Kebebasan Wanita Jilid 6

oleh Abdul Halim Abu Syuqqah

 

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Pengantar Penerbit

Pasal I. GAMBARAN ISLAM TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA YANG UTAMA

  1. Perkawinan Merupakan Pintu Masuk Pendidikan Seksual
    1. Faedah Pertama
    2. Faedah Kedua
    3. Faedah Ketiga
    4. Faedah Keempat
    5. Faedah Kelima
  2. Perkawinan Merupakan Kerangka Sosial Pendidikan Seksual
    1. Perkawinan Merupakan Aturan Fitrah
    2. Perkawinan Adalah Sunnah Para Nabi dan Rasul a.s.
    3. Perkawinan Merupakan Sunnah Nabi Muhammad saw.
  3. Kenikmatan Seksual Termasuk Kebaikan dalam Kehidupan Dunia
  4. Beberapa Pesan Untuk Para Orang Tua

Pasal II. PENDIDIKAN SEKS DAN RASA MALU

  1. Perasaan Malu yang Berlebihan dalam Realitas Kehidupan Kita
  2. Perasaan Malu yang Sehat yang Sesuai dengan Petunjuk Al-Qur'an dan As-Sunnah
    1. Contoh Al-Qur'an tentang Malu yang Sehat
    2. Beberapa Contoh dari Sunnah tentang Malu yang Sehat
  3. Tidak Perlu Malu Menyampaikan Pendidikan Seks yang Dibenarkan atau Dituntut Syara'.
  4. Nash-nash Al-Qur'an Tentang Pengetahuan Seksual
    1. Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia
    2. Ayat-ayat yang Mengisyaratkan Adanya Naluri Saling Ketertarikan antara Lelaki dan Wanita
    3. Ayat-ayat yang Mengisyaratkan Organ-organ Seks dan Ungkapan-ungkapan Lahiriahnya
    4. Ayat-ayat yang Mengisyaratkan Hubungan Seks
  5. Nash-nash As-Sunnah yang Mengandung Pendidikan Seks
    1. Nash-nash yang Mengisyaratkan Organ-organ Seks
    2. Nash-nash yang Menunjukkan Sebagian Kekhususan Wanita
    3. Nash-nash yang Mengisyaratkan Hubungan Seksual
    4. Nash-nash yang Menganjurkan Melakukan Hubungan Suami-isteri dan agar Dilakukan Sepuas Mungkin
    5. Meminta Fatwa Mengenai Masalah yang Berkaitan dengan Hubungan Seksual
    6. Kemauan untuk Menerangkan Syariat Allah dengan Sejelas-jelasnya
    7. Sikap-sikap Unik yang Berkenaan dengan Masalah Hubungan Seks
    8. Nash-nash tentang Beberapa Peristiwa Unik pada Zaman Jahiliah

Pasal III. PENGAKUAN SYARIAT TERHADAP NALURI SEKSUAL

  1. Naluri Seksual dan Fitnahnya yang Besar
  2. Naluri Seksual dan Penolakan Izin Berkebiri
  3. Naluri Seksual dan Pemeliharaan Diri dengan Kawin
  4. Naluri Seksual dan Keinginan Terhadap Istri
  5. Naluri Seksual dan Terjatuh kedalam Perbuatan Haram
    1. Mencampuri Istri pada Waktu Terlarang 
    2. Terjatuh dalam Dosa-dosa Kecil
    3. Melakukan Perbuatan Keji 

Pasal IV. SYARIAT MEMUDAHKAN JALAN HUBUNGAN INTIM SUAMI-ISTERI

  1. Nash-nash yang Menganjurkan Wanita Memenuhi Hak Suami
  2. Nash-nash yang Menganjurkan Lelaki agar Memenuhi Hak Isteri
  3. Beberapa Bentuk Kemudahan dalam Melakukan Hubungan Biologis
    1. Boleh Bersenang-senang Meskipun Disertai Usaha Menghindari Kehamilan
    2. Boleh Bersenang-senang dengan Istri yang Sedang Istihadhah
    3. Boleh Bersenang-senang dengan Istri yang Sedang Haid
    4. Boleh Bersenang-senang Ketika Dalam Suasana Ibadah
    5. Memperingan Thaharah yang Wajib Sesudah Bersenang-senang
    6. Sahnya Menunaikan Ibadah dengan Masih Ada Bekas Melakukan Hubungan Biologis
    7. Memperpendek Masa Berkabung Terhadap Selain Suami
    8. Mempersingkat Waktu Bepergian
    9. Diperkenankan Talak Bagi Lelaki dan Khulu' bagi Wanita
    10. Menyegerakan Perkawinan bagi Wanita yang Ditalak
    11. Menyegerakan Perkawinan bagi Janda

Pasal V. ADAB-ADAB YANG BERKAITAN DENGAN HUBUNGAN BIOLOGIS

  1. Adab-adab dalam Melakukan Hubungan yang Halal
    1. Menjauhi Hubungan Seks Secara Total pada Waktu sedang Berpuasa, I'tikaf, dan Ihram
    2. Menjauhi Hubungan Seks pada Waktu sedang Haid
    3. Tidak Mencampuri Istrinya di Duburnya
    4. Merahasiakan Hubungan Suami-isteri
    5. Cemburu Terhadap Kehormatan
  2. Adab-adab yang Dapat Membantu untuk Menjauhi Hubungan Seks yang Haram
    1. Tidak Menyebut-nyebut Kecantikan Wanita Secara Terperinci
    2. Memelihara Aurat, Tidak Boleh Melihat dan Menyentuhnya (Kecuali antara Suami-Isteri)
    3. Tidak Melepas Pandangan kepada Lawan Jenis
    4. Tidak Berjabat Tangan dengan Lawan Jenis dalam Semua Keadaan
    5. Tidak Bergurau dan Bermain-main dengan Lawan Jenis
    6. Tidak Berdesak-desakan dengan Lawan Jenis di Jalan-jalan atau Tempat-tempat Pertemuan
    7. Tidak Berduaan dengan Lawan Jenis
    8. Kaum Wanita Tidak Merangsang Syahwat Kaum Lelaki
  3. Adab-adab yang Harus Dipelihara Setelah Melakukan Perbuatan yang Haram
    1. Menutup Dirinya dan Orang Lain
    2. Tidak Berterang-terangan
    3. Tidak Menuduh Berzina kecuali Sesudah Terpenuhinya Empat Orang Saksi
    4. Tidak Mengulang-ulang Penyebaran Berita

Pasal VI. SYARIAT DAN ETIKA HUBUNGAN SEKSUAL

  1. Pendahuluan
    1. Beberapa Pemahaman yang Batil yang Membatasi dan Mengabaikan Hubungan Suami-Isteri yang Halal
    2. Melakukan Hubungan Seks yang Halal adalah Amalan Saleh yang Diberi Pahala atas Lelaki Muslim dan Wanita Muslimah yang Melakukannya
    3. Saling Menunjang dan Saling Melengkapi antara Rasa Cinta dan Teknik Hubungan Seks
  2. Hal-hal yang Dapat membantu Mengoptimalkan Kenikmatan Hubungan Suami-Isteri
    1. Memulai dengan Berdoa dan Menyebut Nama Allah
    2. Masing-masing Bersolek untuk Pasangannya
    3. Mencukur Bulu Kemaluan
    4. Memelihara Organ-organ Tubuh yang Sensitif pada Pria dan Wanita
    5. Mandi atau Berwudhu bagi Orang yang Hendak Mengulangi Bersanggama
  3. Beberapa Gambaran Teknik Hubungan Suami-Isteri
    1. Merangsang Pasangan
    2. Mengadakan Hubungan Ringan
    3. Mengadakan Hubungan yang Tingkatnya dibawah Jima'

Pasal VII. PETUNJUK NABI SAW. MENGENAI PERKAWINAN DAN HUBUNGAN SUAMI-ISTERI

  1. Mengapa Terdapat Sensitivitas yang Berlebihan terhadap Persoalan Seks dalam Kehidupan Nabi saw.
  2. Keseimbangan antara Perkawinan dan Seks dengan Keseriusan terhadap Hal-hal yang Luhur
    1. Keseriusan yang Tetap terhadap Hal-hal yang Luhur
    2. Beberapa Contoh Keseriusan Rasulullah saw. Terhadap yang Luhur didalam Memilih Isteri
    3. Contoh Keseriusan Rasulullah saw. Terhadap yang Luhur dari Celah-celah Pergaulan Beliau dengan Istri Beliau
    4. Beberapa Contoh Keseriusan Beliau di Lapangan Ibadah
    5. Beberapa Contoh Keseriusan Rasulullah saw. kepada Kesempurnaan dalam Lapangan Zuhud dan Kesederhanaan Hidup
  3. Beberapa Keistimewaan Bagi Para Nabi Merupakan Sunnah yang Berlaku Sekaligus Sebagai Mukjizat
  4. Beberapa Bukti yang Menjelaskan Keistimewaan yang Diberikan Allah kepada Rasulullah saw. (dalam Bidang Perkawinan dan Hubungan Biologis)
    1. Bukti Pertama: Pilihan Allah Ta'ala Terhadap Beberapa Orang Istri untuk Rasul-Nya
    2. Bukti Kedua: Kelapangan Berpoligini dan Dibebaskan dari Beberapa Syarat
    3. Bukti Ketiga: Keleluasaan untuk Membagi Giliran diantara Isteri-isteri Beliau
    4. Bukti Keempat: Penghormatan Allah kepada Rasul-Nya dengan Mewajibkan Hijab terhadap Isteri-isteri Beliau
    5. Bukti Kelima: Allah Memuliakan Rasul-Nya dengan Membatasi Isteri-isteri Beliau Hanya Boleh Kawin dengan Beliau Saja
    6. Bukti Keenam: Pemeliharaan Allah Terhadap Keleluasaan yang Diberikan Kepada Rasul-Nya
    7. Penutup tentang Kelapangan dalam Perkawinan bagi Rasulullah saw
  5. Para Sahabat r.a. Sangat Memperhatikan Apa yang Dikhususkan Allah untuk Nabi-Nya
    1. Mengelilingi Isteri-isterinya Sekedar Menghampiri Sesudah Shalat Subuh
    2. Mengelilingi Isteri-isterinya Sekedar Berlalu Sesudah Shalat Ashar
    3. Bertemu dengan Para Isterinya Setiap Malam di Rumah Isteri tempat Beliau Bergilir
    4. Mengadakan Undian Diantara Isteri-isterinya Ketika Hendak Bepergian untuk Memenuhi Salah Seorang dari Mereka
    5. Mencium Isteri Kemudian Pergi Menunaikan Shalat
    6. Mencium dan Memeluk Isteri dalam Keadaan Berpuasa
    7. Mengelilingi Isteri-isterinya dan Mencampurinya Beberapa Waktu Sebelum Ihram
    8. Bercampur Sebelum Tahallul dari Ihram
    9. Adakalanya Mencampuri Salah Seorang Isterinya, Kemudian Mengulanginya Lagi
    10. Kadang-Kadang Mencampuri Beberapa Orang Isterinya dalam Satu Malam
    11. Para Ummul-Mukminin tidak Mengqadha Puasa Ramadhan Kecuali pada Bulan Sya'ban
    12. Saudah Memberikan Hari Gilirannya kepada Aisyah

Pasal VIII. BEBERAPA PERKATAAN FUQAHA SEPUTAR MASALAH HUBUNGAN BIOLOGIS

  1. Manfaat Hubungan Biologis
  2. Hak Wanita (Isteri) untuk Bersanggama dan Bersenang-senang
  3. Beberapa Bentuk Kesenangan dan Kenikmatan
  4. Seputar Masalah Onani
  5. Bersetubuh di Dubur dan Dampak Negatifnya
  6. Dampak yang Timbul karena tidak Terpenuhinya Hak Melakukan Hubungan Biologis

(sesudah)


Kebebasan Wanita (Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah)
Abdul Halim Abu Syuqqah
Penerjemah: Drs. As'ad Yasin
Juni 1998
Penerbit Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team