|
25. 'Khalid ibn Mukhallad
al-Qathwani1
Ibn Hajar berkata: "Para pemuka dan guru-guru imam
Bukhari meriwayatkan hadits dari Khalid. Imam Bukhari juga
meriwayatkan satu hadits darinya". Menurut al-Ajli, ia
tsiqat, tapi bertasyayyu'. Ibn Sa'ad berkata:
"ia seorang Syi'ah yang berlebih-lebihan."
Shalih ibn Jazarah berkata: "Khalid itu tsiqat, tapi ia
dituduh pemuja 'Ali yang ekstrim." Menurut Ahmad
Abu Dawud ia jujur, tapi bertasyayyu'. Abu Hatim
berkata: "Haditsnya bisa ditulis, tapi tidak dapat
dijadikan hujjah."
Ibn Hajar menanggapi pendapat-pendapat di atas. Katanya:
"Mengenai tasyayyu', sudah kukatakan sebelumnya
bahwa itu tidak membahayakan, apalagi jika ia tidak
mempromosikan bid'ahnya." Adapun hadits-haditsnya
yang munkar, telah diseleksi oleh Ahmad ibn Adi, lalu ia
menuturkannya secara sempurna. Dan hadits-hadits yang munkar
itu, bukan hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari.
Dari keterangan di atas jelaslah bahwa para ulama telah
sepakat akan kejujuran Khalid. Mereka memandang dia
bertasyayyu', tapi bukan rafadh, dan tidak
mempromosikan bid'ahnya. Karena itu tidak ada persoalan
untuk berhujjah dengan haditsnya. Ini menunjukkan kejujuran
ulama Sunni dan komitmen mereka terhadap metoda yang mereka
buat dalam penerimaan riwayat.
Catatan kaki:
1 Hadi as-Sari,
2/163.
|