105. PASAR MALAM AGAMA
Aku dan temanku pergi ke 'Pasar malam agama.' Bukan pasar
dagang. Pasar agama. Tetapi persaingannya sama sengitnya,
propagandanya pun sama hebatnya.
Di kios Yahudi kami mendapat selebaran yang mengatakan
bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan bahwa bangsa Yahudi adalah
umat pilihanNya. Ya, bangsa Yahudi. Tidak ada bangsa lain
yang terpilih seperti bangsa Yahudi.
Di kios Islam kami mendengar, bahwa Allah itu Maha
Penyayang dan Muhammad ialah nabiNya. Keselamatan diperoleh
dengan mendengarkan Nabi Tuhan yang satu-satunya itu.
Di kios Kristen kami menemukan, bahwa Tuhan adalah Cinta
dan bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan. Silahkan
mengikuti Gereja Kudus jika tidak ingin mengambil risiko
masuk neraka.
Di pintu keluar aku bertanya kepada temanku: 'Apakah
pendapatmu tentang Tuhan?' Jawabnya: 'Rupanya Ia penipu,
fanatik dan bengis.'
Sampai di rumah aku berkata kepada Tuhan: 'Bagaimana
Engkau bisa tahan dengan hal seperti ini, Tuhan? Apakah
Engkau tidak tahu, bahwa selama berabad-abad mereka memberi
julukan jelek kepadaMu?'
Tuhan berkata: 'Bukan Aku yang mengadakan 'Pasar malam
agama' itu. Aku bahkan merasa terlalu malu untuk
mengunjunginya.'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|