|
Aku Temukan Jawabannya
(Aljazair, 28 Mei 1962)
Ketika aku bekerja pada Konsulat Jenderal Jerman di ibu
kota Aljazair. Aku menyaksikan kriminalitas yang mengerikan
dan menakutkan selama sembilan bulan. Hampir tidak ada malam
berlalu tanpa diwarnai ledakkan bom-bom plastik, yang bisa
mencapai seratus ledakan atau lebih, dalam satu malam.
Di ibu kota Aljazair sendiri, dalam beberapa bulan, telah
meninggal sekitar seribu orang karena ditembak, dan
mayoritas dari jarak dekat. Gerakan Pembebasan Nasional
berperang melawan Prancis untuk mewujudkan kemerdekaan
Aljazair.
Penduduk Prancis dan Spanyol, di tanah jajahan Aljazair
yang dinamakan "telapak-telapak kaki hitam", mereka juga
membantu Paris, dan berusaha untuk terus tinggal di negeri
ini di bawah pemerintahan Prancis dengan harga berapa
pun.
Tentara rahasia mereka yang terkenal dengan "dinas
tentara rahasia" yang bertanggung jawab mengirimkan
truk-truk bensin yang menyala ke perkampungan-perkampungan
di Aljazair dan memburu mereka seperti kelinci. Dari
apartemenku, di daerah al-Biar, aku dapat menyaksikan
puing-puing sebuah kampung di daerah pegunungan setelah
diserang oleh tentara Prancis dengan menggunakan bom napalm.
Ketika aku pergi menuju Rumah Sakit Mushthafa untuk mencari
korban orang Jerman. Aku melihat korban-korban baru yang
berdatangan sekitar satu orang setiap dua puluh menit. Luka
mereka sama, ditembak di kepala atau kadang-kadang dari
belakang.
Sekarang, setelah dilakukan gencatan senjata dan
perjanjian tersebut dihormati oleh Prancis dan Gerakan
Pembebasan Nasional Aljazair, setelah mereka mengukir
sejarah kemerdekaan Aljazair. Dinas tentara rahasia yang di
alamnya tergabung orang-orang yang melakukan desersi dari
kesatuan tentara Jerman, melakukan upaya pengacauan dengan
melakukan teror untuk mendorong orang-orang Aljazair
melakukan tindakan balasan, sehingga mereka membatalkan
gencatan senjata dengan Prancis tersebut.. Dan kemerdekaan
dapat ditunda, mungkin untuk waktu yang tidak
ditentukan.
Untuk melaksanakan taktik jahanam ini, komandan-komandan
yang tergabung dalam dinas tentara rahasia melakukan
pembersihan terhadap pemuda-pemuda Aljazair terpelajar di
universitas-universitas, juga membunuh wanita Aljazair yang
sedang pergi ke pasar, yang sebenarnya dilarang menyentuh
mereka hingga pada saat seperti itu sekalipun.
Pada hari berikutnya, ketika anak-anak tetangga kami
kembali, mata mereka menampakkan ketakutan setelah
menyaksikan kebuasan yang dilakukan tentara Prancis terhadap
orang Aljazair. Ibu mereka berusaha menenangkan mereka
dengan mengatakan, "Sudahlah, mereka kan tak lebih dari
sekadar orang Arab."
Selama masa tersebut, aku selalu menyiapkan senjataku,
Walter PK. Kaliber 7,65 mm, yang siap ditembakkan. Aku
berulangkali mencari rahasia yang membuat bangsa Aljazair
mampu menanggung semua penghinaan ini, buruknya perlakuan,
dan hukuman.
Akhirnya, aku menemukan kunci rahasianya, ketika aku
sedang membaca ayat 153 surat al-Baqarah, Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar."
(sebelum,
sesudah)
|