104. MOHON HATI YANG DAMAI
Dewa Vishnu sudah bosan mendengarkan permohonan salah
seorang penyembahnya, hingga suatu ketika ia menampakkan
diri di hadapannya dan berkata: 'Sudah kuputuskan, aku akan
memberikan tiga hal, apa pun yang kau minta. Sesudah itu,
tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu
lagi.'
Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan
permohonan yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati
sehingga ia dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih
baik. Permohonannya dikabulkan dengan segera.
Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul
menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan
kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia
telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari
bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya.
Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik
dia?
Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya
kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud
tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena
ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya
kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta
diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup,
kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan
untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya
uang kalau tidak punya sahabat?
Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat
memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan,
kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan
berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi
nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'
Melihat kebingungan orang itu, Vishnu tertawa dan
berkata:
'Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi
dalam hidupmu.'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|