|
5. Isma'il ibn Khalifah al-Mala'i
al-Kufi Abu Isra'il 1
Isma'il memang seorang Syi'ah. Ia memaki
'Utsman. Namun, ia sangat jujur, bukan pembohong.
Karena itu, ulama hadits menerima riwayatnya. Sebab, menurut
sistem yang disepakati, riwayat pembid'ah dapat
diterima dengan catatan ia bukan orang Rafidhah, tidak
mempromosikan, bid'ahnya, dan tidak menghalalkan cara
berdusta uncuk menguatkan pendapat dan madzhabnya.
Isma'il ibn Khalifah tidak termasuk yang tadi itu.
Karenanya, penerimaan riwayatnya oleh ulama hadits harus
dipahami sebagai kejujuran dan konsistensi mereka, yang
tinggi, jauh dari pengaruh hawa nafsu.
Atsram menceritakan2
bahwa Ahmad menerima hadits Isma'il. Menurut ibn
Mu'in, Ishak ibn Mansur pernah menilai hadits
Isma'il sangat baik. 'Umar ibn 'Ali
menganggap Isma'il tidak termasuk pendusta. Abu
Zara'ah juga menyatakan Isma'il seorang jujur,
tetapi pendapatnya berlebihan. Abu Hatim menemukan hadits
Isma'il itu baik, dan orangnya peramah, memiliki
beberapa kesalahan yang menyebabkan haditsnya tidak dapat
dijadikan argumen. Namun, haditsnya bisa ditampung.
Catatan kaki:
1 Tahdzib at-Tahdzib, Ibn
Hajar, 1/293.
2 Tahdzib at-Tahdzib, Ibn
Hajar, 1/293, 294.
|