Pergolakan Pemikiran:
Catatan Harian Muslim Jerman

Murad Wilfred Hoffman

Ukhuwah dalam Islam

(Jedah, 18 Desember 1982)

Di pos pemeriksaan paspor, petugas muda Saudi di bagian paspor memperhatikan dengan teliti beberapa kali visa haji dan wajahku, sehingga aku merasa khawatir jika ada sesuatu yang tidak beres. Aku kemudian melihat tetes-tetes air mata jatuh di pelupuk matanya, dan tanpa menunggu ia melompat turun dari counter dan memelukku, karena menganggapku sebagai saudaranya dalam Islam.

Beberapa kali aku menyaksikan air mata bahagia ini di wajah umat Islam Timur yang bersinar ketika mereka mengetahui bahwa aku adalah orang Islam.

Jika umat Kristen mampu memahami perasaan seperti ini, mereka akan memahami lebih baik, sebab gagalnya usaha kristenisasi pada umat Islam.

Seorang muslim --meskipun tidak kaya, buta huruf, atau hanya hafal surat al-Fatihah dan al-Ikhlas-- akan senantiasa merasa bahwa mereka jauh lebih mempunyai pengetahuan-pengetahuan pokok daripada nonmuslim. Terutama mereka yang menganut pemikiran syirik, seperti "anak tuhan", "ibu tuhan", "Trinitas: bapak, anak, dan roh kudus", selamat dengan pengorbanan zat tuhan, dan rahasia-rahasia sakral.

Seorang muslim yang miskin dan tidak bisa baca tulis, ketika mengucapkan la Ilaha illa Allah. Ia akan merasa gembira karena percaya, dengan demikian berarti ia telah melewati masa jahiliah, meskipun hal itu belum tentu dirasakan oleh yang lainnya.

(sebelum, sesudah)


Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman
oleh Murad Wilfred Hoffman
Gema Insani Press, 1998
Jl. Kalibata Utara II No.84 Jakarta 12740
Tel.(021) 7984391-7984392-7988593
Fax.(021) 7984388
dikumpulkan dari posting sdr Hamzah (hamzahtd@mweb.co.id) di milis is-lam@isnet.org

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.