93. BAYAZID MELANGGAR ATURAN.
Bayazid, seorang Muslim yang suci, kadang-kadang dengan
sengaja melanggar bentuk-bentuk lahir dan upacara
agamanya.
Pada suatu hari, ketika ia pulang dari Mekah, ia singgah
di kota Rey di Iran. Penduduk kota yang sangat menaruh
hormat padanya, keluar mengelu-elukannya sampai seluruh kota
menjadi gempar. Bayazid, yang sudah jenuh akan pendewaan
serupa itu, menunggu hingga ia sampai di pinggir pasar. Di
sana ia membeli sepotong roti, lalu mulai memakannya di muka
umum. Padahal waktu itu bulan puasa. Akan tetapi Bayazid
yakin, bahwa dalam perjalanan ia tidak terikat pada
peraturan-peraturan agama.
Tetapi para pengikutnya tidak berpikir demikian. Maka
mereka begitu dikecewakan oleh perbuatan itu, sehingga
mereka semua segera meninggalkannya dan pulang. Bayazid
dengan rasa puas berkata kepada salah seorang muridnya:
'Lihat, begitu aku berbuat sesuatu yang berlawanan dengan
harapan mereka, rasa hormat mereka terhadapku hilang
lenyap.'
Jesus kerapkali sangat mengejutkan para pengikutnya
dengan bertindak seperti itu juga.
Kebanyakan orang memerlukan seorang suci untuk disembah
dan seorang guru untuk dimintai nasehat. Ada persetujuan
diam-diam: 'Engkau harus hidup sesuai dengan harapan kami,
dan sebagai gantinya kami akan menghormatimu.' 'Permainan'
kesucian!
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ,
Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
|