|
79. Muhammad ibn 'Ubaydillah ibn Abi Rafi'
al-Madani1
Adh-Dzahabi berkata: "Para ulama mendha'ifkan Muhammad."
Menurut Bukhari, haditsnya munkar. Yahya ibn Mu'in berkata:
"Hadits Muhammad tidak ada nilainya." Menurut Abu Hatim,
hadits Muhammad betul-betul munkar.
Menurut Ibn 'Adi, ia termasuk kelompok Syi'ah di Kufah.
Daruquthni berkata: "Haditsnya matruk dan mu'dhal." Penulis
sendiri tidak tahu bagaimana ia dipandang tsiqat, jika
keadaannya seperti itu, dan seperti itulah pendapat ulama
mengenai dirinya? Adapun al-Musawi, penulis Dialog
Sunnah-Syi'ah memandang tsiqat perawi hadits ini maupun
perawi-perawi lain yang berlawanan dengan ulama-ulama hadits
yang agung. Hal ini dikarenakan perawi-perawi itu adalah
perawi Syi'ah. Muhammad ini, menurut al-Musawi, penulis
Dialog Sunnah-Syi'ah, cukup tsiqat dan cukup andal untuk
dijadikan hujjah. Di sini saya ingin bertanya: Manakah
metoda ilmiah yang digunakan orang Rafidhah dalam melakukan
ta'dil dan tajrih? Dan di mana letak kejujuran dan
objektivitasnya?
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
9/321; Mizan al-I'tidal 3/634.
|