|
KESULITAN-KESULITAN DALAM PEMAHAMAN
SUFISME
Dalam abad dimana institusionalisasi bergerak maju secara
lambat ini, setidaknya sama sulitnya dengan membuat masalah
ini secara efektif Bagaimana pun seribu tahun lalu,
pengembara darwis Niffari di Mesir, dalam pengaruh-tetap
klasiknya, Muwaqif ('orang-orang yang berhenti'), dengan
penuh semangat menekankan bahaya dari kesalahan wahana untuk
mencapai sasaran.
Dekat dengan masalah ini adalah satu diantara
kepemimpinan atau jabatan guru. Guru Sufi adalah seorang
konduktor, pemimpin dan instruktur (pelatih) --bukan dewa.
Pemujaan pribadi dilarang dalam
Sufisme.103
Oleh karena itu ar-Rumi mengatakan: "Janganlah melihat
bentuk luarku, tetapi ambil apa yang ada dalam tanganku,"
dan Jurjani mengatakan: "Kerendahan hatiku yang engkau sebut
adalah tidak ada, karena engkau telah terpengaruh olehnya.
Hal itu ada karena alasannya
sendiri."104
Bagaimana pun kepribadian yang menarik bagi orang biasa
bahwa para pengganti guru-guru Sufi telah cenderung
menghasilkan, lebih baik daripada penerapan kehidupan atas
prinsip-prinsip berpikir, sistem-sistem hagiografi, ganjil
dan kurang sempurna. Tema mengenai sifat kesementaraan dari
'kepompong' ulat gemar dilupakan. Karena itu tetap
dibutuhkan suatu teladan baru.
Problem selanjutnya bagi murid yang tidak sadar akan
situasi di atas merupakan eksistensi dari apa yang telah
disebut 'biografi ilustratif'. Muatan materi ini dirancang
untuk belajar, pada akibat-akibat tertentu, di dalam
perjalanan di mana banyak dongeng atau cerita isapan jempol
dapat berisi fakta-fakta yang didramatisasi. Dengan
perjalanan waktu, mereka hidup lebih lama daripada manfaat
mereka, dan kemudian diambil sebagai kebohongan atas
catatan-catatan kebenaran harfiah. Di mana ahli sejarah yang
akan dengan rela melepas atau menyerahkan sumber materi
seperti itu?
Hal itu sebagai contoh, karena di dalam sebuah biografi
Maulana Jalaluddin ar-Rumi105
ia menyatakan telah melewatkan atau menghabiskan masa-masa
yang panjang dalam bak mandi Turkinya, para pencari yang
memiliki kesadaran lebih tinggi dan akan dicerahkan telah
benar-benar tahu berkah dari laporan tersebut dengan arti
seperti membangun dan sering-sering mengunjungi steambath
milik mereka. Mereka, sebaliknya, mempunyai milik para
penirunya sendiri ...
Bagi siapa yang ingat sajak kanak-kanak mereka, mungkin
dapat memahami satu aspek dari kajian berkaitan dengan Sufi
dengan memikirkan tentang ketidakberuntungan Humpty-Dumpty.
Seperti Humpty, gagasan-gagasan Sufi telah mengalami suatu
kejatuhan yang besar --ketika telah dipakai pada tingkatnya
terendah. Sebagai konsekuensi, mereka telah jatuh ke dalam
semua jenis tempat-tempat asing sama sekali. Lihat pada
nukilan-nukilan Humpty, kita dapat menyebutnya para
cendekiawan emosionalis dan konvensionalis, 'kuda-kuda milik
raja' dan 'para lelaki milik raja' dalam sajak. Seperti
mereka, ada suatu sifat yang tak dapat dielakkan mengenai
ketidakberdayaan menghadapi persoalan. Seorang laki-laki dan
seekor kuda --atau beberapa dari mereka-- milik seorang raja
atau sebaliknya, adalah cocok hanya untuk sebegitu banyak
tugas, tidak lebih. Sesuatu yang hilang, sebagaimana dalam
sajak kanak-kanak: dan, kecuali (kalau) mereka kaum Sufi
atau menggunakan metode-metode kaum Sufi, mereka tidak dapat
'menempatkan Humpty bersama-sama lagi'. Mereka memiliki kuda
dan mereka memiliki orang laki-laki, tetapi mereka tidak
mendapatkan kendaraan, ilmu pengetahuan.
Jika gagasan-gagasan Sufi, sebagaimana diungkapkan di
dalam buku-buku dan diantara komunitas-komunitas yang
berhubungan dengan persiapan atau 'anak yatim', dan bentuk
yang telah ditentukan oleh ajaran-ajaran dan keberadaan
suatu contoh yang bersifat manusiawi, sesungguhnya dirancang
untuk melahirkan (menghasilkan) suatu bentuk daya pikir yang
lebih bernilai daripada pemikiran yang bersifat mekanis,
murid mungkin mengajukan alasan bahwa dia berhak tahu
mengenai hasil tersebut. Dia mungkin berharap menemukan kaum
Sufi mengambil satu bagian, tanpa kecuali, secara signifikan
atau bahkan menentukan dalam peristiwa-peristiwa
kemanusiaan. Sementara Sufi tidak akan menerima bahwa
aklamasi publik adalah apa yang ia cari (paling banyak dari
mereka lari), dan bahwa dia tidak khawatir atau menginginkan
untuk menjadi seorang Albert Schweitzer --bersama dengan--
Napoleon bersama dengan--Einstein, meski terdapat
bukti-bukti yang demikian berkesan dari pusaka atau warisan
Sufi yang sangat kuat. Lebih mengejutkan daripada itu, bagi
siapa yang mencari label dan batas Sufisme sebagaimana
dengan cara yang sederhana ini, atau cara pemujaan itu,
merupakan perluasan dan jenis-jenis dari dampak Sufi,
mengesampingkan klaim Sufi bahwa tokoh terbesar mereka
nyaris selalu tanpa nama (tak dikenal).
Selama periode-periode dari sebagian besar kekerasan
monarki, pada milenium yang lalu, kaum Sufi di Timur telah
menjadi raja atau di belakang mereka sebagai penasihat. Pada
waktu yang sama, di bawah kondisi yang lain, kaum Sufi telah
bekerja menentang banyak lembaga-lembaga martabat raja atau
mengurangi penyalahgunaannya. Nama-nama dari tidak sedikit
laki-laki dan perempuan berikut ini telah berhasil. Mogul
Dara Shikoh dari India telah mencari suatu bentuk pertemuan
antara Hindu, agamanya, dan Muslim, serta
lain-lain.106
Para pembela (patriot) Sufi telah berperang melawan para
tiran dari luar (asing) untuk kutipan-kutipan dari
pernyataan yang ada --kadang di atas suatu skala besar,
sebagaimana dengan Sufi yang terilhami para pendukung
Janissari dari Turki, sisa-sisa pemimpin Syamil dari
Kaukasus, Sanusi dari Libya, atau para darwis dari Sudan.
Hampir semua literatur Persia dalam periode klasik adalah
Sufistik, dan juga merupakan karya-karya ilmu pengetahuan,
psikologi dan sejarah yang berlimpah.
Kutipan-kutipan hanya dibuat merupakan suatu peristiwa
dari catatan sejarah dan dapat dikembangkan secara
besar-besaran dalam tingkat dan jumlah.
Di mana pun penelitian-penelitian dengan cara
sebagian-sebagian itu dilakukan oleh para sarjana di atas,
yang sering saya gambarkan dalam wacana ini memiliki nilai
tak terhitung, dalam fakta yang terpelihara, peninggalan itu
untuk suatu semangat belajar yang baru, mengumpulkan dan
menyatukan kegiatan-kegiatan Sufi yang luas dan bernilai
dalam masyarakat. Dengan cara ini kita mungkin mencatat
keberhasilan dan memperkecil kehilangan.
Seperti para murid --dan ini merupakan problem yang
lainnya-- di samping kurang mudah mendapat indoktrinasi
daripada para pendahulu mereka, harus mengingat akan muatan
Sufistik itu sendiri ketika mereka mengatakan: 'Sufisme
harus dipelajari dengan satu sikap tertentu, di bawah
kondisi tertentu, dalam satu cara
tertentu.'107
Banyak orang, secara membabi buta dalam sangat banyak
kasus, telah memberontak melawan diktum ini. Tetapi apakah
hal itu, betapapun, amat berbeda dari kata-kata: 'Ekonomi
harus dipelajari dengan satu sikap tertentu (keinginan untuk
mengerti) di bawah kondisi tertentu (disiplin skolastikisme
dan buku-buku yang benar), di dalam suatu cara tertentu
(mengikuti suatu kurikulum yang ditetapkan oleh siapa yang
mengetahui pokok permasalahan secara tepat)?'
Pengkajian tentang Sufisme tidak dapat didekati,
misalnya, dari sudut pandang tunggal, bahwa hal itu adalah
suatu sistem mistikal yang dirancang untuk menghasilkan
ekstasi dan didasarkan atas konsep-konsep teologis.
Sebagaimana sebuah puisi Sufi oleh Omar
Khayyam,108
menyatakan:
- Di dalam bilik kecil dan beranda biara,
- di dalam biara kristen dan gereja yahudi,
- Di sini orang merasa takut akan neraka,
- lainnya bermimpi tentang surga.
- Tetapi ia yang tahu rahasia-rahasia kebenaran dari
Tuhannya
- Tidak menanam benih-benih seperti itu di dalam
hatinya.
Tampaknya tidak mungkin bahwa banyak kemajuan terhadap
pengertian yang tersebar luas tentang gagasan-gagasan Sufi
akan terjadi hingga lebih banyak para sarjana membantu diri
mereka sendiri terhadap metode-metode interpretatif tentang
Sufi. Jika tidak demikian, mereka akan melanjutkan upaya
yang sia-sia tentang fenomena kedua. Sebaliknya, hal ini
menambah satu problem khusus untuk Sufi itu sendiri.
Sebagaimana Ibnu al-Arabi berkata: "Sufi harus berbuat dan
berbicara dalam suatu cara yang menggunakan pertimbangan
pengertian, batas-batas, dan prasangka-prasangka yang secara
dominan menyelimuti pendengarnya."109
Belajar yang benar tentang gagasan-gagasan Sufi
tergantung atas penyediaan dan penggunaan yang benar dari
literatur dan juga hubungan dengan pelatih atau pembimbing
Sufi.
Sebagaimana tersedianya literatur, waktu mungkin
mendapatkan hak tersebut dalam pelajaran biasa terhadap
peristiwa-peristiwa, meski dua pengalaman tersisa
menunjukkan bahwa kehilangan, lagi-lagi, mungkin menjadi
serius.
Satu diantara buku-buku saya telah dikritik oleh seorang
skolastik yang ulung dan ahli Sufisme di Timur Tengah atas
alasan atau dasar bahwa pelawak (the Joker) Mullah
Nashruddin bukan tokoh atau figur instruksi Sufi. Dia tidak
tahu pada waktu itu dan mungkin tetap tidak tahu, bahwa pada
saat itu seorang murid Eropa telah benar-benar tinggal dalam
suatu komunitas darwis di Pakistan yang menggunakan Mullah
Nashruddin dan tidak ada lainnya sebagai materi pelajaran.
Jumlah dari para murid ini belum lama berselang diterbitkan
dalam suatu jurnal Inggris tentang
agama.110
Tetapi semata-mata menambah informasi mengenai Sufisme
tidaklah cukup. Tidak lama ketika saya dengan tanpa dosa
menuntut mengenai prospek hari raya (suci) dari seorang
cendekiawan Barat yang saya tahan untuk membicarakan
mengenai sebuah pulau Yunani, ia menyerang saya dengan
sebuah makian. Mengacungkan sebuah salinan dari satu
diantara buku saya, dia berkata: "Engkau membuang-buang
waktumu memikirkan tentang hari raya, dan mencoba
menyia-nyiakan waktu dari orang yang membaca buku ini;
sesuatu yang lebih berharga daripada semua hari rayamu!"
Kita seharusnya tidak membuat bingung orang yang berpikir
bahwa mereka tertarik pada Sufisme, atau orang yang berpikir
bahwa mereka adalah kaum Sufi, dengan mereka yang
benar-benar dapat mempelajari Sufisme dan mendapatkan
keuntungan dari hal itu. Sufisme selalu telah menjadi
sesuatu yang tidak dapat dinilai dari suatu kajian orang
yang menyatakan menjadi sahabat-sahabatnya.
Kajian yang efektif tentang Sufisme saat ini, yang
terpenting di Barat, dimana rasa tertarik terhadapnya
sungguh besar, syarat-syarat berikut bagi para calon
murid:
- Mengerti bahwa bagian terbesar dari
terjemahan-terjemahan yang tersedia adalah tidak sesuai.
Hal ini terutama karena buku-buku aslinya dimaksudkan
untuk komunitas khusus dan pengunjung serta budaya
setempat, yang sekarang keberadaannya tidak dalam bentuk
yang sama.
- Mencari bahan-bahan tulisan dan lisan dari orang yang
memiliki otoritas dan kegiatan-kegiatan yang dirancang
oleh kaum Sufi untuk mengoperasikan dalam budaya, waktu
dan lingkungan-lingkungan lain milik si murid.
- Mengakui bahwa semua organisasi kecuali kaum Sufi
yang asli, selalu merupakan alat-alat yang bersifat
kondisional, secara sadar atau sebaliknya.
- Siap untuk melepaskan prakonsepsi-prakonsepsi tentang
apakah konstitusi 'belajar'. Kerelaan mempelajari
peristiwa-peristiwa atau bahan-bahan materi yang mungkin
tidak muncul menjadi 'esoterik'.
- Menentukan apakah penyelidikannya atau bukan, adalah
suatu bentuk tersembunyi dari suatu penyelidikan untuk
integrasi sosial, suatu manifestasi dari keinginan tahu
belaka, suatu keinginan karena rangsangan emosional atau
kepuasan hati.
- Menghargai, bahkan sebagai suatu karya hipotesis,
kemungkinan bahwa ada (terdapat) suatu kesadaran, efisien
dan sumber yang disengaja terhadap ajaran Sufistik yang
benar-benar sah dalam pengoperasian di Barat.
Buku ini dimaksudkan untuk memberikan ilustrasi bagi
pembaca umum, sesuatu tentang kekayaan dan cakupan dari
gagasan-gagasan Sufi.
Bahan-bahannya juga dipilih dan dipresentasikan agar
dapat diaplikasi untuk orang-orang dari budaya kontemporer,
menawarkan suatu bagian pengantar dari sebuah kajian (yang
lebih serius).
|