|
40. Syarik ibn 'Abdillah, Ibn Sinan ibn Anas
an-Nakha'i al-Kufi1
Ibn Mu'in memandang Syarik sebagai perawi hadits yang
adil. Ia berkata, "Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Hanya
saja jika ia berbeda pendapat, pasti saya lebih simpati pada
pendapat lawannya." Ahmad ibn Hanbal menyatakan hal serupa.
Menurut al-Ajili, ia orang Kufah yang tsiqat. Ibn Ya'qub ibn
Syaiban berkata, "Syarik itu orang jujur dan tsiqat. Tetapi
ia jelek hafalannya." Ibn Abi Hatim berkata kepada Abi
Zara'ah bahwa hadits Syarik dapat dijadikan hujjah. Ibn
Zara'ah berkata bahwa Syarik banyak lalainya. Ia memiliki
hadits, tetapi sewaktu-waktu ia salah. Dikatakan kepada Abu
Zara'ah, bahwa ia banyak meriwayatkan hadits palsu: "Jangan
berkata begitu," komentar Abu Zara'ah.
Menurut Nasa'i, tak ada yang perlu dirisaukan mengenai
dirinya. Ibn 'Adi berkata: "Kebanyakan hadits Syarik adalah
shahih. Adanya kejanggalan dalam hadits-haditsnya bukanlah
suatu kesengajaan. Hal itu terjadi karena keburukan
hafalannya saja." Menurut Ibn Sa'ad, ia tsiqat; terpercaya,
tetapi sering salah. Hal serupa dikatakan oleh Abu
Dawud.
Dalam ats-Tsiqat, Ibn Hibban berkata, "Pada akhirnya
riwayat Syarik" itu mengandung kesalahan, karena daya
hafalnya yang kurang kuat. Oleh sebab itu, periwayatan ulama
terdahulu darinya dapat dijamin kebenarannya. Tetapi
periwayatan hadits yang dilakukan ulama belakangan
(muta'akhkhirin) darinya di Kufah sudah mengalami perubahan
yang banyak. Pernyataan serupa dikemukakan oleh al-Ajli,
Ibrahim al-Harbi, dan Shalih Jazarah.
Imam Ahmad ibn Hanbal berkata, "Ia orang yang pandai,
jujur, perawi hadits, dan bersikap keras terhadap pembid'ah.
Hanya Imam Muslim meriwayatkan hadits darinya dalam kategori
muttaba'at (rawi-rawi yang layak diikuti)." Al-Saji berkata,
ia dipandang berlebih-lebihan dalam tasyayyu'. Akan tetapi
terdapat riwayat lain yang berlainan dengan itu. Ia
menampilkan 'Ali lebih tinggi daripada 'Utsman ibn 'Affan.
Menurut ibn Mu'in, Syarik pernah berkata: "Orang yang
menempatkan 'Ali lebih tinggi daripada Abu Bakar dan 'Umar
tidak memperoleh kebaikan sama sekali." Adz-Dzahabi pernah
mendengar bahwa Syarik berkata: "Seorang tidak akan
mendahulukan 'Ali daripada Abu Bakar, kecuali ia mengharap
sesuatu yang hina."
Dari pendapat ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa
Syarik adalah tsiqat dan adil. Ulama hadits tidak mencela
dia, kecuali daya hafalnya yang buruk itu. Dan ini terjadi
di akhir masa hidupnya, seperti diungkapkan oleh sebagian
ulama. Mengenai tuduhan bahwa ia sangat mengagungkan 'Ali
maka sudah saya kemukakan pendapat beberapa ulama bahwa
pengagungan Syarik kepada 'Ali tidak sampai ke tingkat
rafadh. Artinya, Syarik tidak menempatkan 'Ali lebih tinggi
derajatnya daripada Abu Bakar dan 'Umar. Hal ini tentu saja
tidak mengurangi kredibilitas Syarik, karena ia dikenal adil
dan tsiqat. Karena itulah, Imam Muslim dan Ashabus-Sunan
menerima riwayatnya.
Catatan kaki:
1 Mizan al-I'tidal 2/270;
Tahdzib at-Tahdzib, 4/333.
|