|
42. Sha'sha'ah ibn Shuhan ibn Hajar ibn Harits
ibn Hajras al-Abdi Abu 'Umar1
Menurut adz-Dzahabi, Sha'sha'ah orang yang ketsiqatannya
sangat dikenal. Al-Jauzjani memasukkan dia ke dalam daftar
perawi dha'if. Ia dicap Khawarij. Sementara Ibn Sa'ad dan
Nasa'i memandangnya tsiqat. Dalam at-Tahdzib disebut
demikian" Ibn Hibban menyebut dia dalam kelompok ats-Tsiqat
(perawi yang adil)." Penulis at-Tahdzib juga berkata: "Ibn
Hibban tidak benar."
Mengenai pernyataan al-Musawi, penulis Dialog
Sunnah-Syi'ah, yang dikutip dari Ibn Quthaibah, maka hal itu
sama sekali tidak merusak sifat adil Sha'sha'ah, tabi'in
yang agung itu. Ibn Quthaibah memandang dia sebagai salah
seorang perawi Syi'ah yang terkenal, hanya karena ia ikut
berperang bersama 'Ali dalam Perang Jamal. Jadi, bukan
karena itu berpaham Rafidhah yang mendiskreditkan para
sahabat pada umumnya, dan Abu Bakar dan 'Umar pada
khususnya. Hal seperti itu banyak terjadi pada para sahabat
dan tabi'in, di mana mereka berpihak kepada 'Ali dalam
perang melawan Mu'awiyah. Karena itu, apakah mereka harus
dipandang telah keluar dari lingkungan Ahlus-Sunnah
wal-jam'a'ah, dan mesti dipandang sebagai kaum Rafidhah? Hal
seperti ini tidak pernah dikatakan oleh ulama Sunni. Sebab
ciri utama Rafidhah terletak pada keberanian mereka memberi
takwil dan mengubah kalam Allah, dan dengan begitu mereka
berpacu untuk berdusta.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
4/422; Mizan at-I'tidal 2/315.
|