84. Ma'ruf ibn Kharbudz
al-Karakhi1
Adz-Dzahabi berkata: "Ia seorang yang jujur dan seorang
Syi'ah. Yahya ibn Mu'in memandang dia dha'if. Ahmad berkata:
"Saya tidak mengerti bagaimana keadaan haditsnya." Abu Hatim
memandang haditsnya dapat ditulis. Menurut as-Saji, ia
seorang yang jujur.
Ulama hadits sepakat mengenai adil dan jujurnya Ma'ruf.
Mereka tidak menuduh dia sebagai, pendusta. Di dalam
pernyataan Ahmad dan Abu Hatim, terkandung unsur
mendha'ifkan Ma'ruf. Hanya saja hal itu tidak merusak sifat
adilnya. Mengenai tuduhan bahwa ia Syi'ah, maka kita sudah
mengerti maksud Syi'ah di sini, yaitu yang tidak merusak
sifat adil seorang perawi. Apalagi jika ia dikenal
jujur.
Oleh karena itu, ahli hadits dari kalangan Sunni
menuliskan hadits Ma'ruf. Di dalam Kitab Bukhari, tidak
ditemukan hadits-hadits Ma'ruf. kecuali satu hadits mengenai
ilmu. Hadits itu berasal dari Abu Thufayl, dari 'Ali, yaitu
hadits: Hadditsun-naasa bima ya'rifun. Imam Muslim dan Abu
Dawud juga meriwayatkan haditsnya yang berasal dari Abu
Thufayl, yaitu hadits: Annahu ra'an-nabiyya fil-hajj.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
10/230; Mizan al-l'tidal, 4/144; Hadi as-Sari 2/213.
|