"LOBAK ITU KEPUNYAANKU!"
Seorang perempuan tua meninggal dan dibawa ke Takhta
Hakim oleh para malaikat. Namun ketika Hakim memeriksa
catatan, ia tidak dapat menemukan tindakan cintakasih satu
pun yang dilakukannya kecuali sebuah lobak, yang pernah
diberikannya kepada pengemis kelaparan.
Tetapi demikian besar kekuatan satu tindakan cinta,
hingga lalu diputuskan, bahwa ia diangkat ke surga dengan
kekuatan lobak itu. Lobak itu dibawa ke muka hakim dan
diberikan kepadanya. Pada saat ia menyentuhnya lobak mulai
naik seperti ditarik oleh penggerak tak kelihatan,
mengangkat perempuan itu ke surga.
Datanglah seorang pengemis. Ia memegang pinggiran
pakaiannya dan diangkat bersama dia; orang ketiga berpegang
pada kaki pengemis itu dan ikut diangkat juga. Tidak lama
sudah ada deretan panjang orang-orang terangkat ke surga
oleh lobak itu. Dan mungkin aneh nampaknya, perempuan itu
tidak merasa beratnya orang itu semua, yang berpegangan pada
dia; nyatanya, karena ia memandang ke surga, ia tidak
melihat mereka.
Mereka meningkat semakin tinggi sampai mereka hampir
mendekati pintu gerbang surga. Pada waktu itu perempuan tadi
melihat ke bawah untuk terakhir kali melintaskan pandangnya
ke dunia dan melihat deretan orang di belakangnya.
Ia menjadi marah. Ia memerintahkan denqgan lambaian
tangan dan berteriak. "Pergi, pergi semua kamu. Lobak ini
kepunyaanku."
Karena melambaikan tangan itulah ia melepaskan lobak
sesaat saja - dan ia jatuh ke bawah membawa seluruh
rombongan.
Hanya ada satu penyebab dari setiap kejahatan di dunia.
"Itu kepunyaanku."
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|