|
Telah berulang kali Nasrudin mendatangi seorang hakim untuk mengurus suatu
perjanjian. Hakim di desanya selalu mengatakan tidak punya waktu untuk
menandatangani perjanjian itu. Keadaan ini selalu berulang sehingga
Nasrudin menyimpulkan bahwa si hakim minta disogok. Tapi -- kita tahu
-- menyogok itu diharamkan. Maka Nasrudin memutuskan untuk melemparkan
keputusan ke si hakim sendiri.
Nasrudin menyiapkan sebuah gentong. Gentong itu diisinya dengan tahi
sapi hingga hampir penuh. Kemudian di atasnya, Nasrudin mengoleskan
mentega beberapa sentimeter tebalnya. Gentong itu dibawanya ke hadapan
Pak Hakim. Saat itu juga Pak Hakim langsung tidak sibuk, dan punya
waktu untuk membubuhi tanda tangan pada perjanjian Nasrudin.
Nasrudin kemudian bertanya, "Tuan, apakah pantas Tuan Hakim mengambil
gentong mentega itu sebagai ganti tanda tangan Tuan ?"
Hakim tersenyum lebar. "Ah, kau jangan terlalu dalam memikirkannya."
Ia mencuil sedikit mentega dan mencicipinya. "Wah, enak benar mentega
ini!"
"Yah," jawab Nasrudin, "Sesuai ucapan Tuan sendiri, jangan terlalu
dalam." Dan berlalulah Nasrudin.
[ Site Isnet ] [ Senarai Kisah Nasrudin ]
Dirancang oleh ISNET, 1998. |