Teguh Memegang Prinsip ala Dr.
Kung
(Brussel, 15 Januari 1986)
Telah lewat beberapa waktu, sejak terjadi polemik antara
pendeta kondang dari Swiss, Dr. Hans Kung --sekarang
menjabat sebagai Direktur Institut Riset Moskow di Tobingen
(Jerman)-dan fundamentalisme Katolik. Kemudian, perbedaan
pendapatnya dengan Roma sampai pada tingkatan-tingkatan baru
setelah ia merilis bukunya yang berjudul: Kristen dan
Agama-agama Besar Dunia.
Yang sungguh menarik, Kung mengakui bahwa Muhammad adalah
benar-benar nabi. Bertolak dari sini, Kung menyempurnakan
proyek yang telah dimulai oleh Prof. Dr. Rudolf Baltman di
Universitas Hamburg, yaitu memurnikan kitab Perjanjian Baru
dari mitos-mitos. Adalah logis jika Kung mengikutsertakan
semua agama besar di dunia dalam "dialog internasional" yang
sebelumnya terbatas pada sekte-sekte dalam agama
Kristen.
Dalam sesi kajian tentang "Dunia Islam antara Tradisi dan
Kemajuan" yang digelar di Stuttgart 1985, Kung
mengisyaratkan bahwa gereja sudah cukup membela prinsip
tradisionalnya yang dikukuhkan pada tahun 1442, "Tidak ada
kemurnian di luar kerajaan-Nya." Ia juga menyimpulkan dari
perkembangan yang ada sebuah konklusi suplemen yang
membatalkan dogma "Tak ada nabi di luar gereja". Ini berbeda
dengan keputusan yang dikeluarkan Dewan
Vatikan ke-2 (1962-1965).
Kung mengisyaratkan --dengan pengakuannya sekarang yang
datang terlambat dari waktunya-- bahwa Islam, seperti
janjinya selalu, adalah jalan pemurnian yang hakiki. Maka,
gereja tidak bisa terus-menerus mengingkari kenyataan bahwa
Muhammad adalah penunjuk dan pemimpin jalan ini. Beliau
adalah nabi yang hakiki.
Ia juga mengingatkan umat Islam bahwa Perjanjian Baru
telah membawa kabar gembira akan kedatangan nabi yang lain.
Ia tidak diliputi keraguan bahwa ada kemiripan bangunan di
antara risalah-risalah kenabian yang terdapat dalam Injil
dan Al-Qur'an (Zeitschrift Fuur Kulturraussch, 1985/3 hlm.
315).
Ia mengajak musuh-musuh yang membencinya dari pihak
gereja Katolik agar berupaya memahami Islam dan melaksanakan
kewajiban mereka, walau cuma sekali, terhadap agama dunia
yang lama dilupakan ini (Islam).
Tampaknya, sebagian pendeta Katolik ada yang menyambut
ajakannya ketika dua pendeta yang berafiliasi ke gereja
Paris masuk Islam baru-baru ini.
Kesimpulannya, pengamatan Kung bahwa orang-orang Barat
hanya mengetahui sedikit tentang Islam, hal itu adalah
tepat. Dengan pengecualian sejumlah kecil cendekiawan dan
artis Barat yang berhasil menemukan Islam seperti Leopold
Weiss (Muhammad Asad),
Richard Burton, Marmaduk Pickthall, Martin Lings, Cat
Stevens, Louis Massignon, Rhene Gino, Eva De
Vitramirovich, Roger Geraudy, dan Maurice
Bucaille.
Walaupun kebanyakan orientalis Barat belum memahami Islam
secara mendalam. Apakah mereka tidak membawa --sadar atau
tidak sadar-- kepentingan-kepentingan kolonialisme sampai
batas di mana mereka menilai Islam dengan tolak ukur
peradaban Barat yang mereka yakini keuniversalan dan
keabsahan sistem nilainya?
Dalam majalah "Buku Dunia Islam" (Jilid VI, edisi
pertama, hlm .5) Parvez Mansur menukil pengakuan Ignaz
Goldziher, "Jika kita menerapkan manhaj Islam terhadap empat
Injil itu, maka apa lagi yang tersisa?"
Sungguh, jawaban yang tepat dan mengena terhadap
pertanyaan yang menukik membutuhkan suatu kajian, bagaimana
konteks dan interpretasi kitab Perjanjian Baru terpengaruh
oleh teori-teori filosofis dan mitologis yang berlaku pada
masa itu. Maksudnya hubungan antara: (1) Mitras, anak dewa
matahari Persia (dengan ibadah ritualnya yang tidak jelas)
dengan "hari matahari" dalam Kristen-Latin, dan "hari Ahad"
(hari matahari) dalam mitologi kristen; (2) Dewi Mesir, Izis
(dewi laut), salah satu dari tiga dewa Mesir dengan Dewi
Romawi Magna Marta (juga dikenal dengan nama Dia Dia dan
Capella), dan ibadah ritual Kristen terhadap Maryam sebagai
"ibu tuhan"; (4) tradisi-tradisi Romawi dalam menuhankan
orang-orang besar yang telah wafat dengan keputusan dari
Kongres Romawi dengan keputusan Konsili
Nicaea pada tahun 325 dengan mengangkat Almasih sebagai
tuhan.
Sebenarnya jika kita menerapkan kaidah-kaidah analisis
historis terhadap sumber-sumber agama berikut
kerangka-kerangka pemahamannya, maka tidak ada sesuatu yang
bisa menimbulkan kekhawatiran terhadap Islam, saat terdapat
segala sesuatu yang membuat khawatir Kristen.
Sungguh, Kung melihat hal itu. Dan ia telah menancapkan
kakinya di jalan yang akan membawa ia --pada akhirnya--
memeluk Islam, insya Allah.
(sebelum,
selesai)
|