|
15. Ja'far ibn Ziyad al-Ahmar
al-Kufi1
Menurut Ahmad, hadits Ja'far baik. Sekelompok orang
menyatakan, seperti dinukilkan dari ibn Mu'in, bahwa
Ja'far tsiqat. Tapi menurut Muhammad ibn 'Utsman
ibn Abi Syaibah dari Yahya, Ja'far seorang Syi'ah.
Al-Jauzjani berkata, Ja'far menyimpang jauh dari jalan
yang benar. Tapi Ya'qub ibn Abi Sufyan memandang
Ja'far orang tsiqat. Menurut Abu Zara'ah, ia
sangat jujur. Abu Dawud pun menilainya jujur, walaupun ia
seorang Syi'ah. Ibn Muhdi meriwayatkan hadits darinya.
Dan kata al-Nasa'i, "Tak ada cela pada, diri
Ja'far."
Dengan melihat pendapat-pendapat ulama diatas, tampak
nyata kesepakatan ulama mengenai kejujuran Ja'far. Ia
seorang Syi'ah, tetapi bukan Rafidhah. Ia
pembid'ah yang tidak kafir lantaran bid'ahnya. Ia
juga tidak mempromosikan bid'ahnya, juga tidak
menghalalkan cara berdusta demi bid'ahnya. Karena itu,
tak ada alasan untuk tidak menerima riwayatnya.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
2/92; Mizan a!-I'tidal, 2/407.
|