68. 'Ali ibn Hasyim ibn al-Bari al-Aydi Abul
Hasan al-Kufi al-Khazzaz1
Ibn Mu'in dan Ya'qub, Ibn Abi Syaybah, memandang 'Ali ibn
Hasyim seorang yang tsiqat. Menurut Abu Dawud ia seorang
Syi'ah. Bukhari berkata: "Ia dan orang tuanya
berlebih-lebihan dalam madzhab yang dianutnya." Menurut Ibn
Hibban, ia Syi'ah ekstrim, banyak meriwayatkan hadits-hadits
munkar dari Masyahir. Pernyataan serupa disampaikan oleh Ibn
Numayr. Menurut Abu Zara'ab, ia orang yang sangat jujur,
sementara an-Nasa'i menyatakan tidak melihat adanya bahaya
pada 'Ali ibn Hasyim.
Sesungguhnya kritik kepada 'Ali ibn Hasyim terletak pada
sikapnya yang berlebih-lebihan dalam madzhab yang dianutnya
(Syi'ah). Akan tetapi Syi'ah yang dianut Abu Hasyim tidak
sampai ke tingkat Rafadh. Dalam arti tidak membenci dan
meremehkan Abu Bakar dan 'Umar. Dan dia tidak mempercayai
raj'ah.
Seorang rawi masih diterima riwayatnya asal saja ia tidak
Rafadh, dan dikenal jujur dan amanah. Inilah sebenarnya
keadaan (haliyah) 'Ali ibn Hasyim. Karena itulah, Imam
Muslim meriwayatkan hadits darinya. Begitu pula
ashabus-Sunan yang empat. Mengenai penolakan Imam Bukhari,
kita dapat memakluminya, sebab Bukhari memang lebih ketat
dari ulama hadits lainnya dalam penerimaan riwayat. Ia tidak
menerima hadits Ibn Hasyim, karena ia melihat sifat yang
tidak terpuji padanya. Wallahu a'lam bis-shawab.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
7/392; Mizan al-I'tidal, 3/160.
|