MENCELA DIRI
Sang Guru merasa geli atas jenis pencelaan diri palsu
yang dimaksudkan sebagai kerendahan hati. Ia menceritakan
perumpamaan ini kepada para murid:
Dua orang pergi ke sebuah gereja untuk berdoa. Mereka itu
seorang imam dan seorang koster. Imam itu mulai menepuk dada
dan memohon, "Tuhan, saya adalah orang yang paling rendah.
Saya tidak pantas menerima rahmat-Mu! Saya hampa, bukan
apa-apa, kasihanilah saya."
Tidak jauh dari imam itu sang koster juga menepuk dada
dan memohon, "Kasihanilah saya, ya Tuhan. Saya adalah
seorang pendosa, bukan apa-apa."
Imam itu menoleh dengan angkuh. "Ha!" katanya. "Lihat
siapa itu yang berani-beraninya menyatakan dirinya bukan
apa-apa!"
(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello,
Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997)
|