64. 'Ali ibn Shaleh ibn Hayy
al-Hamdani1
'Ali ibn Shaleh merupakan saudara kandung Hasan ibn
Shaleh. Keduanya sama-sama tokoh masyarakat. Ibn Ahmad
memandang dia sebagai orang yang adil. Demikian pula Ibn
Mu'in, Nasa'i dan al-'Ajili. Ibn Sa'ad berkata, "Ia hafal
al-Qur'an, tsiqat, insya Allah sedikit haditsnya."
Para ulama sepakat mengenai keadilan 'Alibn,Shaleh dan
kehujjahan haditsnya. Tidak ada sedikitpun kritik ulama atas
dirinya. Juga tidak ada ulama yang menuduhnya Syi'ah. Karena
itu, Imam Muslim, Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan
hadits 'Ali dan menjadikannya sebagai hujjah.
Sungguh mengherankan bila penulis Dialog Sunnah-Syi'ah
menganggap 'Ali ibn Shaleh sebagai orang Rafidhah dan
memandangnya sebagai perawi mereka yang tsiqat. Anggapan di
atas jelas merupakan anggapan yang gegabah, tanpa
menyebutkan referensinya yang kuat dan mu'tamad. Mungkin
saja ia berpegangan pada salah satu dari buku-buku mereka,
seperti buku Rijal al-Kusyi, Rijal an-Najasyi, Rijal
ath-Thusi, dan buku-buku lainnya yang ditulis tanpa kerangka
dan metoda ilmiah. Buku-buku itu sangat subjektif, penuh
dusta dan kepalsuan.
Lalu, penulis Dialog Sunnah-Syi'ah sengaja mengelabui
para pembaca dengan tidak menyebut nama 'Ali ibn Shaleh
secara lengkap. Ia hanya menyebut nama 'Ali dan nama orang
tuanya: Inilah tradisi penulisan orang Rafidhah dalam
buku-buku mereka.
Catatan kaki:
1 Mizan al-I'tidal 3/132;
Tahdzib at-Tahdzib, 7/332.
|