PEDULI [APA]
Setiap bulan sang murid dengan setia mengirimkan laporan
mengenai kemajuan rohaninya kepada sang Guru.
Pada bulan pertama ia menulis, "Saya merasakan
berkembangnya kesadaran dan mengalami kesatuan saya dengan
alam." Sang Guru melihat sekilas catatan itu dan
membuangnya.
Inilah yang ia katakan pada bulan berikutnya, "Akhirnya
saya menemukan bahwa yang ilahi hadir di dalam segala
sesuatu." Tampaknya sang Guru kecewa.
Dalam suratnya yang ketiga murid itu dengan penuh
semangat menerangkan "Rahasia Yang Satu dan yang banyak
sudah dinyatakan di hadapan pandangan saya yang penuh
kekaguman." Sang Guru menguap.
Surat berikutnya berkata, "Tidak seorang pun dilahirkan,
tidak seorang pun yang hidup dan tidak seorang pun mati,
karena diri sejati tidak ada." Sang Guru mengangkat
tangannya tanda kecewa.
Satu bulan lewat, dua bulan dan kemudian lima bulan,
kemudian satu tahun. Sang Guru berpikir, sekarang waktunya
untuk mengingatkan muridnya akan tugasnya memberi laporan
mengenai kemajuan rohaninya. Sang murid membalas, "Peduli
apa?" Ketika Sang Guru membaca kata-kata itu, tampak seluruh
wajahnya diliputi rasa puas. Ia berkata, "Syukurlah,
akhirnya ia sampai."
Bahkan keinginan yang terlalu besar akan kebebasan adalah
belenggu. Adakah engkau pernah sungguh merasa bebas, sampai
engkau tidak peduli lagi apakah engkau bebas atau tidak?
Hanya orang-orang yang sudah sampai yang sungguh-sungguh
bebas.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|