101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci

oleh Raymond E. Brown, S.S.

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

72. Saya tidak mengerti, Anda mengatakan percaya, bahwa
    Yesus adalah Allah; Allah mengetahui segalanya.
    Bagaimana bisa ada pertanyaan tentang apa yang
    diketahui Yesus atau tentang perkembangan dalam
    pengetahuan-Nya?
 
JAWABAN RAYMOND E. BROWN, S.S.:  Saya  terpaksa  menjelaskan
masalah  ini  dengan  bahasa  yang  sangat filosofi. Menurut
filsafat Skolastik,  Thomas  Aquino  khususnya,  pengetahuan
Allah  tidak  sama dengan pengetahuan manusia. Bentuk normal
pengetahuan kita berasal dari konsep-konsep  dan  penilaian.
Dengan  kata  lain, kita berpikir. Dalam filsafat Skolastik,
pengetahuan itu adalah langsung. Ia tidak memiliki  ide-ide.
Ia  mengetahui  segala  hal  secara  tuntas.  Ia tidak perlu
berpikir dalam arti  menyatukan  konsep-konsep  dan  membuat
keputusan.  Suatu  bentuk  pengetahuan  yang sangat berbeda.
Maka pengetahuan ilahi yang dimiliki  Yesus  selaku  Pribadi
Kedua  dari  Trinitas, tidak berlaku bagi pemikiran manusia.
Dalam salah satu  bagian  Summa  Theologia,  Thomas  menulis
"Seandainya  dalam  jiwa  Kristus tidak ada pengetahuan lain
selain pengetahuan ilahi, ini tidak mengetahui sesuatu  pun.
Pengetahuan   ilahi   tidak   dapat  menjadi  tindakan  jiwa
manusiawi Kristus, karena termasuk pada hakikat lain."  Anda
lihat  tidak  begitu  mudah  mengatakan:  "Allah  mengetahui
segala sesuatu, maka Yesus dulu mengetahui segala sesuatu."
 
Filsafat Skolastik juga mengakui, bahwa  kadang-kadang  pada
manusia  terjadi  pengetahuan  yang  langsung,  kurang lebih
seperti cara Allah mengetahui. Contoh  pengetahuan  langsung
tanpa melalui konsep atau abstraksi, adalah pengetahuan kita
tentang diri kita. Kita tahu siapa kita dengan menjadi  diri
kita,  dan  bukan  dengan  berpikir  tentang siapa kita ini.
Berdasarkan azas  seperti  itu,  saya  menjawab  pertanyaan:
"ApakahYesus  tahu  siapa  diri-Nya?  " saya menjawab dengan
mudah "ya." Karl Rahner mengungkapkan hal itu dengan istilah
kesatuan  hypostatik,  yaitu  kesatuan  antara Pribadi Ilahi
dengan hakikat manusiawi. Tanpa mendasarkan  pandangan  pada
pendapat  salah  satu  teolog dan tanpa melibatkan diri pada
ungkapan abstrak teologi sistematik, saya mengatakan  dengan
sejujurnya:   Dengan  menjadi  diri-Nya,  Yesus  tahu  siapa
diri-Nya.
 
----------------------------------
101 Tanya-Jawab Tentang Kitab Suci
Raymond E. Brown, S.S.
Cetakan kedua: 1995
Penerbit Kanisius
Jln. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 588783, 565996, Fax.(0274) 563349
Kotak Pos 1125/Yk, Yogyakarta 55011
 
ISBN 979-497-261-4

Indeks Kristiani | Indeks Artikel | Tentang Penulis
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team