itu. Dengan maksud menjadikan kota ini sebagai penyekat dengan pasukan Muslimin, dia mengangkat seorang penguasa di tempat ini, seperti yang sudah dilakukannya sebelum itu di Damsyik. Pasukan Muslimin sendiri begitu menyelesaikan tugas di Yarmuk, segera pula berangkat ke Yordan. Semua anggota tentara pelarian Rumawi dibersihkan dari sana. Setelah itu mereka menyusul ke Damsyik untuk mengepung kota itu.

Menurut sumber at-Tabari dan kalangan yang berpendapat sama, pengepungan dan jatuhnya kota Damsyik yang berlanjut sampai jatuhnya Syam, terjadi pada masa Khalifah Umar.

Umar memecat Khalid sebagai panglima angkatan bersenjata

Kisah mengenai Yarmuk ini tidak hanya sampai pada sumber beritanya yang berurutan, kendati masih saling bertentangan. Berita itu menyebutkan bahwa Mahmiyah bin Zanim datang sebagai utusan dari Medinah setelah pertempuran itu dimulai. Ia diterima oleh para perwira dan ketika ditanya apa yang terjadi, dijawab bahwa bala bantuan untuk mereka sedang dalam perjalanan. Kemudian mereka mengantarkannya kepada Khalid. Sambil menyerahkan sepucuk surat ia berbisik kepadanya bahwa Abu Bakr telah berpulang. Khalid menerima surat itu, kemudian menyimpannya ke dalam tabung anak panahnya. Ia khawatir beritanya akan tersebar di kalangan tentara. Isi surat itu tentang penggantian Umar bin Khattab sebagai Khalifah dan perintah pemecatan Khalid sebagai panglima angkatan bersenjata, serta menggantikannya dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Setelah Khalid menyelesaikan tugasnya dan sudah dapat mengalahkan Rumawi ia mundur dari jabatannya itu dan Abu Ubaidah tampil menggantikan kedudukannya.

Sumber-Sumber berita itu saling bertentangan sekalipun berurutan. Bertentangannya itu bukan pada dipecatnya Khalid - suatu hal yang sudah biasa - tetapi pada caranya seperti yang kita gambarkan itu. Para ahli kebanyakan memperkuatnya, dan yang sebagian menyebutkan bahwa soal pemecatan atas Khalid itu bukan dengan cara serah terima, melainkan diambil alih oleh Abu Ubaidah lalu dirahasiakan sampai usai pertempuran, dan hal itu diberitahukan kepada Khalid setelah Damsyik dikepung. Yang lain lagi berpendapat bahwa Abu Ubaidah baru memberitahukan setelah pembebasan Damsyik. Setelah semua itu selesai ia memberitahukan tentang pimpinan militer yang kini di tangannya itu dan tentang pemecatan Khalid.

Pemecatan Khalid oleh Umar bin Khattab sebagai panglima angkatan bersenjata di Syam sebagaimana disebutkan oleh Tabari dan mereka yang sependapat dengan dia itu memang menimbulkan keheranan juga. Khalid bukanlah komandan pasukan di Syam di luar pasukan yang dibawanya sendiri dari Irak, dan Abu Ubaidah pun dalam sumber itu hanya komandan pasukannya sendiri, demikian juga Amr bin al-As, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah. Tetapi bahwa Khalid sebagai komandan angkatan bersenjata dalam perang Yarmuk itu atas kesepakatan semua komandan. Andaikata tidak diperoleh kemenangan pada hari pertama itu, niscaya pada hari keduanya pimpinan itu akan berada di tangan yang lain, dan pada hari berikutnya di tangan yang berikutnya lagi. Untuk menghilangkan keheranan kita dengan dipecatnya Khalid oleh Umar itu kita terdorong untuk mencari sumber lain selain Tabari dan yang sebangsanya itu.

Sumber lain tentang pembebasan Syam

Akan kita lihat bahwa al-Azdi, al-Waqidi dan al-Balazuri berbeda dengan at-Tabari. Juga mengenai kronologinya sekitar peristiwa pembebasan Syam itu berbeda, dan perbedaan kronologi ini terjadi juga antara sesama mereka. Disebutkan peristiwa-peristiwa di Ajnadain, Damsyik dan yang lain, kejadiannya sebelum perang Yarmuk, dan kejadian Yarmuk itulah yang terakhir. Sumber-sumber itu akan kita kemukakan secara ringkas tapi tak sampai mengganggu, dan akan kita lukiskan apa yang terkandung di dalamnya dan apa yang sejalan atau yang bertentangan dengan at-Tabari.

Sumber-sumber itu menyebutkan bahwa Allah telah memberi ketetapan hati kepada Abu Bakr untuk membebaskan Syam setelah selesai Perang Riddah, dan bahwa di perbatasan itu tak ada samasekali pasukan Muslimin. Kemudian pada suatu pagi ia memanggil para pemuka di Medinah. Ia menyampaikan kepada mereka pendapatnya yang sudah merupakan pegangannya itu. Sesudah mereka yakin mengenai apa yang sudah kita sebutkan di atas itu, ia mengeluarkan perintah kepada pasukan Muslimin di Yaman dan di tempat-tempat lain agar meminta bantuan mereka untuk menyerang Rumawi di Syam. Sementara menunggu kedatangan mereka ini ia menyiapkan pasukannya dari penduduk Medinah, Mekah dan Ta'if serta daerah-daerah sekitarnya. Untuk itu telah diangkat empat brigade masing-masing di bawah Yazid bin Abi Sufyan, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Mu'az bin Jabal dan Syurahbil bin Hasanah. Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa untuk tiap daerah Palestina atau Syam Abu Bakr mengangkat seorang amir (komandan) dan komando tertinggi di tangan orang yang di daerahnya terjadi perang.

Sumber lain menyebutkan bahwa dia mengangkat Abu Ubaidah sebagai panglima semua pasukan itu, dan Yazid bin Abi Sufyan sesudahnya.9 Ketika itu persiapan pasukan ini untuk berangkat sudah selesai tatkala Zul-Kula' al-Himyari dan pemimpin-pemimpin para kabilah Yaman lain yang terdiri dari Mazhij, Tayyi' dan Asad datang. Abu Bakr ketika itu melepas Yazid bin Abi Sufyan dan pasukannya untuk Syam dan diikutsertakan pula Zam'ah bin al-Aswad dan ia memberi amanat seperti yang sudah kita sebutkan di atas.

Kota Medinah ketika itu penuh sesak oleh orang-orang yang berdatangan dari segenap penjuru Semenanjung Arab. Abu Bakr keluar kota sampai di Saniyatul Wada' dan dari sana pasukan itu diberangkatkan ke Syam. Khalid bin Sa'id bin al-As bergabung dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah yang lebih diutamakannya daripada saudara sepupunya Yazid bin Abi Sufyan, mengingat dia sudah lebih dulu dalam Islam, di samping dia adalah kepercayaan umat seperti diucapkan oleh Rasulullah saw. Kemudian ikut juga pasukan Yaman dengan membawa istri dan anak-anaknya berangkat bersama kaum Muhajirin dan Ansar membanjiri padang sahara yang terbentang luas itu. Setelah mereka berangkat, datang pula pasukan dari Yaman dan negeri-negeri Arab yang lain yang dikirim oleh Abu Bakr untuk menyusul mereka yang sudah lebih dulu, supaya menggabungkan diri ke pasukan mana saja yang disukainya.

Waktu itu Heraklius di Palestina tatkala ada berita pasukan Muslimin berangkat hendak menyerang negerinya. Segera ia mengumpulkan semua kepala pemerintahan dan mengerahkan mereka untuk memerangi "orang-orang berkaki ayam, telanjang dan kelaparan" itu yang hendak melanda negeri mereka. Katanya kepada mereka: "Aku akan mengawasi kalian, akan kuberi bala bantuan kepadamu berupa pasukan berkuda dan tentara. Aku telah mengangkat beberapa komandan untuk kamu maka taatilah mereka." Kemudian ia pergi dari Palestina ke Damsyik kemudian ke Hims selanjutnya ke Antakiyah (Antioch). Ia membakar semangat orang dan berkata seperti yang dikatakannya waktu itu kepada penduduk Palestina. Ia tinggal di Antakiyah dengan maksud mengadakan persiapan untuk menghadapi pasukan Muslimin.

Sementara itu Abu Ubaidah sudah sampai di kawasan Syam melalui Wadi al-Qura dan Hijr. Begitu ia memasuki Ma'ab ia disambut dengan perlawanan oleh pasukan Rumawi; tetapi segera ia dapat membuat mereka kucar-kacir. Sesampainya di Jabiyah Abu Ubaidah mendapat kabar bahwa Heraklius sudah mempersiapkan pasukan Rumawi untuk menghadapi pasukan Muslimin dalam jumlah orang dan perlengkapan yang belum pernah dialami orang sebelumnya. Melihat keadaan ini ia menulis kepada Abu Bakr meminta pendapat dan bala bantuan. Demikian juga Yazid bin Abi Sufyan menyebutkan dalam suratnya bahwa penarikan mundur Heraklius ke Antakiyah itu suatu pertanda bahwa ia ketakutan dan terkejut. Abu Bakr senang menerima surat Yazid itu dan dibalasnya dengan memberikan semangat. Tetapi balasannya kepada Abu Ubaidah agak bernada teguran. Dalam kedua surat itu Abu Bakr menyebutkan bahwa ia siap mengirimkan bala bantuan berlipat ganda dari yang diberikan Heraklius kepada para komandannya itu.

Khalifah menulis kepada penduduk Mekah mengajak mereka bermusyawarah. Tetapi Umar marah dan ia berpendapat mengajak mereka bermusyawarah itu berarti mempersamakan mereka dengan kaum Muslimin yang mula-mula. Tetapi penduduk Mekah menyalahkan Umar, di antaranya seperti dikatakan oleh Ikrimah bin Abi Jahl: "Kalau dalam permusuhan dengan kami yang kalian jumpai dulu soal zakat, maka sekarang kalian bukanlah orang yang lebih keras dari kami dalam menghadapi orang-orang. yang meninggalkan agama ini dan memusuhi kaum Muslimin."

Selama itu orang-orang Arab dari segenap penjuru di luar sudah mulai mengalir ke Medinah, ingin juga mendapat bagian ikut menyerbu pihak Rumawi. Oleh Abu Bakr mereka dikumpulkan dan menugaskan Amr bin al-As untuk memimpin mereka dan orang yang datang dari Mekah.

"Bukankah aku yang menjadi penanggung jawab mereka?" tanya Amr. "Engkau penanggung jawab atas siapa saja yang bersamamu di sini," jawab Khalifah. "Kalau kalian sudah menyatukan diri dalam perang, maka komandan (amir) kamu adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah."

Setelah tiba saatnya Amr akan berangkat, ia pergi menemui Umar bin Khattab dan dimintanya Umar supaya bicara dengan Abu Bakr agar dialah yang dijadikan komandan di Syam.

"Aku tidak akan membohongi engkau," kata Umar. "Aku samasekali tak akan membicarakan soal itu dengan Abu Bakr. Menurut hemat kami, kami lebih mengutamakan Abu Ubaidah daripada engkau."

Amr masih mendesak dengan mengatakan, bahwa dalam soal kedudukan dan jasa dia tidak kurang dari Abu Ubaidah untuk dijadikan panglima di atas dia. Tetapi apa yang dikatakannya itu tidak mengubah pendapat Umar. Malah ia berkata:

"Sadarlah engkau, Amr! Engkau akan berada di bawah pimpinannya. Orang yang mencari-cari ingin menjadi pemimpin hanyalah karena soal kehormatan di dunia. Amr, hendaklah engkau takut kepada Allah. Kalau tidak karena Allah, janganlah kau dengan usahamu itu sengaja kaucari. Berangkatlah dengan pasukanmu itu. Kalau sekali ini bukan engkau yang memegang pimpinan, insya Allah tak lama lagi engkaulah yang akan memegang pimpinan teratas."

Amr merasa puas dan dia berangkat dengan pasukannya ke Syam dengan dilepaskan dan diberi nasihat oleh Abu Bakr.

(sebelum, sesudah)


Abu Bakr As-Siddiq - Yang Lembut Hati
Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi
 
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah
 
Penerbit P.T. Pustaka Litera AntarNusa
Jln. Arzimar III, Blok B No. 7A, Tel./Fax. (0251) 330505, Bogor 16152.
Jln. Rukem I-19, Rawamangun, Tel./Fax. (021) 4722889, Jakarta 13220.
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang No. 7/1987
ISBN 979-8100-29-8
Anggota IKAPI.
Setting dan kulit luar oleh Litera AntarNusa
Dicetak oleh P.T. INTERMASA, Jakarta.
 
Indeks Islam | Indeks Haekal | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team