44. Dzalim ibn 'Amr ibn Sufyan Abul Aswad
ad-Du'ali al-Bashri1
Menurut ibn Mu'in, Abu al-Aswad adalah orang yang tsiqat.
Al-Ajli berkata: "Ia seorang tabi'in kelahiran Kufah. Dialah
orang pertama yang membahas atau berbicara tentang tata
bahasa, nahwu. Al-Waqidi berkata: "Ia masuk Islam pada zaman
Nabi, dan berperang bersama 'Ali pada Perang Jamal. Dalam
ath-Thabaqat al-Ulama' min ahl al-Bashrah, Ibn Sa'id
berkata, "Ia seorang penyair Syi'ah. Namun ia seorang yang
tsiqat dalam haditsnya. Insya Allah, Ibn Hibban menyebut Abu
al-Aswad dalam daftar tabi'in yang tsiqat.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
Abu al-Aswad adalah orang yang tsiqat, dan hadits dapat
dijadikan hujjah. Ulama hadits tidak ada yang melontarkan
suara cela kepada Abu al-Aswad selain Ibn Sa'ad yang
memandangnya bertasyayyu'. Tetapi tasyayyu' ini tidak
mengurangi keadilan Abu al-Aswad. Karena itulah,
Ashabus-Sittah meriwayatkan haditsnya.
Mengenai tuduhan al-Musawi, penulis Dialog Sunnah-Syi'ah,
bahwa kesyi'ahan Abu al-Aswad lebih terang dan lebih jelas
dari matahari, merupakan isapan jempol belaka. Tuduhan
demikian hanya karena Abul al-Aswad berperang bersama 'Ali
di Perang Jamal. Tanggapan terhadap tuduhan semacam ini
telah kami jelaskan dalam penjelasan mengenai perawi
nomor 42.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
12/10.
|