85. TELUR EMAS
Bacaan dari sebuah kitab suci:
Inilah sabda dan Yang Mahatinggi:
Pada jaman dahulukala adalah seekor angsa yang setiap
hari bertelur sebutir telur emas. Isteri petani yang memllik
angsa itu sangat gembira karena telur-telur itu membuatnya
kaya-raya. Namun ia seorang wanita yang loba. Ia tidak dapat
menunggu dengan sabar sebutir telur sehari. Ia bermaksud
menyembelih angsa itu dan sekaligus mendapatkan semua
telurnya. Maka akhirnya ia menyembelih angsa itu. Namun yang
didapatkannya tidak lain daripada telur setengah jadi dan
angsa mati yang tidak dapat bertelur lagi.
Demikianlah sabda dari Yang Mahatinggi:
Seorang ateis yang mendengar kisah dari kitab suci ini
mencemooh: 'Dongeng seperti itu kau namakan sabda dari Yang
Mahatinggi. Masakan seekor angsa bertelur emas! Nah
terbukti. berapa jauh seseorang dapat percaya akan apa yang
disebut Tuhan Yang Mahatinggi.'
Seorang cendekiawan saleh yang membaca naskah itu
menanggapi demikian: 'Tuhan jelas mengatakan kepada kita
bahwa dahulu kala ada seekor angsa yang bertelur emas. Jika
Tuhan mengatakan hal ini, tentulah harus benar-benar
terjadi, meskipun tampaknya sulit diterima oleh akal sehat
manusia. Penyelidikan arkeologi samar-samar menunjukkan,
bahwa dalam sejarah kuno sungguh pernah hidup seekor angsa
ajaib yang betul-betul bertelur emas.' Nah, orang akan
bertanya, dan masuk akal bertanya demikian: 'Bagaimana
mungkin sebutir telur tanpa kehilangan sifat telurnya,
sekaligus terdiri dari emas?' Hal ini tentu saja tidak dapat
dijawab. Berbagai macam mazhab berusaha menafsirkannya
dengan cara yang berbeda-beda. Tetapi yang pada akhirnya
dituntut adalah iman kuat terhadap rahasia yang menakjubkan
bagi akal budi manusia ini.
Bahkan ada seorang pengkhotbah yang sesudah membaca kisah
itu menjelajah semua kota dan desa. Tak bosan-bosannya ia
mendesak orang supaya percaya, bahwa Tuhan pernah
menciptakan telur-telur emas pada suatu saat dalam sejarah
manusia.
Bukankah lebih berguna, jika ia menggunakan waktunya
untuk mengajar orang tentang buruknya sifat tamak daripada
untuk mengembangkan kepercayaan akan telur emas? Sebab,
bukankah jauh lebih penting melakukan kehendak Bapa Yang ada
di surga daripada hanya menyebut-nyebut 'Tuhan, Tuhan!'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|