Haruskah Anda Percaya Tritunggal?

Indeks Kristiani | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

------------------------------------------------------------
APAKAH ALLAH SELALU LEBIH UNGGUL DARIPADA YESUS?
------------------------------------------------------------
 
YESUS  tidak  pernah  mengaku  sebagai Allah. Segala sesuatu
yang ia katakan tentang dirinya menunjukkan bahwa  ia  tidak
menganggap dirinya sama dengan Allah dalam hal apapun -tidak
dalam hal kuasa, tidak dalam pengetahuan, tidak dalam umur.
 
Dalam setiap periode keberadaannya, tidak soal di surga atau
di atas bumi, ucapan-ucapan dan tingkah lakunya mencerminkan
kedudukan yang lebih rendah  daripada  Allah.  Allah  selalu
yang  lebih  unggul,  Yesus adalah pribadi yang lebih rendah
yang diciptakan oleh Allah.

                                  Yesus Dibedakan Dari Allah
------------------------------------------------------------
 
BERULANG kali, Yesus menunjukkan  bahwa  ia  adalah  makhluk
yang  terpisah  dari  Allah  dan  bahwa ia, Yesus, mempunyai
Allah di atas dirinya, Allah yang ia sembah, Allah  yang  ia
sebut "Bapa." Dalam doa kepada Allah, yaitu sang Bapa, Yesus
berkata, "Engkau, satu-satunya Allah yang  benar."  (Yohanes
17:3) Dalam Yohanes 20:17 ia berkata kepada Maria Magdalena:
"Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan
Allahmu."  Dalam  2  Korintus  1:3  rasul  Paulus meneguhkan
hubungan ini: "Terpujilah  Allah,  Bapa  [dari]  Tuhan  kita
Yesus  Kristus."  Karena  Yesus mempunyai Allah, Bapanya, ia
tidak mungkin pada waktu yang sama juga adalah Allah itu.
 
Rasul Paulus tidak mempunyai keraguan untuk  menyebut  Yesus
dan Allah sebagai pribadi-pribadi yang terpisah dan berbeda:
"Bagi kita hanya ada satu Allah  saja,  yaitu  Bapa,...  dan
satu  Tuhan  saja,  yaitu  Yesus  Kristus." (1 Korintus 8:6)
Rasul itu menunjukkan perbedaannya ketika ia menyebutkan "di
hadapan  Allah  dan  Kristus  Yesus  dan  malaikat  malaikat
pilihanNya." (1 Timotius  5:21)  Jadi  sama  seperti  Paulus
menyebut  Yesus  dan  para  malaikat sebagai pribadi-pribadi
yang berbeda satu sama lain di surga,  demikian  pula  Yesus
berbeda dengan Allah.
 
Kata-kata  Yesus  dalam  Yohanes  8:17,  18 juga penting. Ia
berkata: "Dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian
dua  orang  adalah  sah; Akulah yang bersaksi tentang diriKu
sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi  tentang
Aku."  Di  sini  Yesus  menunjukkan  bahwa ia dan sang Bapa,
yaitu Allah Yang Mahakuasa, harus dua kesatuan yang berbeda,
jika tidak bagaimana mungkin benar-benar ada dua saksi?
 
Yesus  selanjutnya  menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang
terpisah dari Allah dengan mengatakan:  "Mengapa  kaukatakan
Aku  baik?  Tak  seorangpun yang baik selain dari pada Allah
saja." (Markus 10:18) Jadi Yesus mengatakan bahwa tidak  ada
pribadi lain manapun yang sebaik Allah, bahkan Yesus sendiri
tidak.  Allah  adalah  baik  dengan  cara  yang  membuat  Ia
terpisah dari Yesus.

                           Hamba Allah yang Menundukkan Diri
------------------------------------------------------------
 
BERULANG   kali,   Yesus   memberikan  pernyataan-pernyataan
seperti: "Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari  diriNya
sendiri,  jikalau  tidak  Ia  melihat  Bapa mengerjakannya."
(Yohanes 5:19) "Aku  telah  turun  dari  sorga  bukan  untuk
melakukan  kehendakKu,  tetapi  untuk melakukan kehendak Dia
yang telah mengutus Aku."  (Yohanes  6:38)  "AjaranKu  tidak
berasal  dari  diriKu  sendiri,  tetapi  dari Dia yang telah
mengutus Aku." (Yohanes 7:16) Bukankah yang  mengutus  lebih
unggul dari yang diutus?
 
Hubungan  ini  nyata  dalam  perumpamaan Yesus tentang kebun
anggur. Ia menyamakan Allah, Bapanya, dengan  pemilik  kebun
anggur, yang pergi ke luar negeri dan meninggalkan kebun itu
dalam tangan para  penggarap,  yang  melambangkan  imam-imam
Yahudi.  Ketika sang pemilik kemudian mengutus seorang hamba
untuk  mendapatkan  hasil  dari  kebun  anggur   itu,   para
penggarap  memukul  hamba  tersebut  dan  mengusirnya dengan
tangan kosong. Kemudian sang  pemilik  mengutus  hamba  yang
kedua,  dan kemudian yang ketiga, yang kedua-duanya mendapat
perlakuan sama. Akhirnya, pemilik kebun  itu  berkata:  "Aku
akan  menyuruh  anakku [Yesus] yang kekasih, tentu ia mereka
segani." Namun para penggarap yang korup  itu  berkata:  "Ia
adalah  ahli  waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini
menjadi milik kita. Lalu  mereka  melemparkan  dia  ke  luar
kebun  anggur  itu  dan  membunuhnya."  (Lukas 20:9-16) Jadi
Yesus menggambarkan  kedudukannya  sendiri  sebagai  pribadi
yang  diutus oleh Allah untuk melakukan kehendak Allah, sama
seperti seorang ayah mengutus seorang anak yang tunduk.
 
Para pengikut Yesus selalu memandangnya sebagai hamba  Allah
yang  menundukkan  diri,  bukan  sebagai  pribadi  yang sama
dengan Allah. Mereka berdoa kepada  Allah  mengenai  "Yesus,
HambaMu  yang  kudus,  yang Engkau urapi,... tanda-tanda dan
mujizat-mujizat [dilakukan] oleh nama  Yesus,  HambaMu  yang
kudus."-Kisah 4:23, 27, 30.

                          Allah Lebih Unggul Sepanjang Zaman
------------------------------------------------------------
 
PADA  awal  mula pelayanan Yesus, ketika ia ke luar dari air
pembaptisan, suara Allah dari surga  berkata:  "Inilah  Anak
yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan." (Matius 3:16, 17)
Apakah Allah berkata bahwa Ia adalah Anak-Nya sendiri, bahwa
Ia  berkenan  kepada  diri-Nya  sendiri,  bahwa  Ia mengutus
diri-Nya sendiri?  Tidak,  Allah  sang  Pencipta  mengatakan
bahwa Ia, sebagai yang lebih unggul, berkenan kepada pribadi
yang  lebih  rendah,  Anak-Nya,   Yesus,   untuk   melakukan
pekerjaan yang ada di hadapan.
 
Yesus  menyatakan keunggulan Bapanya ketika ia berkata: "Roh
Tuhan [Yehuwa, NW] ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi
Aku,   untuk  menyampaikan  kabar  baik  kepada  orang-orang
miskin." (Lukas 4:18) Pengurapan adalah  pemberian  wewenang
atau  tugas  oleh  orang  yang lebih tinggi kepada seseorang
yang masih belum mempunyai wewenang. Di sini,  Allah  adalah
jelas   yang   lebih  unggul,  karena  Ia  mengurapi  Yesus,
memberinya wewenang yang tidak ia miliki sebelumnya.
 
Yesus membuat jelas keunggulan Bapanya ketika ibu  dari  dua
murid  memohon  agar  putra-putranya  masing-masing duduk di
sebelah kanan dan di sebelah kiri Yesus bila  ia  memerintah
dalam  Kerajaannya.  Yesus  menjawab:  "Hal duduk di sebelah
kananKu  atau  di   sebelah   kiriKu,   Aku   tidak   berhak
memberikannya.  Itu  akan  diberikan kepada orang-orang bagi
siapa BapaKu [yaitu Allah]  telah  menyediakannya."  (Matius
20:23)  Jika  Yesus  adalah  Allah Yang Mahakuasa, ia berhak
memberikan  kedudukan  tersebut.  Namun  Yesus  tidak  dapat
melakukan  itu, karena ini adalah hak Allah, dan Yesus bukan
Allah.
 
Doa  Yesus  sendiri  merupakan  contoh   yang   ampuh   dari
kedudukannya  yang  lebih rendah. Ketika Yesus akan mati, ia
memperlihatkan siapa pribadi yang lebih unggul daripada  dia
dengan  berdoa:  "Ya  BapaKu,  jikalau  Engkau mau, ambillah
cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan
kehendakMulah  yang  terjadi." (Lukas 22:42) Kepada siapakah
ia berdoa? Kepada sebagian dari dirinya sendiri?  Tidak,  ia
berdoa  kepada  pribadi  yang  sama sekali terpisah darinya,
Bapanya, Allah, yang kehendak-Nya lebih unggul dan bisa saja
berbeda  dari kehendaknya sendiri, satu-satunya Pribadi yang
dapat 'mengambil cawan ini.'
 
Kemudian,  ketika   mendekati   kematian,   Yesus   berseru:
"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus
15:  34)  Kepada  siapakah  Yesus  berseru?  Kepada  dirinya
sendiri   atau   bagian  dari  dirinya?  Pasti  seruan  itu,
"Allahku," tidak  berasal  dari  seseorang  yang  menganggap
dirinya  sendiri  Allah.  Dan  jika Yesus adalah Allah, maka
oleh siapa ia ditinggalkan? Dirinya sendiri? Hal  itu  tidak
masuk  akal. Yesus juga berkata: "Ya Bapa, ke dalam tanganMu
Kuserahkan nyawaKu" (Lukas 23:46) Jika Yesus  adalah  Allah,
mengapa ia harus menyerahkan nyawanya kepada sang Bapa?
 
Setelah  Yesus mati, ia berada dalam kuburan selama sebagian
dari tiga hari. Jika ia adalah Allah, maka Habakuk 1:12 (NW)
keliru  ketika  berkata:  "Allahku,  Yang  Mahakudus, Engkau
tidak mati." Namun Alkitab  berkata  bahwa  Yesus  mati  dan
tidak  sadar  dalam kuburan. Dan siapakah yang membangkitkan
Yesus dari antara orang mati? Dan jika ia benar-benar  mati,
ia  tidak  mungkin membangkitkan dirinya sendiri. Sebaliknya
jika ia tidak benar-benar mati, kematiannya  yang  pura-pura
tidak akan membayar harga tebusan untuk dosa Adam. Tetapi ia
benar-benar   membayar   harga   itu   sepenuhnya    melalui
kematiannya   yang   sungguh-sungguh.   Jadi  "Allah  [yang]
membangkitkan [Yesus] dengan melepaskan  Dia  dari  sengsara
maut." (Kisah 2:24) Yang lebih unggul, Allah Yang Mahakuasa,
membangkitkan yang  kurang  unggul,  hamba-Nya  Yesus,  dari
kematian.
 
Apakah  kesanggupan Yesus untuk melakukan mukjizat-mukjizat,
seperti membangkitkan orang,  menunjukkan  bahwa  ia  adalah
Allah?  Nah, rasul-rasul dan nabi Elia serta nabi Elisa juga
mempunyai kuasa itu, namun  hal  itu  tidak  membuat  mereka
lebih  tinggi daripada manusia. Allah memberikan kuasa untuk
melakukan mukjizat-mukjizat  kepada  nabi-nabi,  Yesus,  dan
rasul-rasul  untuk  menunjukkan  bahwa  Ia mendukung mereka.
Namun  hal  itu  tidak  membuat  mereka  semua  bagian  dari
Keilahian yang jamak.

                                  Pengetahuan Yesus Terbatas
------------------------------------------------------------
 
KETIKA Yesus memberikan nubuatnya mengenai akhir sistem ini,
ia  berkata:  "Tetapi  tentang  hari  atau  saat  itu  tidak
seorangpun  yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan
Anakpun tidak, hanya Bapa saja." (Markus 13:32)  Jika  Yesus
adalah  Anak  yang  setara,  bagian dari Keilahian, ia pasti
mengetahui apa yang diketahui sang Bapa. Namun  Yesus  tidak
tahu, karena ia tidak setara dengan Allah.
 
Demikian  pula,  kita  membaca  dalam Ibrani 5:8 bahwa Yesus
"belajar menjadi taat  dari  apa  yang  telah  dideritaNya."
Dapatkah   kita   membayangkan  bahwa  Allah  harus  belajar
sesuatu? Tidak, tetapi  Yesus  memang  demikian,  karena  ia
tidak  mengetahui  segala sesuatu yang Allah ketahui. Dan ia
harus belajar sesuatu yang Allah  tidak  akan  pernah  perlu
pelajari   -ketaatan.   Allah  tidak  pernah  harus  menaati
siapapun.
 
Perbedaan antara apa yang Allah ketahui dan apa yang Kristus
ketahui  juga nyata ketika Yesus dibangkitkan ke surga untuk
tinggal bersama Allah.  Perhatikan  kata-kata  pertama  dari
buku  Alkitab  yang  terakhir:  "Wahyu  Yesus  Kristus, yang
dikaruniakan  Allah  kepadaNya."  (Wahyu  1:1)  Jika   Yesus
sendiri adalah bagian dari Keilahian, apakah ia perlu diberi
Wahyu oleh bagian lain dari Keilahian itu -Allah?  Pasti  ia
sudah mengetahui semuanya, karena Allah mengetahuinya. Namun
Yesus tidak tahu, karena ia bukan Allah.

                       Yesus Tetap Lebih Rendah Kedudukannya
------------------------------------------------------------
 
DALAM kehidupannya sebelum menjadi manusia, dan juga  ketika
ia  berada  di  atas  bumi,  Yesus  lebih rendah dari Allah.
Setelah dibangkitkan, ia tetap berada dalam  kedudukan  yang
lebih rendah, nomor dua.
 
Ketika  berbicara  tentang  kebangkitan  Yesus,  Petrus  dan
orang-orang  yang  besertanya  mengatakan  kepada  Sanhedrin
Yahudi:  "Dialah  [Yesus]  yang telah ditinggikan oleh Allah
sendiri dengan ["ke," NW]  tangan  kananNya."  (Kisah  5:31)
Paulus berkata: "Allah sangat meninggikan Dia." (Filipi 2:9)
Jika   Yesus   adalah   Allah,   bagaimana   mungkin   Yesus
ditinggikan,  yaitu  dinaikkan  kepada  kedudukan yang lebih
tinggi yang sudah  ia  miliki  sebelumnya?  Ia  tentu  sudah
merupakan  bagian  dari  Tritunggal  dengan  kedudukan  yang
tinggi.  Jika,  sebelum  ditinggikan,  Yesus  setara  dengan
Allah,  meninggikan  dia  lebih  tinggi lagi akan membuatnya
lebih unggul daripada Allah.
 
Paulus juga berkata bahwa  Kristus  masuk  "ke  dalam  sorga
sendiri  untuk  menghadap  hadirat  Allah  guna  kepentingan
kita." (Ibrani 9:24) Jika anda  muncul  di  hadapan  hadirat
seseorang,  bagaimana  mungkin  anda  adalah orang itu juga?
Tidak mungkin. Anda harus berbeda dan terpisah.
 
Demikian pula, tepat sebelum  dilempari  batu  sampai  mati,
sang  martir  Stefanus  "menatap  ke  langit,  lalu  melihat
kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah  kanan  Allah."
(Kisah  7:55)  Maka  jelas,  ia  melihat  dua  pribadi  yang
terpisah -namun  tidak  melihat  roh  kudus,  tidak  melihat
Keilahian Tritunggal.
 
Dalam  kisah  di Wahyu 4: 8 sampai 5: 7, Allah diperlihatkan
duduk di atas takhta surgawi-Nya,  tetapi  Yesus  tidak.  Ia
harus menghampiri Allah untuk mengambil gulungan dari tangan
kanan Allah. Ini menunjukkan  bahwa  di  surga  Yesus  bukan
Allah tetapi terpisah dari Dia.
 
Sesuai  dengan  yang dikatakan di atas, Bulletin of the John
Rylands Library  di  Manchester,  Inggris,  berkata:  "Dalam
kehidupannya    di   surga   setelah   dibangkitkan,   Yesus
digambarkan tetap memiliki  kepribadian  tersendiri  sebagai
individu  dalam  segala  hal, yang berbeda dan terpisah dari
pribadi Allah tepat seperti ketika ia  hidup  di  atas  bumi
sebagai  Yesus  di  bumi.  Di samping Allah dan dibandingkan
dengan Allah, ia memang muncul sebagai suatu pribadi surgawi
lain  lagi  di  tempat  surgawi  Allah,  sama  seperti  para
malaikat -walaupun  sebagai  Anak  Allah,  ia  berada  dalam
tingkatan yang berbeda, dan mempunyai kedudukan jauh di atas
mereka." -Bandingkan Filipi 2 :11.
 
Bulletin juga berkata: "Namun, apa yang  dikatakan  mengenai
kehidupan dan fungsi-fungsinya sebagai Kristus surgawi tidak
berarti ataupun  menyatakan  bahwa  dalam  status  ilahi  ia
berdiri setingkat dengan Allah sendiri dan adalah sepenuhnya
Allah. Sebaliknya, dalam gambaran Perjanjian  Baru  mengenai
pribadi  surgawi dan pelayanannya kita melihat seorang tokoh
yang terpisah dari Allah dan lebih rendah daripadaNya."
 
Di masa depan yang kekal di surga, Yesus akan terus  menjadi
hamba   Allah   yang  terpisah  dan  lebih  rendah.  Alkitab
mengatakannya sebagai berikut: "Kemudian tiba  kesudahannya,
yaitu  bilamana  Ia  [Yesus  di  surga] menyerahkan Kerajaan
kepada
 
Allah Bapa ... maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan
diriNya  di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu
di bawahNya, supaya Allah menjadi semua di  dalam  semua."-1
Korintus 15:24, 28.

                    Yesus Tidak Pernah Mengaku Sebagai Allah
------------------------------------------------------------
 
SIKAP  Alkitab  jelas.  Allah  Yang Mahakuasa, Yehuwa, bukan
hanya  suatu  Pribadi  yang  terpisah  dari   Yesus   tetapi
sepanjang zaman Ia adalah Pribadi yang lebih unggul daripada
Yesus. Yesus selalu  dinyatakan  sebagai  hamba  Allah  yang
rendah  hati,  terpisah  dan  lebih  rendah. Itulah sebabnya
Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa "Kepala  dari  Kristus
ialah  Allah"  dalam  arti  yang  sama  bahwa  "Kepala  dari
tiap-tiap laki-laki ialah Kristus." (1  Korintus  11:3)  Dan
itulah  sebabnya  Yesus  sendiri  berkata: "Bapa lebih besar
dari padaAku."-Yohanes 14: 28.
 
Faktanya ialah, Yesus bukan Allah dan tidak  pernah  mengaku
demikian.  Hal  ini  diakui  oleh  semakin  banyak  sarjana.
Seperti dikatakan Bulletin  dari  Rylands:  "Faktanya  harus
dihadapi  bahwa  penelitian Perjanjian Baru selama kira-kira
tiga puluh atau  empat  puluh  tahun  belakangan  ini  telah
menuntun semakin banyak sarjana Perjanjian Baru yang ternama
kepada  kesimpulan  bahwa  Yesus  ...  jelas  tidak   pernah
menganggap dirinya sendiri Allah."
 
Bulletin  itu  juga  mengatakan  tentang orang-orang Kristen
abad pertama: "Maka, ketika mereka menyebut  [Yesus]  dengan
gelar-gelar penghormatan seperti Kristus, Anak manusia, Anak
Allah dan Tuhan, ini adalah cara mengatakan bahwa ia adalah,
bukan Allah, melainkan yang melakukan pekerjaan Allah."
 
Jadi, bahkan ada sarjana-sarjana yang mengakui bahwa gagasan
Yesus adalah Allah  bertentangan  dengan  seluruh  kesaksian
Alkitab.  Di sana, Allah selalu yang lebih unggul, dan Yesus
adalah hamba yang lebih rendah.
 
------------------------------------------------------------
HARUSKAH ANDA PERCAYA KEPADA TRITUNGGAL?
 
©1989 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
 
Penerbit:
Watch Tower Bible and Tract Society Of New York. Inc.
International Bible Students Association
Brooklyn, New York, U.S.A.

Indeks Kristiani | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team