92. Hubairah ibn Yarim al-Humairy asy-Syaibani
al-Kufi1
Berkata al-Atsram dari Ahmad: "Tak ada masalah dengan
dia." Berkata 'Abdullah bin Ahmad: "Hubairah lebih kami
sukai daripada al-Harits." Berkata Nasa'i: "Dia itu tidak
kuat". Ibnu Hibban memasukkannya dalam kelompok perawi yang
tsiqat. As-Saji berkata: Berkata Yahya bin Nia'ibn: "Dia itu
tidak dikenal (majhul)". Berkata an-Nasa'i dalam al-Jarh wa
at-ta'dil: "Aku mengharap tidak ada masalah dengan dia".
Yahya dan 'Abdurahman tidak meninggalkan haditsnya. Berkata
Ibnu Abi Hatim dari ayahnya: "Dia disamakan dengan majhul
(tak dikenal)."
Tak seorang diantara para ulama yang terang-terangan
mendha'ifkan Hubairah. Ucapan an-Nasa'i tentang Hubairah,
bahwa dia itu tidak kuat, bertentangan dengan ucapannya yang
lain dalam al-Jarh wa at-ta'dil: "Aku mengharap tidak ada
masalah dengan dia", dan juga bertentangan dengan pendapat
para ulama yang lain.
Adapun ucapan Ibnu Ma'in bahwa dia itu majhul, dan ucapan
Abu Hatim bahwa dia itu serupa dengan majhul, tidaklah
dengan sendirinya berarti bahwa Hubairah itu dha'if dan
ditinggalkan haditsnya. Yahya dan 'Abdurahman juga tidak
meninggalkan hadits Hubairah. Maka seandainya kemajhulan
Hubairah itu berarti dia dha'if, tentu mereka semua akan
meninggalkan haditsnya.
Para ulama yang mempunyai pendapat mengenai Hubairah
tidak mencapnya dengan rafadh atau tasyayyu' yang ekstrim.
Mereka juga tidak menuduhnya dusta yang bisa merusak
keadilannya dan menghalangi berhujjah dengannya. Dia hanya
dipandang telah salah bertindak pada masa pemberontakan
Mukhtar. Semoga Allah mengampuni kesalahannya itu.
Adapun ucapan al-Jauzjani mengenai dirinya, tidaklah
dipertimbangkan sebagai hujjah oleh para ulama Ahlus Sunnah,
sebab dia sendiri juga ahli bid'ah. Karena itu, Hubairah
bukanlah termasuk perawi Syi'ah dan orang tsiqat mereka
sebagaimana disangka oleh penulis Dialog Sunnah-Syi'ah, dan
karenanya diantara ashabus-Sunan ada yang mengeluarkan
haditsnya.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
11/23; Mizan al-I'tidal, 4/288.
|