|
74. Fudhayl ibn Marzuq al-Aghar ar-Ruqasyi
ar-Rawwasi1
Ats-Tsawri memandang Fudhayl sebagai orang yang tsiqat.
Demikian pula Ibn 'Uyainab, Ibn Mu'in dan Ahmad. Ibnu Hatim
berkata (dinukil dari ayahnya): "Haditsnya baik, orangnya
jujur, tetapi banyak mengandung wahm. Haditsnya dapat
ditulis." "Dapatkah dijadikan hujjah?", tanyaku. "Tidak,"
jawab ayahku." Menurut an-Nasa'i, ia dha'if. Ibn 'Adi
berkata, "Kukira tak ada bahaya apa-apa pada Fudhayl."
Berkata 'Ajli: "Ia jujur, haditsnya jaiz. Hanya ia Syi'ah."
Menurut Ibn Hibban, haditsnya munkar. Ia melakukan
kekeliruan dalam menilai perawi-perawi yang tsiqat. Ia
banyak meriwayatkan hadits-hadits palsu dari 'Athiyyah. Ibn
'Adi berkata: "Bagiku, manakala haditsnya sesuai dengan
hadits-hadits perawi yang tsiqat, ia bisa dijadikan
hujjah."
Para ulama masih berbeda pendapat mengenai Fudhayl. Ada
ulama yang memandang dia tsiqat, dan ada pula yang
memandangnya lemah. Ulama yang memandangnya lemah bukan
karena Syi'ahnya. Sebab, Syi'ahnya terbatas pada pemihakan
dia kepada 'Ali dalam pertikaiannya dengan Mu'awiyah. Dalam
hal ini, adz-Dzahabi menjelaskan begini: "Dia dikenal Syi'ah
yang tidak berlebih-lebihan dan tidak memaki-maki para
sahabat."
Jadi, Para ulama mendha'ifkan dia dari sudut dhabith,
(daya ingat), itqan, ketsiqatan dan riwayatnya yang banyak
berbeda dari riwayat perawi-perawi yang tsiqat. Karena itu,
haditsnya banyak yang munkar, lantaran ia banyak
meriwayatkan hadits maudhu' dari 'Athiyyah. Karena itu, Imam
Muslim tidak jadi meriwayatkan haditsnya lantaran tidak
sesuai dengan kriteria beliau. Oleh karena itu, ulama hadits
yang meriwayatkan haditsnya menjauhi hadits-hadits Fudhayl
dari 'Athiyyah. Yang diriwayatkan dari Fudhayl hanyalah
hadits-hadits yang sesuai dengan riwayat perawi yang tsiqat,
sebagaimana dikatakan oleh Ibn 'Adi.
Fudhayl ada meriwayatkan satu hadits yang menerangkan
kekhalifahan Abu Bakar, 'Umar dan 'Ali. Ini merupakan suatu
bukti bahwa keyakinan Fudhayl berbeda dari keyakinan kaum
Rafidhah yang mengecam Abu Bakar dan 'Umar. Hal ini pula
yang menyebabkan kami tetap berkeyakinan bahwa Fudhayl
adalah orang Sunni. Akan tetapi al-Musawi, penulis Dialog
Sunnah-Syi'ah memandang hadits yang diriwayatkan Fudhayl itu
sebagai propaganda palsu dari Zayd ibn Hubab. At Musawi
menyangsikan, kebenaran hadits itu, bukan karena apa-apa,
hanya lantaran hadits itu menceritakan kekhalifahan Abu
Bakar dan 'Umar ibn Khaththab. Seandainya bukan bercerita
tentang itu, tentu dia tidak akan menolaknya.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
8/298; Mizan al-I'tidal 3/362.
|