Kebebasan Wanita Jilid 4

oleh Abdul Halim Abu Syuqqah

 

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang


ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Pengantar Penerbit

PASAL I. MUKADIMAH

  1. MENGAPA JUDUL BAGIAN INI BUKAN "HIJAB MUSLIMAH"?
    1. Bertentangan dengan Makna Hijab dalam Al-Qur'anul-Karim
    2. Bertentangan dengan Makna Hijab yang Terdapat dalam As-Sunnah
    3. Perbedaan Hijab dengan Libas
    4. Dikhususkan Hijab bagi Istri-istri Nabi saw. Bukan bagi Semua Wanita Muslimin
  2. TUJUAN SYARIAT BERKENAAN DENGAN SYARAT-SYARAT PAKAIAN WANITA
    1. Tujuan Pertama
    2. Tujuan Kedua
  3. ANTARA SIMBOL DAN ESENSI
  4. APAKAH SYARIAT MENETAPKAN MODEL DAN WARNA TERTENTU UNTUK PAKAIAN WANITA
  5. SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI PAKAIAN WANITA

PASAL II. SYARAT PERTAMA PAKAIAN DAN PERHIASAN WANITA

  • CIRI-CIRI PENUTUP TUBUH WANITA MENURUT AL-QUR'ANUL-KARIM
    1. Ciri Pertama (menurut surat al-Ahzab); Kekhususan Hijab untuk Istri-istri Nabi saw.
    2. Ciri Kedua (menurut surat al-Ahzab); Kewajiaban Membedakan Penutup Wanita Merdeka dari Wanita Budak
  1. KOMENTAR TENTANG KEWAJIBAN MENUTUP TUBUH BAGI WANITA MERDEKA UNTUK MEMBEDAKAN DARI WANITA BUDAK
    • Jilbab sebagai Identitas di Luar Rumah
  2. PERINTAH MENGULURKAN JILBAB MERUPAKAN KEWAJIBAN ATAU ANJURAN (NADB)?
    1. Ciri Ketiga (dari surat an-Nuur): Batas Ukuran Perhiasan yang Boleh Ditampakkan Wanita kepada Laki-laki yang Bukan Mahram
    2. Ciri Keempat (dari surat an-Nuur): Wanita Diperintahkan Menutup Leher dan Dada dengan Ujung Kerudung
    3. Ciri Kelima (dari surat an-Nuur): Kepada Siapakah Wanita Menampakkan Perhiasan Batinnya
    4. Ciri Keenam (dari surat an-Nuur)
  3. PENDAPAT FUQAHA TENTANG MASALAH MEMBUKA TUMIT
    • Ciri Ketujuh (dari surat an-Nuur): Kemurahan bagi Wanita Tua dalam Sebagian Pakaian

PASAL III. PENAMPAKAN WAJAH WANITA MERUPAKAN KEBIASAAN MASYARAKAT MUSLIM PADA ZAMAN NABI SAW.

  1. DALIL-DALIL DARI AL-QUR'ANUL-KARIM SERTA PENJELASANNYA DARI AS-SUNNAH
    1. Dalil Pertama
    2. Dalil Kedua
    3. Dalil Ketiga
  2. DALIL-DALIL DARI SUNNAH MUTHAHHARAH
    1. Dalil Pertama: Sujud dengan Tujuh Anggota Badan diantaranya Dahi dan Hidung
    2. Dalil Kedua: Perintah Kepada Peminang untuk Melihat Wanita yang Dipinang
    3. Dalil Ketiga: Haramnya Berhias Diri bagi Wanita yang Berkabung
    4. Dalil Keempat: Membedakan Ummul Mukminin dengan Hijab Wanita Merdeka dengan Membuka Wajah, dan Wanita Budak dengan Membuka Kepala dan Wajah
    5. Dalil Kelima: Keluarnya Wanita-wanita Mukmin untuk Menunaikan Shalat Fajar dengan Wajah Terbuka
    6. Dalil Keenam: Wanita Yatim dalam Asuhan Walinya, Lalu Dia Diminati karena Kecantikannya dan Dinikahinya
    7. Dalil Ketujuh: Izin yang Jelas bagi Wanita Untuk Menampakkan Wajah dan Kedua Telapak Tangannya
  3. DALIL-DALIL DARI PETUNJUK SEJUMLAH NASH
    1. Dalil Pertama: Terbukanya Wajah Ummul-Mukminin (sebelum difardhukannya Hijab)
    2. Dalil Kedua: Diambil dari Petunjuk Sejumlah Nash mengenai Penampakkan Wajah Wanita-wanita Mukmin (Sebelum Difardhukannya Hijab atas Ummul-Mukminin)
    3. Dalil Ketiga: Diambil dari Sejumlah Nash mengenai Sebagian Wanita yang Menutup Wajahnya
    4. Dalil Keempat: Diambil dari Petunjuk Nash-nash yang Menyifati Wanita dengan Putih atau Hitam atau Cantik, dan Diambil dari Penelitian Para Pensyarah Beberapa Nash Mengenai Nama-nama yang Tidak Jelas
    5. Dalil Kelima: Diambil dari Keterlibatan Wanita dalam Kehidupan Sosial
  4. PENDAPAT FUQAHA YANG MENUNJUKKAN KEUMUMAN TERBUKANYA WAJAH WANITA
    1. Pendapat Pertama
    2. Pendapat Kedua
    3. Pendapat Ketiga
    4. Pendapat Keempat
    5. Pendapat Kelima

PASAL IV. ALASAN-ALASAN TAMBAHAN ATAS PEMBOLEHAN MEMBUKA WAJAH WANITA

  1. KESULITAN DALAM MENCARI DALIL ATAS HAL-HAL YANG MUBAH
    1. Tidak Terdapat Nash yang Sharih dalam Al-Qur'an dan Penjelasan yang Jelas dalam As-Sunnah Tentang Kewajiban Menutup Wajah
    2. Seandainya Kewajiban Menutup Wajah itu Benar, Tentu Hal itu Termasuk Urusan Agama yang Diketahui Secara Pasti
    3. Membuka Wajah Termasuk Sunnah Kehidupan Manusia
    4. Kebutuhan Hidup Mendorong Keterbukaan Wajah
    5. Kesulitan dalam Ketertutupan Wajah dan Kemudahan dalam Keterbukaannya

PASAL V. KESEPAKATAN FUQAHA TERDAHULU ATAS KEBOLEHAN MEMBUKA WAJAH

  1. PENDAPAT PARA FUQAHA TENTANG KEBOLEHAN MEMBUKA WAJAH
    1. Dari Kitab-kitab Madzhab
    2. Nukilan Fuqaha dari Iman-iman Madzhab
    3. Pendapat-pendapat Fuqaha
  2. KESEPAKATAN FUQAHA TERDAHULU BAHWA WAJAH BUKAN AURAT
    1. Dari Imam-imam Tafsir
    2. Dari Pembesar-pembesar UlamaHadits
    3. Dari Tokoh-tokoh Madzhab Maliki
    4. Dari Tokoh-tokoh Madzhab Syafi'i
    5. Dari Tokoh-tokoh Madzhab Hanbali
    6. Ibnu Taimiyah Mengakui Adanya Kesepakatan dengan Syarat
    7. Apakah Munculnya Pendapat yang Ganjil Membatalkan Kesepakatan Fuqaha Terdahulu?
  3. SIKAP FUQAHA MADZHAB HANBALI TERHADAP KESEPAKATAN PADA FUQAHA TERDAHULU
    1. Perkenalan dengan Madzhab Hanbali
    2. Madzhab Hanbali Bersama Kesepakatan Fuqaha Terdahulu
    3. Pendapat Fikih yang Dilontarkan Madzhab Hanbali Menyalahi Kesepakatan Fuqaha Terdahulu
    4. Kesalahan Fikih yang Muncul dari Fuqaha Hanabilah Bertentangan dengan Kesepakatan Fuqaha Terdahulu
    5. Tuduhan Keras yang Dilontarkan Fuqaha Hanabilah untuk Melangsungkan Pembatalan Kesepakatan Fuqaha Terdahulu
    6. Dalil Tentang Aurat itu Satu
    7. Fuqaha Masa-masa Kemudian dan Kesepakatan Mereka atas Kebolehan Membuka Wajah bagi Wanita
    8. Khulashah

PASAL VI. CADAR ANTARA JAHILIAH DAN ISLAM

  1. CADAR PADA JAMAN JAHILIAH
  2. CADAR ALAM SYARI'AT ISLAM
    • Larangan Cadar dalam Ihram dan Petunjuknya
  3. CADAR DALAM SEJARAH KAUM MUSLIM
    1. Pemakaian Cadar oleh Ummul-Mukminin Sesudah Diwajibkan Hijab
    2. Pemakaian Cadar oleh Sebagian Kaum Wanita
    3. Pelepasan Cadar Secara Berkala
  4. BEBERAPA KOMENTAR
    1. Cadar adalah Model Pakaian yang Memiliki Beberapa Keistimewaan
    2. Syara' yang Mulia Lemah Lembut terhadap Wanita
    3. Apakah Sudah Tiba Waktunya bagi Kita untuk Membebaskan Diri dari Belengu Taklid?

PASAL VII. KEWAJIBAN MEMBUKA WAJAH BAGI WANITA PADA WAKTU IHRAM

  1. Madzhab Hanafi
  2. Madzhab Maliki
  3. Madzhab Syafi'i
  4. Madzhab Hanbali
  5. Khulashah
  6. Dialog dengan Ibnu Hazim

PASAL VIII. SYARAT KEDUA PAKAIAN DAN PERHIASAN WANITA

  1. MENJAGA KESERASIAN DALAM HIASAN WAJAH, TELAPAK TANGAN, TUMIT DAN PAKAIAN
  2. DALIL UMUM SYARI'AT KEDUA
    1. Perhiasan Wajah
    2. Perhiasan Telapak Tangan
    3. Perhiasan Kedua Tumit (Kaki)
    4. Hiasan Pakaian
  3. KOMENTAR TENTANG BERMACAM-MACAM PERHIASAN YANG DISEBUT DALAM NASH
  4. PERTANYAAN-PERTANYAAN SEPUTAR PERHIASAN WANITA
  5. PENDAPAT FUQAHA TENTANG PAKAIAN LAHIR WANITA

PASAL IX. SYARAT-SYARAT PAKAIAN DAN PERHIASAN WANITA

  1. SYARAT KETIGA: PAKAIAN DAN PERHIASAN WANITA
    • DIKENAL OLEH MASYARAKAT ISLAM
  2. SYARAT KEEMPAT: PAKAIAN WANITA
    • BERBEDA DENGAN PAKAIAN LAKI-LAKI
  3. SYARAT KELIMA: PAKAIAN DAN PERHIASAN WANITA
    • BERBEDA DENGAN APA YANG MENJADI IDENTITAS WANITA KAFIR

PASAL X. DIALOG DENGAN PARA PENENTANG YANG MENGATAKAN WAJIBNYA MENUTUP WAJAH

PASAL XI. DISKUSI DENGAN PARA PENENTANG YANG MENGATAKAN DIANJURKANNYA MENUTUP WAJAH

  1. KOMENTAR TERHADAP DISKUSI DENGAN PARA PENENTANG KETERBUKAAN WAJAH
  2. BEBERAPA PATAH KATA YANG BERHARGA BAGI ORANG-ORAN YANG BERDISKUSI/BERDIALOG

(sesudah)


Kebebasan Wanita (Tahrirul-Ma'rah fi 'Ashrir-Risalah)
Abdul Halim Abu Syuqqah
Penerjemah: Drs. As'ad Yasin
Juni 1998
Penerbit Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388

Indeks Islam | Indeks Wanita | Indeks Artikel | Tentang Pengarang
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team