September 1923: Lakon 'Jaya Semadi dan Sri Suwela' |
Pada jaman Sultan Hamengku Buwana VIII, para tokoh putrinya masih diperankan oleh pria. Sebagian dari foto, merupakan pose untuk pemotretan (kata para pinisepuh). Biasanya wayang orang ini ditampilkan sehari penuh dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Penjelasan foto dilakukan oleh Susetyo Hario Putero, dosen JTF FT UGM |
Raden Samba bertanding dengan raksasa. (sumber
foto)
Raden Abimanyu melawan Prabu Dasawasesa. (sumber
foto)
Garudayeksa melawan Gathutkaca
dalam lakon Sri Suwela (Soedarsono, 1997). (sumber
foto)
Dewapertala (penyamaran Antasena) melawan Antareja.
(sumber
foto)
Setija melawan Gathutkaca. (sumber
foto)
Setija melawan Gathutkaca. (sumber
foto)
Gathutkaca melawan Garudhayeksa. (sumber
foto)
Werkudara dan Kresna. (sumber
foto)
Prabu Sri Suwela. (sumber
foto)
Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676,
519788