|
Isma'l ibn Abban al-Warraq al-Azdari
al-Kufi1
Isma'il salah seorang guru Imam Bukhari, walau ia tidak
banyak meriwayatkan hadits darinya. An-Nasa'i, Mathin,
Ibn'Mu'in, Hakim, Abu Ahmad, Ja'far ash-Shadigh dan ad-Dar
Quthni, semuanya menilai Isma'il seorang tsiqat. Aj-Jauzjani
berkata bahwa walaupun Isma'il menyimpang (dari kebenaran),
tetapi ia tidak berdusta dalam meriwayatkan hadits. Ibn 'Adi
berkata, "Sebagian besar orang Kufah adalah penganut
tasyayyu'."
Menurut pengamatan kami, aj-Jauzjani memusuhi 'Ali. Ia
kebalikan orang Syi'ah yang memusuhi 'Utsman. Padahal
yang-benar, ia justru menghargai dan menyukai mereka berdua.
Kita tidak perlu mendengarkan komentar pembid'ah terhadap
sesama pembid'ah.
Ibn 'Adi telah menjelaskan, tasyayyu' Isma'il berbentuk
sikap mengutamakan 'Ali daripada 'Utsman, bukan Abu Bakar
atau 'Umar. Aj-Jauzjani sendiri menyatakan Isma'il tidak
berdusta dalam berhadits --suatu sikap pembeda dari
pendusta-- dengan kesaksian dari lawannya sendiri. Karena
itu Imam Bukhari dan Muslim serta ulama hadits yang lain
menerima riwayat Isma'il
Catatan kaki:
1 Hadi as-Sari,
2/151.
|