|
Isma'il ibn Abdurrahman ibn Abi Karimah
al-Kufi1
Ia ahli tafsir dan dikenal dengan nama al-Sadi. Ia
dituduh penganut tasyayyu'. Namun ulama hadits, tidak
menolak riwayatnya, kecuali kalau ia mempromosikan
bid'ahnya, dan menghalalkan cara berdusta untuk
menguatkan pendapatnya. Namun al-Sadi tidak seperti itu.
Al-Jauzjani menyatakan, al-Sadi itu pembohong, suka memaki
para sahabat. Namun pernyataan ini tidak perlu ditanggapi,
sebab al-Jauzjani juga pembid'ah. Statement seorang
pembid'ah mengenai sesama pembid'ah tidak dapat
diterima.
Beberapa pendapat sudah saya kemukakan, baik yang
melemahkan as-Sadi maupun yang memandang dirinya tsiqat.
Karena itu, orang yang menerima riwayatnya, berarti memihak
pada pendapat ulama yang lebih moderat. Dan yang ini
jumlahnya lebih banyak. Di samping itu, penilaian bahwa
as-Sadi lemah tidak dikemukakan secara terinci.
Di dalam pembahasan tentang perawi-perawi yang tidak
dapat diterima riwayatnya, al-Hakim menegaskan bahwa ulama
yang memandang 'Abdurrahman ibn Muhdi bersifat adil,
lebih kuat dibanding ulama yang memandahg dia lemah, karena
ulama yang ke dua ini tidak memberikan penjelasan yang
kongkrit. Ibn Hibban memasukkan al-Sadi ke dalam daftar
perawi tsiqat. Menurut Abu Hatim, hadits al-Sadi dapat
diterima, meskipun tidak dapat dijadikan sebagai argumen.
Al-Nasa'i pernah menilai al-Sadi seorang yang baik.
Sedangkan ibn 'Adi menganggap al-Sadi seorang yang
lurus alias benar.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib,
1/313.
|