|
71. 'Umar ibn Abdullah Abu Ishaq as-Sabi'i
al-Hamdani al-Kufi1
'Umar termasuk pemuka tabi'in dan orang terpercaya di
Kufah. Hanya saja ia sudah tua dan pelupa. Namun demikian,
menurut adz-Dzahabi, ia tidak mencampuraduk (ikhtilath).
Imam Ahmad memandang ia tsiqat. Demikian pula Ibn Mu'in,
Nasa'i, Ibn al-Madini, 'Ajili, dan Abu Hatim. Mereka tidak
mengecam dia sebagai pendusta atau pembid'ah. Karena itu,
Ashabus-Sittah meriwayatkan haditsnya.
Mengenai pernyataan al-Musawi, penulis Dialog
Sunnah-Syi'ah, mengenai diri 'Umar (Abu Ishaq) yang dinukil
dari Ibn Quthaibah dan asy-Syahristani, kita sudah paham dan
maklum. Sudah sering saya kemukakan, bahwa yang dimaksud
dengan pernyataan mereka, "Abu Ishaq adalah orang Syi'ah,".
adalah dukungannya kepada 'Ali dalam pertikaiannya dengan
Mu'awiyah. Hal demikian tidak mengurangi sifat adil seorang
perawi, dan tidak ada halangan untuk berhujjah dengan
haditsnya.
Mengenai pernyataan al-Jauzjani, ulama Sunni tidak
menanggapinya. Sebab, seperti berkali kali saya terangkan,
al-Jauzjani adalah seorang pembid'ah. Pernyataan seorang
pembid'ah mengenai pembid'ah lainnya tidak dapat dijadikan
pegangan.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
8/63; Mizan al-I'tidal, 3/270.
|