|
Menurut ramalan-ramalan: Jakarta gak jadi tenggelam, sialan
nih gak dapat proyek donk, 24-28 Januari 2013:-)
Unduh poster resolusi penuh di sini.
(sumber data: pasang
surut, ramalan
cuaca)
Ulasan tentang Jakarta Deep Tunnel dapat diikuti di
swf html5
pdf
Penjelasan agak rinci karena ada pertanyaan di
milis
Pertanyaan:
Sent: 24 Januari 2013 10:15
To: alumnas-OOT yahoogroups; Djoko Luknanto
Satu faktor yang belum disebut -- yang membuat ancaman
banjir pada tanggal yang disebut menjadi sangat, amat,
terlalu, jauh lebih besar -- adalah air pasang yang
dieksaserbasi oleh posisi bulan di minggu tersebut. Saya
duga, jumlah (volume) air banjir, hanya sepersekian dari
jumlah air laut pasang yang mengalir balik. Mohon
dikoreksi kalau saya keliru mepersepsikan proporsi
masalah yang ada.
Jawaban:
Ada 2 faktor utama yang berpengaruh terhadap banjir di
Jakarta:
- Curah hujan yang terjadi pada saat pasang tertinggi
(pada Butir 2) berikut ini,
- Pasang surut air laut yang dipengaruhi posisi bulan
(ini hampir pasti, karena secara astronomi hitungan sudah
well-defined).
Perlu diketahui bahwa pada setiap kota di muara sungai
(misal Jakarta, Surabaya, Semarang) akan mengalami pengaruh
pasang surut air laut (Butir 2), baik pada musim kemarau
maupun penghujan. Dengan memperhatikan faktor ini, maka kota
Jakarta sudah mengalami dalam kesehariannya pengaruh
pasang-surut air laut ini. Contoh di kota Semarang pengaruh
air pasang menimbulkan fenomena yang populer dengan sebutan
"rob." Oleh karena itu, berdasarkan pengamatan sehari-hari,
kehidupan kota Jakarta memang sudah dipengaruhi oleh pasang
surut tersebut, namun pengaruhnya biasanya hanya terjadi di
sekitar muara, karena adanya bangunan pintu air yang
mencegah pengaruh pasang air laut masuk terlalu dalam/jauh
ke daratan.
Jadi kekawatiran bahwa Jakarta akan "tenggelam" sekitar
tanggal 24-28 Januari 2013 agak berlebihan ditayangkan dalam
media massa. Peristiwa "Tenggelam" tersebut hanya akan
terjadi jika (1) curah hujan baik di Bogor dan Jakarta sama
atau melampaui curah hujan yang terjadi 2 minggu sebelumnya
(yang menimbulkan banjir besar di Jakarta), ditambah (2)
pasang tertinggi air laut yang memang secara periodik
terjadi. Jika kedua faktor utama tersebut terjadi bersamaan,
maka "tenggelam" tersebut memang mungkin terjadi. Sekali
lagi, berdasarkan prakiraan cuaca yang saya tayang dalam
poster di atas, tampaknya Butir (1) di atas tidak akan
terjadi.
Dalam dunia ketekniksipilan sudah terbiasa dalam
perencanaan bangunan pengendali banjir, kedua skenario
tersebut digabung yaitu puncak banjir tiba di muara pada
saat bersamaan dengan pasang tertinggi, kemudian dihitung
elevasi muka air sepanjang sungai karena pengaruh
backwater:-)
Kira-kira begitulah secara garis besar, hitungan rincinya
rumit karena perlu data tampang sungai sepanjang ruas yang
dimodelkan:-)
Secara garis besar poster di atas menyajikan (1)
hitungan pasang surut air laut, dan (2)
prakiraan curah hujan di Bogor dan Jakarta sebagai
petunjuk.
Catatan: prakiraan hujan dalam poster di atas saya
gunakan data kemarin (Selasa 22 Januari 2013), ada
kemungkinan berubah, harapan saya semoga tidak berubah
banyak, artinya hujan di Bogor dan Jakarta tidak selebat
yang kemarin itu:-)
|
|
oleh Ir. Djoko Luknanto, M.Sc.,
Ph.D.
(Djoko Luknanto,
Jack la Motta,
Luke
Skywalker)
(Alamat situs ini: http://luk.staff.ugm.ac.id/artikel/,
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/artikel/)
Peneliti Sumberdaya Air
di Laboratorium Hidraulika
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
alamat:
Jln. Grafika 2, Yogyakarta 55281, INDONESIA
Tel: +62 (274)-545675, 519788, Fax: +62 (274)-545676,
519788
|