KITAB KRISTEN "PERJANJIAN BARU"
Mengapa "Menurut"?
Bagaimana dengan yang disebut Perjanjian Baru? --Mengapa
setiap Injil dimulai dengan pendahuluan-- menurut ...
menurut ... (Lihat halaman 361). Mengapa "menurut"? Karena
tidak ada satu pun dari kata-kata yang berhubungan dengan
24.000 salinan yang ada membawa tulisan penulisnya sendiri!
Inilah perkiraan mengapa ditulis "menurut"! Meski
bukti-bukti internal membuktikan Matius bukanlah penulis
kitab pertama yang memuat namanya.
"Setelah Yesus pergi dari situ, Ia (Yesus)
melihat seorang yang bernama Matius, duduk di rumah cukai,
lalu Ia (Yesus) berkata kepadanya (Matius), "Ikutlah Aku
(Yesus). " Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia
(Yesus). "(Injil -Matius 9: 9).
Tanpa mengembangkan imajinasi pun, seseorang dapat
melihat kata "Ia" dan "Nya" dari narasi di atas tidak
mengarah kepada Yesus atau Matius sebagai penulis, tetapi
orang ketiga menulis apa yang dilihat dan didengarnya --bisa
juga dari cerita orang. Jika kita tidak dapat mengatributkan
"Kitab mimpi" ini, (seperti juga yang dilukiskan untuk kitab
Injil yang pertama) kepada Matius, bagaimana kita
menerimanya sebagai Firman Tuhan? Tidak hanya kita saja yang
menemukan bahwa Matius bukanlah penulis "Injil menurut
Matius" dan Injil tersebut tidak diketahui siapa penulisnya.
J. B. Phillips sepakat dengan kita dalam penemuan ini. Ia
adalah pelayan yang dibayar oleh Gereja Anglikan, Inggris.
Tak ada alasan baginya untuk berbohong atau berkhianat atas
kerusakan pandangan gerejanya! Mengacu kepada kata
pengantarnya untuk "Injil Matius" (lihat salinannya pada
halaman 362). Phillips mengatakan tentang kepenulisannya
sebagai berikut:
"Tradisi terdahulu menganggap Injil ini berasal dari
Rasul Matius, tetapi para sarjana saat ini hampir semuanya
menolak pendapat ini." Dengan kata lain, Matius tidak
menulis Injil yang memuat namanya. Hal ini ditemukan oleh
para sarjana Kristen termasyhur - bukan umat Hindu, Islam
dan Yahudi yang mungkin berprasangka. Biarlah teman kita
penganut Anglikan ini meneruskan: "Penulis, yang masih dapat
kita sebut dengan baik sekali Matius" "Dengan baik sekali,"
karena jika tidak, setiap kali membuat referensi terhadap
"Matius" kita harus mengatakan --"Kitab pertama Perjanjian
Baru" pasal sekian dan sekian, ayat sekian dan sekian. Dan
lagi-lagi "Kitab pertama ...." dan lain-lain. Karena itu,
menurut J. B. Phillips adalah baik sekali kita memberi
beberapa nama pada kitab tersebut. Maka mengapa tidak
"Matius?" Anggaplah sebuah nama yang bagus seperti yang
lainnya! Phillips melanjutkan: "Penuh dengan jelas
menggambarkan 'Q' yang misterius yang mungkin adalah
kumpulan tradisi oral. "Apakah "'Q' misteriusini?" "Q"
adalah singkatan untuk kata dalam bahasa Jerman "quella",
yang berarti "sumber-sumber". Dokumen lain --sebuah sumber
umum-- yang dijadikan acuan oleh Matius, Markus dan Lukas.
Ketiga penulis ini, siapa pun mereka, telah melihat dokumen
umum tersebut. Mereka menulis seolah melihat melalui mata
"seseorang". Dan karena mereka sepakat, ketiga kitab Injil
pertama tersebut dikenal sebagai Injil Sinoptik.
Penjiplakan Total
Tetapi bagaimana dengan bisnis "inspirasi"? Orang
Anglikan tersebut telah mengetukkan palu di kepala. Ia,
lebih dari orang lain, berhak melakukan juga. Ia adalah
seorang pelayan bayaran Gereja (seorang penginjil Kristen
Ortodoks yang juga seorang sarjana) yang mempunyai akses
langsung ke naskah Yunani "asli". Dengarkan apa yang
dibacakannya untuk kita. (Perhatikan bagaimana lemah
lembutnya ia bercerita): "Dia (Matius) telah menggunakan
Injil Markus secara bebas "Dimana dalam bahasa pendidikan:
"telah menyalin secara keseluruhan dari Markus!" Tetap saja
umat Kristen menyebut plagiarisme secara keseluruhan
tersebut sebagai "Firman Tuhan"!
Tidakkah ini membuat Anda bertanya bahwa seorang saksi
yang melihat dan mendengar tugas Yesus, yaitu seorang murid
yang bernama Matius, bukannya menulis sendiri tugas dari
"Tuhannya" melainkan mencuri tulisan anak muda (Markus) yang
berusia sepuluh tahun ketika Yesus mencela kaumnya? Mengapa
seorang saksi yang melihat dan mendengar seperti Matius
menyalin dari seorang anak yang masih muda (Markus) yang ia
sendiri menulisnya berdasarkan cerita orang? Matius tidak
akan melakukan perbuatan bodoh dengan memberi namanya untuk
dokumen yang tak diketahui siapa penulisnya.
Plagiarisme atau Pencurian Literatur
Plagiarisme berarti pencurian literatur. Disebut
plagiarisme jika seseorang menyalin kata demi kata dari
tulisan lain dan menjualnya sebagai miliknya sendiri. Hal
ini merupakan ciri umum di antara 40 penulis-penulis Kitab
Injil yang tidak diketahui namanya. Umat Kristen bangga
dengan apa yang dianggap penghubung umum di antara penulis
66 buklet Protestan dan penulis 73 buklet Katholik Roma yang
disebut "Kitab Injil". Beberapa penghubung umum adalah
mereka (baik Matius, Lukas atau siapa pun mereka) telah
melakukan 85% plagiarisme kata demi kata dari Markus! Tuhan
Yang Maha Kuasa tidak mendiktekan susunan kata yang sama
untuk sinoptis tersebut. Umat Kristen sendiri mengakui hal
ini, karena mereka tidak percaya wahyu lisan, sebagaimana
yang diyakini umat Islam tentang kitab suci Al-Qur'an.
85% plagiarisme yang dilakukan Matius dan Lukas ini
menjadi tidak penting dibanding pencurian literatur dari
penulis-penulis Perjanjian Lama, dimana 100% pencurian
terjadi dalam yang disebut Kitab Tuhan. Seorang sarjana
Kristen, Kenneth Cragg dengan bangga memakai ungkapan
pelembut untuk menyebut pencurian ini sebagai "reproduksi".
Standar yang Sesat
Dr. Scroggie (lihat tulisan sebelumnya) dengan antusias
mengutip Dr. Joseph Parker dalam bukunya atas pujiannya yang
unik terhadap Injil:
"Kitab apakah Injil, sehubungan dengan bermacam-macam
isinya! ... Keseluruhan halaman dibicarakan dengan nama-nama
yang tidak jelas, dan lebih banyak menceritakan sebuah
silsilah daripada hari pembalasan. Cerita hanya setengahnya
saja dikatakan, dan malam tiba sebelum kita dapat mengatakan
dimana kemenangan berada. Dimanakah adanya segala sesuatu."
(dalam literatur agama dunia) "Yang berhubungan dengan ini?"
Sebuah untaian kata yang cantik dan tidak ragu-ragu! Lebih
banyak meributkan tentang sesuatu yang tidak ada, dan fitnah
terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas penulisan yang memalukan
tersebut.
Tak Ada yang Kurang Dari 100%
Selama simposium dengan topik "Apakah Injil Firman
Tuhan?" di Universitas Cape Town yang dipimpin oleh saya dan
Profesor Cumsty (Ketua Jurusan Teologi), saya meminta kepada
pendengar agar membuka Injil untuk mendemonstrasikan derajat
plagiarisme yang dilakukan oleh penulis Injil "yang diberi
inspirasi".
Sebagian umat Kristen sangat gemar membawa Injil dalam
tangan mereka selama berlangsungnya diskusi agama atau
debat. Mereka seolah-olah tak berdaya tanpa kitab tersebut.
Sesuai dengan saran saya, sejumlah pendengar mulai
membolak-balik halaman Injilnya. Saya meminta mereka membuka
pasal 37 dalam "Kitab Yesaya." Ketika para pendengar telah
siap, saya meminta mereka membandingkan antara "Yesaya 37"
milik saya dan "Yesaya 37" milik mereka sewaktu saya
membaca, untuk melihat apakah keduanya identik. Saya mulai
membaca dengan perlahan ayat 1, 2, 4, 10, 15, dan
seterusnya, sampai akhir pasal. Saya terus bertanya di akhir
setiap ayat apakah yang saya baca sama dengan ayat dalam
Injil mereka. Lagi-lagi mereka menjawab secara bersamaan -
"Ya!", "Ya!" Di akhir pasal, dengan Injil masih terbuka di
tempat dari mana saya membacanya, saya meminta pemimpin
kelas mengungkapkan kepada pendengar bahwa saya sama sekali
tidak membaca dari Yesaya 37 tetapi dari 2 Raja-Raja 19!
Terdapat ketakutan luar biasa pada pendengar! Ini berarti
saya telah melakukan plagiarisme 100% terhadap "Kitab Suci
Injil".
Dengan kata lain, Yesaya 37 dan 2 Raja-Raja 19 kata demi
katanya identik. Padahal keduanya diatributkan untuk dua
penulis yang berbeda, terpisah berabad-abad, yang dinyatakan
umat Kristen diinspirasikan oleh Tuhan.
Siapa yang menyalin dan dari siapa? Siapa yang mencuri
dan dari siapa? 32 Sarjana Injil RSV yang termahsyur
mengatakan penulis kitab Raja-Raja "tidak diketahui!" Lihat
salinan RSV oleh "Collins" pada halaman 139. Catatan dalam
Injil ini dipersiapkan dan diedit oleh Pendeta David J.
Fant, Litt. D., Sekretaris Umum perkumpulan Injil New York.
Umumnya, jika pendeta Kristen yang baik mempunyai keyakinan
bahwa Injil adalah Firman Tuhan, mereka juga akan mengatakan
hal yang sama, tetapi dengan jujur (malu-malu) mereka
mengakui: "Penulis - Tidak diketahui! " Mereka dipersiapkan
untuk membayar bualan terhadap kitab suci yang mungkin saja
ditulis oleh Tom, Dick atau Harry dan berharap setiap orang
menganggap semua ini sebagai Firman Tuhan!
Tidak Ada Wahyu Lisan
(Lengkapi diri Anda dengan "Collins" RSV dan
keterangannya untuk mendapatkan daftar lengkap semua kitab
Injil dan penulisnya). Apa yang dikatakan sarjana Kristen
tentang "Kitab Yesaya?" Mereka berkata, "Sebagian besar
ditulis oleh Yesaya. Sebagian mungkin ditulis oleh yang
lainnya." Dalam pandangan sarjana Injil, kita tidak akan
mengambil Yesaya untuk tugas tersebut. Dapatkah kita
kemudian memaku plagiarisme ini di pintu Tuhan? Sangat
menghina! Pada saat tanya jawab di akhir simposium yang
disebutkan tadi, Profesor Cumptsy menegaskan bahwa "Umat
Kristen tidak percaya bahwa Injil diwahyukan secara lisan".
Sehingga Tuhan Yang Maha Kuasa tidak lupa mendiktekan cerita
yang sama dua kali! Tangan manusia, semuanya terlalu
manusiawi, memainkan kerusakan terhadap yang dinamakan
Firman Tuhan ini --Injil. Meski demikian, para penginjil
memaksa bahwa setiap kata, koma dan titik dari Injil adalah
Firman Tuhan!"
PLAGIARISME 100%
2 RAJA RAJA 19
|
YESAYA 37
|
Segera sesudah reja Hizkia mendengar itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah
badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke
rumah TUHAN.
[2] Disuruhnyalah juga Elyakim, kepala istana,
Sebna, Panitera negara, dan yang tua-tua di antara
para imam, dengan berselubungkan kain kabung,
kepada nabi Yesaya bin Amos.
[3] Berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata
Hizkia, Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan
penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk
melahirkan anak, tetapi tidak ada kekuatan untuk
melahirkannya.
[5] Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai
kepada Yesaya.
[10] Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia,
raja Yahuda: Janganlah Allahmu yang kau percayai
itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan;
Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja
Asyur.
[11] Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar
tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada
segala negeri, yakni bahwa mereka telah
menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?
[12] Sudahkah para allah dari bangsa-bangsa,
yang telah dimusnahkan oleh nenek moyangku, dapat
melepaskan mereka, yakni Gozan, Haran, Rezef dan
bani Eden yang di Telasar?
[14] Hizkia menerima surat itu dari tangan para
utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke
rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan
TUHAN.
[15] Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan
berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di
atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala
kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit
dan bumi.
[36] Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja
Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.
[37] Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah
di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh
dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan
pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat.
Kemudian Esartadon, anaknya, menjadi raja
menggantikan dia.
|
Segera sesudah raja Hizkia mendengar itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah
badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke
rumah TUHAN.
[2] Disuruhnyalah juga Elyakim, kepala istana,
Sebna, panitera negara, dan yang tua-tua di antara
para imam, dengan berselubungkan kain kabung,
kepada nabi Yesaya bin Amos.
[3] Berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata
Hizkia, Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan
penistaan; sebab sudah datang waktunya untuk
melahirkan anak, tetapi tidak ada kekuatan untuk
melahirkannya.
[5] Ketika pegawai-pegawai raja Hizkia sampai
kepada Yesaya.
[10] Beginilah harus kamu katakan kepada Hizkia,
raja Yahuda: Janganlah Allahmu yang kau percayai
itu memperdayakan engkau dengan menjanjikan;
Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja
Asyur.
[11] Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar
tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada
segala negeri, yakni bahwa mereka telah
menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan?
[12] Sudahkah para allah dari bangsa-bangsa,
yang telah dimusnahkan oleh nenek moyangku, dapat
melepaskan mereka, yakni Gozan, Haran, Rezef dan
bani Eden yang di Telasar?
[14] Hizkia menerima surat itu dari tangan para
utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke
rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan
TUHAN.
[15] Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan
berkata: 16 "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta
di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah
segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan
langit dan bumi.
[37] Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja
Asyur, dan pulang, lalu tinggallah ia di Niniwe.
[38] Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah
di dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh
dan Sarezer, anak-anaknya, membunuh dia dengan
pedang, dan mereka meloloskan diri ke tanah Ararat.
Kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja
menggantikan dia.
|
|