UPACARA PEMAKAMAN BAGI SI
KURA-KURA
Anak kecil patah hati menemukan kura-kuranya berbaring di
atas punggungnya, diam tanpa gerak, di dekat kolam.
Ayahnya berusaha menghiburnya. "Jangan menangis, nak.
Kami akan mengatur pemakaman indah untuk si kura-kura. Kami
akan membuat peti kecil, dipelipit dengan kain sutera dan
menyuruh tukang untuk membuat nisan bagi makamnya, dengan
nama kura-kura diukir di dalamnya. Lalu kami akan
menempatkan bunga-bunga segar di atas makamnya setiap hari
dan pagar jeruji di sekelilingnya."
Si anak kecil mengusap air-matanya dan menjadi senang
sekali dengan rencana itu. Ketika semua sudah selesai,
perarakan dibentuk - ayah, ibu, pembantu dan anak pemimpin
upacara pemakaman - lalu mulai bergerak anggun menuju kolam
untuk mengambil kura-kura. Tetapi kura-kura itu hilang.
Tiba-tiba mereka melihat si kura-kura muncul dari
kedalaman kolam dan berenang keliling dengan gembira. Anak
kecil memandang sahabatnya itu penuh kecewa, lalu berkata:
"Mari, kita bunuh."
Sebetulnya bukan engkau, yang menarik perhatianku tetapi
sensasi, yang kuperoleh dengan mencintai engkau.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|