|
GEREJA HUTAN
Pada suatu waktu dulu, ada hutan, di mana burung-burung
bernyanyi di waktu siang, dan serangga di waktu malam.
Pepohonan tumbuh segar dan bunga-bunga berkembang dan segala
macam mahkluk berkeliaran dalam kebebasan.
Dan semua orang, yang masuk di dalamnya, masuk dalam
kesunyian, tempat kediaman Tuhan, yang bersemayam dalam
keheningan dan keindahan alam.
Tetapi kemudian tiba masa ketidak-sadaran, ketika menjadi
mungkin bagi orang untuk membangun gedung seribu kaki
tingginya dan merusak sungai dan hutan dan gunung dalam
sebulan. Lalu rumah-rumah ibadat dibangun dari kayu-kayu
hutan dan dari batu-batu di bawah tanah hutan. Kubah, menara
dan puncak menara menjulang tinggi di langit. Udara penuh
dengan suara dan lonceng, dengan doa dan nyanyian dan
khotbah.
Dan Tuhan tiba-tiba tak punya rumah.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|