Sunni yang Sunni
Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ah-nya al-Musawi

Mahmud az-Za'by

Sanggahan terhadap Dialog 62

Sesungguhnya ke 40 hadits yang dikemukakan al-Musawi itu, semuanya adalah hadits dha'if dan maudhu' berdasarkan kesepakatan para ahli hadits. Hadits-hadits tersebut adalah sebagian dari apa yang dibuat oleh Kaum Rafidhah sendiri untuk menguatkan madzhab mereka. Bukti-bukti yang menunjuk pada hal itu dapat dilihat dari beberapa segi:

  1. Hadits-hadits tersebut tidak memiliki sanad yang sahih. Kami menuntut para pengikut al-Musawi untuk membuktikan kesahihan sanad hadits-hadits tersebut, sebab mereka adalah orang-orang yang sangat tidak mengerti tentang isnad, bahkan sebodoh-bodohnya manusia dalam masalah ini.
  2. Hadits-hadits tersebut tidak dikenal oleh para ahli hadits. Mereka tidak meriwayatkannya dalam kitab-kitab mereka, baik kitab-kitab Sahih, Sunan maupun Musnad.
  3. Hadits-hadits itu bersumber dari seorang pendusta yang oleh al-Musawi dipandang sebagai orang yang jujur, lantaran dia masih seakidah dan semadzhab dengannya.

Al-Qummi (Muhammad ibn 'Ali ibn Husain ibn Musa ibn Babuwaih) adalah salah seorang pemuka kaum Rafidhah yang para ahli telah sepakat untuk menolak riwayat mereka. Sebab mereka adalah pembuat bid'ah yang mengkafirkan pelakunya. Mereka juga menghalalkan dusta untuk memperkuat madzhab mereka. Sebagaimana telah kami kemukakan pada bagian pertama buku ini. Lalu, bagaimana hadits-hadits itu bisa diterima, sedangkan mereka berasal dari riwayatnya.

Al-Qummi ini, termasuk keturunan kaum Rafidhah yang berada di Qumm (Iran). Mereka itulah yang memberi gelar kepada Abu Lulu' si orang Majusi --pembunuh 'Umar ibn al-Khaththab-- dengan gelar Baba Syuja' ad-Din. Mereka membuat hari raya untuknya yang diberi nama 'Id Baba Syuja' ad-Din. Hari raya itu adalah tanggal 7 Rabi'ul Awwal. Adapun orang pertama yang menyebut hari itu sebagai hari raya adalah Muhammad ibn Ishak ibn 'Abdullah ibn Sa'ad al-Qummi al-Akhwash, pemuka masyarakat Syi'ah Qummi. Hari itu disebut Yaum al-Akbar, Yaum al-Mufakhirah (Hari Kebanggaan), Yaum at-Tabjiil (Hari Gembira), Yaum az-Zakatu al-'Udzina (Hari Zakat Agung), Yaum al-Barakah (Hari Keberkahan), dan Yaum at-Tasliyah (Hari Penghiburan), (Muhhtashar at-Tuhfah, hal. 908-209).

Al-Qummi ini masih termasuk anak cucu asy-Syarif al-Qummi yang memihak pasukan Tartar dan membantu mereka ketika menyerbu dunia Islam. (Al-Bidayah wa an-Nihayah, 14/9).


Sunni yang Sunni -- Tinjauan Dialog Sunnah-Syi'ahnya al-Musawi oleh Mahmud az-Zaby
Diterjemahkan dari Al-Bayyinat, fi ar-Radd' ala Abatil al-Muraja'at
karangan Mahmud az-Za'bi, (t.p), (t.t). © Mahmud az-Za'bi.
Penerjemah: Ahmadi Thaha dan Ilyas Ismail
Penyunting: Ahsin Mohammad
Diterbitkan oleh Penerbit PUSTAKA
Jalan Ganesha 7, Tilp. 84186
Bandung, 40132
Cetakan I : 1410H-1989M

Indeks artikel kelompok ini | Disclaimer
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Dirancang oleh MEDIA, 1997-2001.
Hak cipta © dicadangkan.