BUDDHA DAN PRASANJIT
Ketika Buddha masuk ke ibu kota Raja Prasanjit, Raja
sendiri keluar untuk menyambutnya. Ia adalah sahabat ayah
Buddha dan telah mendengar tentang penyangkalan diri pemuda
itu. Maka ia mencoba untuk membujuk Buddha supaya
meninggalkan cara hidup sebagai pengemis yang mengembara dan
kembali ke istana. Ia berpikir dengan demikian ia berbuat
baik kepada kawan lamanya.
Buddha menatap mata Prasanjit dan berkata, "Jawablah saya
dengan jujur. Dengan kesenangan lahiriahmu, adakah
kerajaanmu pernah memberikan kegembiraan barang sehari
kepadamu?"
Prasanjit menundukkan kepala dan diam.
Tidak ada kegembiraan yang lebih besar daripada tidak
mempunyai alasan untuk bersedih; tidak ada kekayaan yang
lebih besar daripada merasa puas dengan yang engkau
miliki.
(DOA SANG KATAK 1, Anthony de Mello SJ,
Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1996)
|