57. KEPASTIAN PADA MATA UANG
Jendral Jepang termasyhur, Nobunaga, memutuskan untuk
menyerang, meskipun jumlah prajuritnya hanya sepersepuluh
dari jumlah prajurit musuh. Ia yakin bahwa ia akan menang,
tetapi para prajuritnya merasa sangsi.
Dalam perjalanan menuju peperangan, mereka berhenti di
sebuah kuil Shinto. Sesudah berdoa di dalam kuil, Nobunaga
keluar dan berkata: 'Sekarang, aku akan melemparkan mata
uang. Jika gambar kepala yang kelihatan, kita akan menang.
Kalau angka yang kelihatan, kita akan kalah. Nasib akan
terungkap sekarang.'
Ia melempar mata uang. Tampak gambar kepala. Para
prajurit begitu bersemangat maju perang, hingga mereka
menang dengan mudah.
Hari berikutnya seorang ajudan berkata kepada Nobunaga:
'Tak seorang pun dapat rnengubah nasib yang sudah
ditakdirkan untuknya.' 'Memang betul,' kata Nobunaga, sambil
menunjukkan mata uang rangkap, yang kedua sisinya bergambar
kepala.
Kekuatan doa? Kekuatan takdir? Ataukah kekuatan iman yang
yakin bahwa sesuatu akan terjadi?
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|