|
41. Syu'bah ibn Hujaj ibn al-Wad al-Ataki
al-Azdari1
Ulama jarh wat-ta'dil sepakat mengenai keadilan Syu'bah,
daya hafal dan ketsiqatannya (terpercaya). Mereka juga
memandang hadits Syu'bah dapat dijadikan hujjah. Dalam hal
di atas, tak seorang pun imam hadits yang menentangnya atau
berlainan pendapatnya. Bahkan Imam Syafi'i berkata, "Kalau
tak ada Syu'bah, maka hadits di Irak akan hilang."
Pada zamannya, Syu'bah adalah tokoh yang sangat dikenal,
baik hafalannya, ketsiqatannya dan sifat wira'inya. Dialah
orang pertama di Irak yang memusatkan perhatian di bidang
hadits. Ia melakukan penyeleksian terhadap hadits-hadits
yang dha'if dan matruk (layak ditinggalkan). Dan akhirnya
Syu'bah menjadi panutan orang-orang sesudahnya di Irak.
Karena adanya ijma' ulama di atas, maka Ashabus-Sittah,
tanpa kecuali, meriwayatkan hadits Syu'bah. Mengenai
pernyataan al-Musawi, penulis Dialog Sunnah-Syi'ah, yang
dikutip dari Ibn Quthaibah dan asy-Syahristani bahwa Syu'bah
adalah seorang perawi Syi'ah yang adil, maka --kalaupun
anggapan itu benar-- pasti yang dimaksud dengan Syi'ah di
sini adalah yang tidak merusak keadilan Syu'bah. Ini adalah
soal yang sudah saya kemukakan berulangkali dalam tulisan
ini.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
4/338.
|