|
67. 'Ali ibn Mundzir
ath-Thariqi1
Menurut Ibn Abi Hatim, ia termasuk orang yang tsiqat dan
jujur. Imam Sha'sha'i juga memandang dia, tsiqat, dan
menurutnya ia juga seorang Syi'ah yang tulen. Para ulama
menyatakan ketsiqatan 'Ali ibn Mundzir. Padahal mereka
mengetahui bahwa 'Ali adalah Syi'ah. Ini harus dipahami,
bahwa Syi'ah yang dimaksud di sini adalah Syi'ah tidak
merusak sifat keadilan seorang perawi dengan catatan dia
tidak berlebih-lebihan. Artinya, ia hanya berpihak kepada
'Ali ibn Abi Thalib dalam pertikaiannya melawan Mu'awiyah.
Tidak lebih dari itu. Inilah pengertian tasyayyu' menurut
ulama Sunni.
Karena itu, ashabus-Sunan (penyusun kitab Sunan yang
empat) meriwayatkan dan berhujjah dengan hadits 'Ali ibn
Mundzir. Ini merupakan bukti nyata kejujuran ulama Sunni.
Mereka menjauhkan diri dari sikap fanatik, menuruti hawa
nafsu, dan berbicara tanpa fakta.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
7/386; Mizan al-I'tidal, 3/157.
|