|
13. Jabir ibn Yazid ibn Harits al-Ju'fi
al-Kufi1
Ibn Mu'in menilai, Jabir itu pendusta. Di tempat
lain, dia menegaskan, hadits Jabir tidak dapat diterima.
"Demi Tuhan" katanya, "Jabir itu, pendusta
dan mempercayai ajaran tentang, raj'ah." Malahan,
Abu Hanifah bersaksi, "Tak seorang pun yang kukenal
sedusta Jabir al-Ju'fi. Setiap pendapat yang
kusampaikan kepadanya, selalu dia ubah." Diduga, ia
memiliki 3.000 hadits palsu.
Menurut" Imam Nasa'i, hadits Jabir matruk
(harus ditinggalkan, peny.). Karena ia bukan seorang tsiqat,
maka haditsnya tidak dapat diterima. Ibn 'Adi mengakui,
pada umumnya, tuduhan yang dilemparkan kepada Jabir, karena
ia mempercayai ajaran raj'ah. Jabir ibn 'Abdil
Hamid, misalnya, berkata begini, "Pantang: bagiku
meriwayatkan hadits dari Jabir, ia mempercayai rajah"
Abu Dawud berkata, tidak ada yang kuat pada hadits Jabir.
Walaupun ia meriwayatkan satu hadits tentang sujud sahwi
darinya, tetapi ini tidak berlawanan dengan pernyataannya
mengenal Jabir. Imam Syafi'i menceritakan bahwa Sufyan
ibn 'Uyainah berkata, "Aku mendengar ucapan Jabir,
lalu aku cepat-cepat (bersembunyi), takut kalau-kalau adzab
menimpa diriku." Abu al-Akhqas berkata pula, "Bila
aku berjalan bertemu Jabir, aku buru-buru mohon ampun kepada
Allah."
Al-Humaydi mengutip Sufyan mendengar seseorang bertanya
kepada Jabir tentang firman Allah Aku tidak akan ke luar
dari bumi ini (Mesir), sehingga ayahku memberikan izin (QS,
Yusuf 12:80).
Jabir menjawab, "Itu tidak ada.
ta'wilnya." Menurut Sufyan, tadi Jabir telah
berdusta, "Apa maksud kata-kata "Jabir yang tadi
itu?," tanya Humayd. Sufyan lalu menjelaskan, bahwa
orang: Rafidhah menganggap 'Ali berada di langit, yang
tak akan ke luar beserta para puteranya yang akan lahir
kembali, kecuali setelah, ada panggilan: "Keluarlah
kalian beserta si Anu, dari langit!" .
Inilah, kata Jabir, ta'wil dari firman Allah di
atas. Tentu, riwayat Jabir tidak dapat diterima, karena ia
mempercayai raj'ah, dan pendusta. Bahkan dia satu
kelompok dengan saudara-saudara Yusuf.
Yahya ibn Ya'ia mendengar Zaidah berkata, Jabir
al-Ju'fi: itu seorang Rafidhah. Ia memaki
sahabat-sahabat Nabi, Al-Humaydi mendengar seorang bertanya
kepada Sufyan: "Apakah engkau melihat orang-orang yang
menentang perkataan Jabir "Telah bercerita kepadaku
washynya para washy?" Sufyan menjawab: "Perkataan
itulah yang justru melemahkan Jabir."
Ibn Hibban menilai Jabir pengikut 'Abdullah ibn
saba'. Menurut Jabir, 'Ali akan kembali ke
dunia.
Begitu beberapa pendapat tentang Jabir al-Ju'fi.
Jika pembaca ingin mengetahui lebih banyak lagi, silahkan
membaca buku-buku tentang biografi perawi hadits. Dari
pendapat-pendapat yang ada, dapat disimpulkan bahwa Jabir
adalah orang Rafidhah, dan pendusta. Tapi anehnya, al-Musawi
justru memandang Jabir sebagai seorang salafi, dan pemuka
agama yang adil dan tsiqat.
'Abdurrahman ibn 'Abdullah al-Zar'i
melihat di Rijal al-Syi'ah fi Al-Mizan, al-Musawi
mengutip perkataan Jabir yang dikutip dari kitab al-Kafi,
jilid 1, h. 2,18: "Kudengar Abu Ja'far as berkata
bahwa barangsiapa menganggap dirinya telah mengumpulkan
al-Qur'an secara keseluruhan, seperti diturunkan Allah,
maka dia pasti berdusta. Sesungguhnya tidak ada orang yang
mengumpulkan dan menghafal al-Qur'an secara keseluruhan
seperti diturunkan Allah, kecuali 'Ali ibn Abi Thalib
dan para imam sesudahnya."
Dari sini jelas, Jabir seorang pemuka Rafidhah yang
meyakini ketidaklengkapan al-Qur'an. Kalau begitu,
bagaimana riwayatnya bisa dipandang shahih dan adil?
Jawabnya, tentu saja tidak, kecuali oleh orang yang sepaham
dan sealiran dengan dia.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
2/46; Mizan al-I'tidal, 1/379
|