49. 'Abdullah ibn Amir ibn Muhammad ibn Abban
ibn Shalih, yang bergelar Musykadanah1
Menurut Abu Hatim, ia jujur. Ibn Hibban menyebutkan
namanya di dalam kitab ats-Tsiqat (Daftar Perawi yang
Tsiqat). Shahih Hammad memandang 'Abdullah sebagai Syi'ah
ekstrim. Al-Aqili meriwayatkan dari sebagian gurunya bahwa
sesungguhnya 'Abdullah tergolong orang yang selamat. Imam
Muslim meriwayatkan 12 hadits dari 'Abdullah mengenai
Fathimah al-Zahrah.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
'Abdullah ibn Amir adalah tsiqat dan jujur. Tidak ditemukan
pernyataan ulama yang dapat menodai ketsiqatan dan kejujuran
'Abdullah. Karena itu, beberapa orang dari Ashabus-Sittah
meriwayatkan haditsnya.
Mengenai tuduhan bahwa dia Syi'ah, itu tidak mengurangi
kredibilitas 'Abdullah, setelah kita mengerti makna dari
istilah "Syi'ah" itu. Adapun pendapat yang menyatakan bahwa
'Abdullah adalah Syi'ah ekstrim, itu tidak lain maksudnya
adalah bahwa ia lebih mengutamakan 'Ali daripada 'Utsman.
Sikap seperti ini tidak menjadi persoalan bagi seorang
perawi hadits, asalkan ia dikenal sangat jujur.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
5/333; Mizan al-I'tidal, 2/466.
|