|
9. Isma'il ibn Musa al-Fazari
al-Kufi1
Ibn Hatim, al-Nasa'i, dan ibn Hibban menyatakan,
isma'il itu tsiqat. Tetapi kata 'Adi, banyak ulama
menolaknya karena dia bersikap ekstrim dalam
bertasyayyu'. Al-Ajari menilainya jujur dalam
berhadits, walaupun ia penganut tasyayyu'.Dari
keterangan hadits di atas, jelaslah bahwa semua ulama
sepakat tentang kejuruan Isma'il. Sebagian menyatakan
ia tasyayyu', tetapi bukan rafadh, dan tidak ada orang
yang menyatakan ia pendusta, atau mengajak orang lain
mengikuti pahamnya. Dengan demikian, maka tak ada cela untuk
menerima riwayatnya.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
1/335.
|