57. 'Adi ibn Tsabit al-Anshari
al-Kufi1
Ia seorang tabi'in yang sangat terkenal. Dalam kitab
Al-Mizan, adz-Dzahabi berkata: "Ia merupakan ilmuwan Syi'ah,
orang kepercayaan mereka dan merupakan imam masjid mereka.
Kalau seandainya orang Syi'ah sama seperti dia, tentu
keburukan mereka tidak akan banyak."
Al-Ajli, Imam Ahmad, Nasa'i, dan ad-Daruquthni
memandangnya tsiqat. Ad-Daruquthni menambahkan bahwa Ibn
Tsabit dinilainya sebagai Syi'ah ekstrim. Hal serupa
dikatakan pula oleh Ibn Mu'in. Abu Hatim memandangnya jujur.
Menurut Afan dari Syu'bah, Ibn Tsabit merupakan penganut
Rifa'iyyah.
Dalam buku Hadi al-Sari, Ibn Hajar berkata: Segolongan
ulama berhujjah dengan hadits 'Ali. Dalam Shahih Bukhari
tidak diriwayatkan dari 'Adi hadits-hadits yang menguatkan
paham atau bid'ahnya.
Pendeknya para Ulama sepakat mengenai sifat adil 'Adi ibn
Tsabit dan tsiqatnya. Mereka hanya mengkritik 'Adi dalam
posisinya sebagai orang Syi'ah. Maksudnya orang yang sangat
condong membela dan berpihak kepada 'Ali, baik dalam soal
Khalifah maupun dalam pertempurannya melawan Mu'awiyah.
Namun hal itu tidak mengurangi nilai keadilan 'Adi dan nilai
kehujjahan haditsnya. Karena itu Ashabus-Sittah meriwayatkan
haditsnya dan menjadikannya sebagai hujjah. Apalagi dia
bukan orang yang mempromosikan ajaran bid'ahnya. Namun Imam
Bukhari dan Muslim masih melakukan bertindak hati-hati dan
waspada, dengan tidak meriwayatkan dari 'Adi hadits-hadits
yang tampaknya memperkuat ajaran bid'ahnya.
Catatan kaki:
1 Hadi as-Sari, 2/191;
Mizan al-I'tidal, 3/61; Tahdzib at-Tahdzib, 7/165.
|